Sanubari Teduh: Lima Agregat Bagaikan Pencuri


Saudara se-Dharma sekalian, kita harus selalu membangkitkan rasa hormat. Demi semua makhluk, Buddha membangkitkan cinta kasih untuk berbagi jalan menuju kesadaran. Karena itu, kita harus menerima ajaran Beliau dengan hati yang tulus dan berlindung secara fisik dan batin. Inilah yang harus dilakukan oleh setiap umat Buddha.

Berlindung berarti beralih dari kekeliruan menuju kecemerlangan. Semua makhluk awam pernah melakukan kekeliruan. Kekeliruan bersumber dari kegelapan batin. Kini setelah berkesempatan untuk  memasuki pintu Buddha, kita harus senantiasa berinstropeksi atas kegelapan batin di masa lalu dan berjalan menuju kecemerlangan masa kini.

Buddha selalu berkontribusi bagi semua makhluk. Karena itu kita sebagai murid Buddha hendaknya mendalami ajaran Buddha dan membantu sesama. Kita juga harus berkontribusi bagi semua makhluk. Berhubung sulit untuk membimbing manusia yang keras kepala, kita harus membangkitkan cinta kasih agung.

Dalam meneladani Buddha, kita harus membina cinta kasih agung.  Setelah mengetahui suatu ajaran, kita harus   segera membabarkannya agar lebih banyak orang mengetahui kebaikan ajaran Buddha. Setelah mendengar dan menerima ajaran Buddha, kita harus sering lebih berbagi dengan orang lain. Inilah yang disebut saling mewariskan ajaran Buddha. 

Kita harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus. Waktu cepat berlalu, kehidupan tidak kekal. Adakala empat unsur tidak selaras tanpa dapat dikendalikan. Sebagai murid Buddha, bukan hanya harus meningkatkan kewaspadaan diri, tetapi juga dapat membimbing orang lain.

doc tzu chi

Kita juga harus paham bahwa Lima Agregat bagaikan pencuri. Kita semua tahu bahwa lima Agregat meliputi rupa, perasaan, persepsi, dorongan karma dan kesadaran. Lima Agregat ini bagaikan pencuri dalam hidup kita. Contohnya rupa. Adakalanya kita terbuai oleh rupa di luar. Selain godaan rupa, adakalanya tubuh kita juga terbuai oleh kenikmatan duniawi dan perhiasan lainnya.

Demi mengejar kenikmatan duniawi, manusia banyak menciptakan karma buruk dan hidup bermalas-malasan. Karena takut lelah, praktisi berpikir untuk menikmati kenyamanan dan bermalas-malasan sehingga membiarkan waktu berlalu sia-sia. Inilah Agregat Rupa.

Rupa dan tubuh ini  menyebabkan timbulnya banyak noda batin. Umat perumah tangga dan orang yang tidak melatih diri juga tak hentinya mengejar kenikmatan duniawi. Perasaan juga membuat manusia bersikap perhitungan. Manusia tidak pernah menyadari bahwa perasaan telah mendorong mereka menciptakan banyak karma ringan dan banyak melakukan kekeliruan kecil. Akumulasi kekeliruan ringan akan menjadi banyak.

Jadi, tabiat buruk yang tidak diubah akan menjadi salah satu pencuri. Baik umat perumah tangga maupun praktisi, semuanya memiliki tabiat buruk kecil yang membuat mereka mudah melakukan kekeliruan. Kalian mungkin berpikir itu tidak ada salahnya. Jika tabiat buruk kecil tidak diubah, maka akan menjadi kesalahan besar. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sangat berhati-hati.

Tabiat buruk kecil yang sulit diubah dapat menimbulkan dorongan karma. Dorongan karma sangat halus berproses di dalam tubuh, dalam tabiat buruk kita, dan segala kondisi luar. Semua itu termasuk di dalam dorongan karma. Rupa, perasaan, persepsi dan dorongan karma, semuanya berpulang kepada kesadaran. Jadi, apa yang diciptakan oleh kesadaran kita? Semua hasil perbuatan kita akan tersimpan di dalam kesadaran. Dengan membawa kesadaran ini, kita terlahir di kehidupan mendatang.

Segala sesuatu tak dapat dibawa serta, hanya karma yang terus mengikuti. Semua perbuatan kita yang didorong Lima Agregat   akan tersimpan di dalam kesadaran. Kita harus bertanggung jawab atasnya. Begitu bertanggung jawab, maka tiada habisnya. Kita tidak bisa menghindar dari tanggung jawab kita baik di dunia maupun di akhirat. Mungkin kita dapat menghindari tanggung jawab di dunia ini.

Akan tetapi semakin lama, karma buruk yang terakumulasi pun semakin banyak. Berhubung sudah terlahir dengan borok, maka kita harus segera mengobatinya. Jika lukanya bernanah, maka kita harus segera menjalankan operasi untuk mengeluarkan nanah dan melakukan sterilisasi. Jika kita berusaha menutupinya, maka semakin lama ia akan semakin membusuk dan berbau tidak sedap. Akibatnya, boroknya akan semakin besar. Setelah melakukan suatu kesalahan, jika kita tidak mengatakannya, tidak bertobat dan tidak mengubah tabiat buruk, maka kekeliruan kecil pun bisa menjadi kesalahan besar.

Saat terluka, kita harus segera mengobati diri. Jadi, jika melakukan kesalahan, kita harus segera bertobat dan mengubah tabiat buruk. Setelah bertobat, janganlah kita mengulangi kesalahan yang sama. Jika tidak, maka tabiat buruk dan kesalahan kecil kita akan semakin lama semakin besar.

Manusia yang belum mencapai kesucian tidak mungkin terbebas dari kesalahan. Mampu memperbaiki diri setelah menyadari kesalahan merupakan sebuah kebajikan besar. Bertobat berarti memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan. Jika tidak bertobat, kekeliruan kecil akan mudah terpupuk menjadi kesalahan besar.

Saudara sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus tahu untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan menyadari ketidakkekalan hidup. Karena waktu terus berlalu tanpa henti.  Jika salah satu unsur di dalam tubuh tidak selaras, maka penderitaan kita akan tak terkira. Kita juga harus sentiasa waspada terhadap Lima Agregat yang terus bagai pencuri.

Segala perbuatan kita sungguh mendatangkan konsekuensi yang sangat besar. Kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan dan menjaga pikiran dengan baik. Kita harus lebih bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan

Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -