Sanubari Teduh: Empat Landasan Noda Batin

Mengalami kelahiran kembali mengikuti 12 Mata Rantai Sebab Akibat. Akibat kegelapan batin tanpa awal, terhimpunlah landasan noda batin sebanyak pasir Sungai Gangga.

Saudara se-Dharma sekalian, sejak masa tanpa awal, kita semua memiliki hakikat kesadaran yang murni dan sama dengan Buddha. Hanya saja, karena sebersit kegelapan batin, kemelekatan berdiam di batin kita. Kita selalu berada dalam kemelekatan. Dengan adanya kemelekatan, kita menciptakan karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran. Inilah yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.

Kebijaksanaan hakiki kita pun tertutupi. Kegelapan batin membawa kekacauan. Karena itu, kita menciptakan karma lewat tubuh, ucapan dan pikiran. Terhadap Empat Kebenaran Mulia dan 12 Mata Rantai Sebab Akibat, kita tidak memahami dengan jelas. Empat Kebenaran Mulia dan 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah kunci dari misteri kelahiran dan kematian. Isi dari Empat Kebenaran Mulia  harus kita pahami.

Kehidupan penuh dengan penderitaan, penuh ketidakberdayaan dalam hidup ini.  Apa yang menyebabkan penderitaan ini? sebab apa yang terhimpun sehingga banyak orang terbelenggu dalam noda batin dan mengakibatkan banyak hal yang berujung pada berbagai bencana alam dan ulah manusia, ataupun berbagai masalah kehidupan pribadi?  Semua ini menganggu kita dan sangat mendesak. Apa sebab dari semua ini? kita harus merenungkannya dengan cermat. 

Jika tidak memahami sumber penderitaan, kita tidak akan tahu cara melenyapkan penderitaan. Berhubung kita tidak tahu semua ini, maka Buddha datang ke dunia untuk membuka sebuah jalan bagi kita agar kita tahu bahwa penderitaan datang karena sebab. Untuk melenyapkan sebab penderitaan ini, kita harus berlatih sesuai sang jalan. Inilah Empat Kebenaran Mulia. Namun, jika kita tidak bersungguh hati, akibat ketidaksungguhan ini, kitapun terus terjebak  dalam 12 Mata Rantai Sebab Akibat.

Mata rantai ini dimulai dari kegelapan batin. Sebersit kegelapan batin memicu dorongan karma, lalu menimbulkan kesadaran, nama dan rupa, dan seterusny ahingga membentuk 12 mata rantai.  Kesadaran kita terus berlanjut sehingga kita terus berada di dalam 12 mata rantai ini.

doc tzu chi

Kesadaran gudang dari kehidupan lampau adalah satu-satunya yang kita bawa. Kesadaran  kedelapan ini berisi benih perbuatan kita di masa lampau yang telah terakumulasi dan terbawa dalam kehidupan sekarang mengikuti berbagai jalinan jodoh.

Empat Landasan Noda Batin :

1.   Landasan pandangan

2.   Landasan keinginan pada nafsu

3.   Landasan keinginan pada rupa

4.   Landasan keinginan pada keberadaan

Saya sering berkata bahwa kita sering risau terhadap empat fase alamiah. Kita mengenal fase pembentukan, kelangsungan, kerusakan dan kehancuran. Di alam semesta ini, tubuh kita juga mengalami lahir, tua sakit dan mati. Inilah empat fase dalam tubuh kita.

Ada pula empat fase dalam pikiran, yaitu timbul, berlangsung, berubah dan lenyap. Semua perubahan ini terjadi dengan sangat halus.

Empat Fase Fenomena

Materi: Terbentuk, berlangsung, rusak, hancur

Kehidupan : Lahir, tua, sakit, mati

Pikiran: Timbul, berlangsung, berubah, lenyap

Saudara sekalian, pikiran memiliki fase timbul, berlangsung, berubah dan lenyap. Kita hendaknya kembali pada hakikat sejati. Kita harus menyadari bahwa kita telah memiliki noda dan kegelapan batin. Jika kita tahu cara untuk meneguhkan tekad dan memantapkan hati kita untuk kembali pada kesadaran hakiki yang murni, maka alangkah baiknya.

Namun manusia cenderung mengikuti arus. Arus noda batin adalah arus yang keruh. Manusia cenderung mengikuti kekeruhan ini. Itulah sebabnya kita menderita.

Saudara sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus memiliki keyakinan. Buddha datang ke dunia dan melihat berbagai penderitaan. Karena itu, beliau mencari cara untuk menemukan sebab penderitaan. Beliau telah menemukan bahwa berbagai akumulasi noda batin membawa penderitaan.

Berhubung noda batin ini adalah hasil akumulasi,  maka ia pasti dapat dilenyapkan dan berhubung noda batin ini adalah hasil akumulasi pasti dapat dikikis. Untuk itu dibutuhkan cara, yaitu berlatih sesuai sang jalan. Karena itu, Buddha menunjukkan jalan di dunia ini. Beliau adalah penemu dan pembabar sang jalan, juga merupakan penempuh sang jalan. Kita harus meyakini Dharma yang dibabarkan oleh Buddha. Jadi, kita harus selalu bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Empat Landasan Noda Batin

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -