Menghirup Keharuman Kebajikan

Jika bisa menjaga pikiran dengan baik, kita tidak akan berjalan menyimpang. Semerbak dan keharuman kebajikan dapat memenuhi setiap penjuru. Semerbak kebajikan dapat menggugah orang bagaikan angin yang dapat menggerakkan rumput. Saat angin berembus, rerumputan pun ikut bergoyang mengikuti arah angin.

Kita bisa melihat rerumputan atau tanaman padi yang belum tumbuh, ketika angin bertiup, seluruh rerumputan dan tanaman padi ikut bergerak sesuai arah embusan angin. Ia terlihat sangat indah. Sama halnya dengan dengan angin semerbak kebajikan. Saat angin berembus, semua bunga dan rerumputan akan bergerak mengikuti arah angin.

Begitu pula dengan pendidikan. Lihat tata krama yang kita tanamkan. Bagaimana kita membimbing anak-anak, demikianlah perilaku yang juga harus kita miliki. Tata krama seseorang menunjukkan prinsip yang dipegangnya. Inilah yang sering saya katakan. Tata krama adalah prinsip dasar dalam hidup kita. Inilah yang disebut angin yang menggerakkan rumput.

doc tzu chi

Di dalam lingkungan seperti apa kita menerima bimbingan, demikianlah perilaku yang kita miliki. Jadi, lingkungan pelatihan yang baik dapat mendukung kita untuk belajar. Dahulu saya pernah mengulas tentang tali rumput yang digunakan untuk mengikat ikan. Pada dasarnya rumput memiliki aroma harum. Namun, jika rumput dibuat menjadi tali untuk mengikat barang yang beraroma tidak sedap, maka setelah ikatan itu dilepas dan diletakkan di atas lantai, tali itu menjadi beraroma tidak sedap.

Apakah kalian masih mengingat kisah ini? Suatu ketika, Buddha bersama Ananda melewati sebuah pasar. Melihat sebuah tali rumput di lantai, Buddha berkata kepada Ananda, "Ananda, pungutlah tali itu." Ananda memungutnya dan berkata kepada Buddha, "Yang Dijunjung, tali rumput ini sangat beraroma tidak sedap." Sambil tersenyum, Buddha berkata, "Apakah engkau tahu mengapa tali ini beraroma tidak sedap?"

Ananda menjawab, "Di dalam pasar ini, aku melihat banyak orang berjualan. Tali ini adalah tali yang dibuang orang setelah dipakai untuk mengikat ikan." Buddha menjawab, "Benar, tali ini telah digunakan untuk mengikat ikan sehingga berbau tidak sedap. Begitu pula manusia yang jika berada di lingkungan yang buruk, lama-lama juga akan terpengaruh. Prinsipnya sama dengan tali ini. Mulanya tali tersebut sangat harum, tetapi karena dipakai untuk mengikat ikan, ia menjadi beraroma tidak sedap."

doc tzu chi

Buddha kembali melangkah dan melihat secarik kertas. Buddha kembali berkata kepada Ananda, "Ananda, pungutlah kertas itu." Setelah memungut kertas itu, Ananda datang ke hadapan Buddha dan berkata, "Yang Dijunjung, kertas ini sangat harum." Buddha menjawab, "Apakah engkau tahu mengapa kertas ini sangat harum? “Sepertinya bekas membungkus dupa,"kata Ananda. "Benar. Lingkungan berperan penting untuk membentuk karakter seseorang. Saat berada lama di tempat yang kotor, badan kita pun ikut tercemar. Saat berada di lingkungan yang wangi, aroma wanginya akan ikut menempel di tubuh kita."

Setelah kembali ke vihara, Buddha bercerita kepada murid-murid-Nya tentang dua hal yang baru Beliau temui di jalan. Rumput yang mulanya memiliki aroma harum dibuat menjadi tali. Lalu, tali itu digunakan untuk mengikat ikan sehingga menjadi beraroma tidak sedap. Ia berbeda dengan kertas yang mulanya berbau tidak sedap.

Orang zaman dahulu mencampurkan kotoran sapi dan rumput untuk membuat kertas. Kertas yang tadinya beraroma tidak sedap bisa menjadi wangi karena dipakai untuk membungkus dupa. Jadi, segala sesuatu di dunia tidak ada yang bersifat kekal, tetapi semua memiliki satu hakikat yang sederhana. Lingkungan sekitar bisa membentuk tabiat kita.

doc tzu chi

Ananda bertanya kepada Buddha, "Yang Dijunjung, adakalanya, saat berjalan memasuki taman yang terdapat banyak bunga, ketika angin berembus, aku dapat menghirup keharuman bunga. Yang Dijunjung, aku dapat mencium wangi bunga karena embusan angin. Aroma bunga yang wangi bertiup mengikuti angin. Aku tidak tahu apakah di dunia ini ada keharuman yang bisa melawan arus angin." Buddha menjawab, "Ada. Ia adalah keharuman kebajikan. Tak peduli dari arah mana angin berembus, kita dapat menghirup keharumannya. Ia adalah keharuman kebajikan."

Kita harus menerima jalan kebenaran yang Buddha tunjukkan. Jalan kebenaran dapat membersihkan batin kita dari ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Ini yang disebut keharuman kebajikan. Keharuman kebajikan dapat memenuhi segala penjuru, tak peduli dari arah mana angin berembus. Inilah ajaran yang baik. Selain diri sendiri dapat menerima ajaran baik, kita juga dapat menggunakannya untuk membimbing orang lain.

Jadi, semerbak dan keharuman kebajikan dapat menyebar ke seluruh penjuru. Ini bergantung pada pelatihan batin kita. Adakalanya batin kita tidak menentu. Saat senang, kita bisa bertekad. Saat kondisi kurang baik, pikiran buruk muncul. Bukankah seperti itu? Jika demikian, kita harus berhati-hati.

Kita harus menyerap pendidikan yang penuh kebajikan ke dalam hati. Kemudian, kita dapat kembali berbagi segala yang kita pahami untuk membimbing sesama. Dengan semerbak dan keharuman kebajikan, kita dapat menyadarkan diri sendiri dan orang lain, dapat membimbing diri sendiri dan orang lain. Inilah yang disebut keharuman kebajikan.

Manusia sangat keras kepala karena memiliki noda batin, yakni ketamakan, kebencian, dan kebodohan serta berbagai tabiat yang buruk. Karena itu, manusia sangat sulit untuk dibimbing. Kita harus menggunakan berbagai cara untuk menasihati dan membimbing sesama.

Di dalam batin kita sendiri juga terdapat banyak tabiat buruk yang sulit dikikis. Jadi, untuk membimbing orang lain, terlebih dahulu kita harus mengubah tabiat sendiri. Setelah itu, kita baru bisa membantu orang lain mengubah tabiat buruk. Inilah pelatihan diri. Setelah melatih kebajikan, barulah kita memiliki kekuatan untuk membimbing orang lain.

Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -