Sanubari Teduh: Lima Bagian Tubuh Dharma

Kini kita akan membahas lima bagian tubuh Dharma. Di dalam Sutra Makna Tanpa Batas diuraikan tentang sila, samadhi, kebijaksanaan, pembebasan, dan pengetahuan tentang pembebasan. Ini disebut lima bagian tubuh Dharma. Mengapa lima hal ini disebut lima bagian tubuh Dharma?

Kita harus bersungguh hati. Lima hal ini adalah pahala. Jika lima pahala ini sempurna, berarti kita mencapai kebuddhaan. Ini sangat penting. Jadi kita harus sungguh-sungguh memahaminya.

Lima hal ini sangat penting bagi kita sebagai praktisi. Sila, samadhi, kebijaksanaan, pembebasan, dan pengetahuan tentang pembebasan adalah faktor-faktor dalam tubuh Buddha. Juga disebut lima bagian tubuh Dharma. Lima tubuh Dharma yang kita bahas saat ini berkaitan erat dengan kondisi kebuddhaan.

Mengenai sila pada diri seorang Buddha, dikatakan bahwa tubuh, ucapan dan pikiran Buddha telah bebas dari segala kesalahan. Inilah seorang Buddha. Beliau sudah terbebas dari segala kesalahan. Beliau tidak memiliki kesalahan apapun.

Buddha sudah tidak memiliki kesalahan dan tidak melakukan kesalahan. Buddha telah berhasil mencapai tahap ini, sama sekali tiada kesalahan. Beliau bisa  bebas dari kesalahan karena tubuh dan batin-Nya sudah suci. Beliau telah menyempurnakan tubuh Dharma sila dan telah melampaui seluruh keduniawian.

Inilah Buddha, Yang Maha Sadar di Alam Semesta. Beliau mencapai kesadaran tertinggi karena telah memurnikan sila. Tubuh Dharma sila-Nya sangat murni.

doc tzu chi

Yang kedua adalah Samadhi. Batin Buddha sangatlah hening dan bebas dari segala pikiran keliru. Ini disebut tubuh Dharma Samadhi. Batin Buddha sudah mencapai keheningan sejati dan telah bebas dari segala pikiran keliru.  Batin-Nya hening dan jernih, tekad-Nya luas dan luhur. Inilah kondisi batin Buddha.

Jadi, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita berharap mencapai kondisi batin ini. Bukan hanya memiliki tekad yang luas dan luhur, tetapi juga teguh tak tergoyahkan dalam masa tak terhingga. Inilah tubuh Dharma Samadhi dari Buddha.

Berikutnya yang ketiga adalah tubuh Dharma kebijaksanaan. Kebijaksanaan Buddha sungguh sempurna dan mampu mengamati hakikat seluruh Dharma. Ini disebut tubuh Dharma kebijaksanaan.  Ini adalah kebijaksanaan akar.

Kita sering membahas kebijaksanaan. Mengenai kebijaksanaan akar, kita juga pernah membahasnya. Kita harus yakin yaitu yakin terhadap akar. Sama halnya sebagai makhluk awam, saat mulai meyakini Buddha, kita harus memulainya dari keyakinan pada akar. Dari sini tentu kita bisa melihat betapa pentingnya keyakinan pada akar. Ini adalah titik awal, yang berujung pada kebijaksanaan akar.

Kebijaksanaan akar ini murni tanpa noda dan sangat cemerlang. Inilah yang disebut kebijaksanaan akar. Ini adalah kebijaksanaan Buddha. Kebijaksanaan Buddha sungguh sempurna. Karena itu dengan pencerahan-Nya, Buddha mampu menembus hakikat segala Dharma.

Yang keempat adalah pembebasan. Sila, Samadhi dan kebijaksanaan yang tadi dibahas  harus dimiliki setiap orang. Ketiganya bagaikan segel bagi kita sebagai praktisi. Sila, Samadhi dan kebijaksanaan tak boleh kurang untuk membuktikan kita sebagai praktisi. Jadi ketiganya sangat penting.

Yang berikutnya tentu lebih penting. Berikutnya adalah pembebasan. Tujuan melatih diri adalah pembebasan. Buddha sudah mencapai tubuh Dharma pembebasan. Tubuh Dharma pembebasan ini adalah batin dan tubuh Tathagata. 

Batin dan tubuh Tathagata sudah bebas. Bebas dari segala belenggu. Disebut tubuh Dharma Pembebasan, juga disebut kondisi Nirvana. Inilah yang disebut tubuh Dharma pembebasan. Buddha telah mencapai kondisi batin yang tenang, damai, dan bebas dari rintangan.

Yang kelima adalah pengetahuan tentang pembebasan. Yang sebelumnya adalah pembebasan, kini yang kita bahas adalah pengetahuan tentang pembebasan. Artinya, tahu bahwa diri ini sudah benar-benar terbebas. Diri sendiri tahu, orang lain dapat melihatnya. Kita sendiri sudah tahu. Bukan hanya  kita yang tahu kita sudah mencapai kondisi batin yang murni dan bebas, semua makhluk juga menaruh rasa hormat.

Lebih jauh dari itu, dengan pengetahuan tentang pembebasan, berarti kita mencapai kebijaksanaan lanjutan. Apakah yang disebut kebijaksanaan lanjutan? Yaitu kebijaksanaan tertinggi yang didapat dari proses pelatihan diri. Kita mulai berlatih diri dari titik awal. Dengan arah yang benar, kita terus melangkah maju hingga akhirnya mencapai tujuan, yaitu kebuddhaan.

Pencapaian akhir itulah yang disebut kebijaksanaan lanjutan. Kita tahu bahwa kita memiliki tujuan itu. Namun, sebelumnya kita harus menyempurnakan sila, samadhi, kebijaksanaan, dan pembebasan. Setelah kita mencapai kemurnian tubuh dan batin dan mencapai tujuan tertinggi, inilah yang disebut kebijaksanaan lanjutan, yaitu tujuan akhir yang telah kita capai.

Inilah proses perjalanan batin yang harus kita lalui dalam mempelajari ajaran Buddha. Dengan mencapai kebijaksanaan lanjutan, berarti lima bagian tubuh Dharma kita sudah sempurna. Untuk mencapai kesempurnaan ini, kita harus merealisasikan lima bagian tubuh Dharma tanpa kesalahan sedikitpun. Dengan begitu barulah pencapaian kita sempurna.

Jadi, lima bagian tubuh Dharma direalisasikan berurutan, mulai dari sila melahirkan Samadhi, Samadhi melahirkan kebijaksanaan, dengan kebijaksanaan memperoleh pembebasan, dengan pembebasan menyatu dengan kebijaksanaan lanjutan. Jadi kebijaksanaan lanjutan ini harus disempurnakan lewat pengalaman. Kita harus melewati semua proses ini hingga mencapai kesempurnaan akhir.

Saudara sekalian, mempelajari ajaran Buddha tidaklah sulit, asalkan kita dapat menjaga tekad dan menyebarkan Dharma, jalan ini sangatlah lapang. Dalam pembelajaran ini, memang banyak istilah yang kita bahas, tetapi sesungguhnya, kita harus mulai dari menjaga sila. Ini harus meresap ke dalam hati kita dan kita wujudkan dalam praktik nyata. Jadi, senantiasalah bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Lima Bagian Tubuh Dharma.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya

Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -