Sanubari Teduh: Menyucikan Noda Batin, Bebas Dari Keluh Kesah Dan Kerisauan

Saudara se-Dharma sekalian, dalam mendalami ajaran Buddha, kita harus menaati sila. Tubuh menaati sila dan tidak berbuat kesalahan, melakukan kebajikan dan bersumbangsih maksimal; mulut bertutur kata baik demi menjalin jodoh baik dan membimbing orang ke jalan yang benar; pikiran murni dan menghormati ajaran Buddha, membersihkan noda batin, bebas dari keluh kesah dan kerisauan. Beberapa kalimat ini bertujuan untuk menyemangati orang-orang. Jadi, kita harus menaati sila.

Sila berfungsi untuk meghindarkan kita dari perbuatan buruk dan mendorong kita untuk berbuat baik. Kita harus bisa memilih melakukan perbuatan baik dan dapat membedakan mana yang benar dan salah. Selama sesuatu itu baik, kita harus berusaha dengan segenap hati dan tenaga untuk melakukannya.

Kita juga harus berhati-hati dalam berbicara. Janganlah kita berbicara sembarangan. Sungguh, ucapan sangatlah penting. Sepatah kata dapat menjalin jodoh baik dengan orang lain dan juga dapat membimbing sesama untuk berjalan ke arah yang benar. Jadi, kita harus sangat bersungguh hati dalam berbicara.

Selain itu pikiran kita juga harus sangat murni. Kita harus senantiasa menghormati ajaran Buddha. Kita harus sepenuh hati menerima ajaran Buddha. Dengan demikian kita tidak akan berkeluh kesah. Apapun kondisi luar yang dihadapi, janganlah kita berkeluh kesah. Karena itu kita sering berkata bahwa kita harus memiliki cinta kasih tanpa penyesalan dan welas asih tanpa keluh kesah. Dengan demikian baru kita dapat terbebas dari noda batin dan tidak terpaku pada masa lalu.

doc tzu chi

Segala yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Janganlah kita menyimpan noda batin di dalam hati. Dua jenis pikiran yang harus selalu diingat dan direnungkan:

Pertama, senantiasa merenungkan bahwa kehidupan jasmani ini sulit dipertahankan. Begitu ia rusak dan terurai, entah kapan tubuh ini bisa didapat kembali.

Kedua, senantiasa merenungkan bahwa dalam hidup ini, sulit untuk bertemu ajaran Buddha, tetapi diri ini tidak menyebarkan ajaran Buddha ataupun berada dalam ajaran baik untuk menyucikan tubuh, ucapan, dan pikiran.

Penggalan kata ini mengingatkan kepada kita bahwa tubuh kita ini didapat dengan tidak mudah. Dikatakan, “Beruntung hidup di masa  ajaran Buddha masih ada, merasa malu karena tidak memahami meski mendengar, dan tidak merealisasi meski sudah berlatih.

Sebagai seorang praktisi, hati dan perbuatan kita haruslah murni. Jadi, sila dapat mencegah kesalahan. Kita harus menaati sila. Setelah memperbaiki diri dan bertobat, kita harus menaati sila dan tidak mengulangi kesalahan. Dengan begitu, secara alami kita akan berbuat baik dan mengubah kebiasaan buruk.

Apapun kesalahan yang pernah diperbuat, setelah bertobat secara terbuka, kita harus mulai menjalankan sila. Segala yang kita lakukan harus mengandung kebaikan. Kita harus bersumbangsih semaksimal mungkin. Kita harus menjaga ucapan. Kita harus bertutur kata baik dan menjalin jodoh baik  agar dapat membimbing orang-orang menuju jalan yang benar.

Untuk menyebarkan ajaran Buddha, kita harus bertutur kata baik dan membimbing orang-orang ke jalan yang benar. Jadi, saya berharap semua orang dapat senantiasa mengingat Dharma di dalam hati, mendengar, merenungkan, dan mempraktikkannya. Kita harus mencapai kemurnian luar dalam. Untuk itu, senantiasalah bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Menyucikan Noda Batin, Bebas Dari Keluh Kesah Dan Kerisauan

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -