Sanubari Teduh: Tujuh Faktor Pencerahan

37 Faktor Pencerahan :

Empat Landasan Perenungan, Empat Usaha Benar, Empat Landasan Kekuatan Batin, Lima Akar, Lima Kekuatan, Tujuh Faktor Pencerahan, dan Delapan Ruas Jalan Mulia.

Saudara se-Dharma sekalian, Buddha berarti Yang Sadar. Kita mempelajari ajaran Buddha dengan tujuan untuk menjadi tercerahkan. Jadi, jika kesadaran kita bertambah sedikit, maka kesesatan juga akan berkurang sedikit. Dengan begitu kita memperoleh kedamaian dan berada dalam sukacita. Inilah yang ingin kita capai.

Ketika bertambah sedikit kesadaran, berkuranglah sedikit kesesatan. Jika kita dapat mengurangi noda batin, bukankah kita akan memperoleh kedamaian? Jika dapat senantiasa berada dalam kedamaian, itulah sukacita dalam kesadaran. Kondisi inilah yang dituju praktisi Buddhis.

Sebelumnya kita sudah membahas lima akar dan lima kekuatan. Akar harus tertanam dalam, barulah kekuatan bisa bertambah besar. Jika kita kekurangan akar dan kekuatan keyakinan, maka dalam mempelajari ajaran Buddha, kita tidak dapat berjalan jauh.  Jadi, akar dan kekuatan kita harus besar. Seperti seseorang yang berjalan kaki, otot dan tenaga kakinya harus kuat, barulah dia dapat berjalan jauh.

Ada berbagai metode yang harus kita pahami di arah yang benar ini agar kita dapat berjalan jauh dan tidak menyimpang. Ini sudah pernah kita bahas sebelumnya. Ini adalah cara untuk membantu kita mendalami ajaran Buddha dan berjalan di Jalan Bodhisatwa. Jadi, kita harus menekuni dan meyakininya. Kini kita akan membahas tujuh faktor pencerahan.

Tujuh Faktor Pencerahan:

1. Faktor Penilikan

2. Faktor Semangat

3. Faktor Sukacita

4. Faktor Pengikisan

5. Faktor Pelepasan

6. Faktor Samadhi

7. Faktor Perhatian

Tujuh faktor berarti ada tujuh jenis. Faktor atau cabang di sini merujuk kepada bagian demi bagian, keseluruhannya berjumlah tujuh. Semua ini membantu agar tekad kita semakin teguh. Jika akar dan kekuatan kita cukup, barulah kita dapat tercerahkan dan tidak akan tersesatkan. Jadi ada tujuh faktor yang dapat membantu kita di arah yang benar ini.

Yang pertama dari tujuh faktor pencerahan adalah Faktor Penilikan, mampu menilai Dharma yang benar dan palsu. Sebelumnya sudah ada banyak contoh yang membuat kita dapat membedakan mana yang benar mana yang palsu, bahkan juga membuat kita tahu arah yang benar dan yang sesat. Ini membuat kita tahu apakah pelatihan diri kita berada di jalan benar atau jalan sesat. Kita harus memilih yang benar bukan yang palsu. Inilah disebut faktor penilikan ajaran.

doc tzu chi indonesia

Yang kedua, dari tujuh faktor pencerahan adalah Faktor Semangat, melatih segala metode Dharma tanpa tercemar. Artinya, dalam melatih segala metode Dharma, kita harus penuh semangat. Berhubung sudah memilih jalan yang benar, tidak menyimpang dan tidak palsu, maka kita tidak boleh berjalan di tempat. Kita harus melangkah maju sesuai arah ini.

Kita semua tahu bahwa seiring berlalunya hari, usia kehidupan berkurang. Kehidupan kemarin bukanlah kehidupan hari ini. Dibanding kehidupan kemaren, kehidupan hari ini sudah berkurang satu hari. Berapa lama sisa waktu kehidupan kita, tiada orang yang tahu. Berhubung kita telah memilih Dharma yang benar,  kita harus tekun dan bersemangat. Janganlah menyia-nyiakan waktu. Inilah yang disebut Faktor semangat.

Yang ketiga dari tujuh faktor pencerahan adalah Faktor Sukacita, yaitu menyadari dan menyatu dengan Dharma sejati sehingga memperoleh sukacita. Kita sering membahas sukacita dalam Dharma dan kebahagiaan meditasi. Sukacita merupakan nutrisi bagi tubuh kita, juga merupakan nutisi bagi pelatihan diri kita. Nutrisi batin ini dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan sehingga jiwa kebijaksanaan kita bertumbuh. Jika kita dapat selalu berada dalam kedamaian, maka jiwa kebijaksanaan kita akan sehat dan berada dalam sukacita Dharma. Dengan begitu jiwa kebijaksanaan kita bertumbuh.

Segala sesuatu dalam hidup mengandung Dharma. Jadi, kita harus mempelajari dan menjalankan Dharma di saat ini juga. Dharma ada di tengah kehidupan kita. Inilah yang disebut menyadari Dharma Sejati. Dharma dan batin kita tidak terpisahkan.  Dengan begitu kita memperoleh kebahagiaan dan penuh sukacita. Inilah sukacita Dharma dan kebahagiaan meditasi.

Yang Keempat dari tujuh faktor pencerahan adalah Faktor Pengikisan, yaitu mengikis segala noda batin pandangan. Mengikis berarti melenyapkan. Artinya kita harus melenyapkan noda batin. Untuk senantiasa merasakan sukacita Dharma, kita harus melenyapkan segala noda batin pandangan. Berbagai pandangan tentang diri, individu, makhluk, dan lain-lain ini membuat batin kita memiliki diskriminasi. Dengan adanya pandangan diskriminasi ini, sungguh dapat mengacaukan batin kita. Jadi, untuk dapat mencapai kesadaran, kita harus terlebih dahulu mengikisnya. Karena itu disebut faktor pengikisan.

Yang Kelima dari tujuh faktor pencerahan adalah Faktor Pelepasan, melepas segala kemelekatan pada pandangan. Buddha memberitahu tentang delapan penderitaan. Selain lahir, tua, sakit dan mati masih ada derita akibat berpisah dengan yang dikasihi, berkumpul dengan yang dibenci, tidak tercapainya keinginan dan sebagainya. Saat kita bertemu dengan penderitaan itu, kita juga tidak perlu melekatinya. Yang berlalu biarlah berlalu. Jika tidak, kita akan terbelenggu kemelekatan. Jika kita tidak mampu melepas dan tidak menyimpannya di dalam hati, maka hati kita  akan dipenuhi kedamaian dan bebas dari beban.

Yang Keenam dari tujuh faktor pencerahan adalah Faktor Samadhi, menyadari keteguhan pikiran atau samadhi yang telah dibangkitkan. Batin kita harus damai dan teguh. Samadhi berarti pikiran kita tidak goyah. Jika batin kita tidak goyah dalam jalan benar yang telah kita pilih, maka bagaimana pun kondisi di luar, batin kita tidak akan terpengaruh. Tanpa Samadhi, kita tak akan mencapai kesadaran.

Yang Ketujuh dari tujuh faktor pencerahan adalah Faktor Perhatian, yaitu mengingat segala metode Dharma yang dikembangkan. Pikiran harus selalu berada dalam keheningan. Batin yang hening dan jernih, inilah landasan pelatihan diri. Dengan batin yang hening dan jernih, barulah tekad bisa luas dan luhur dan teguh tak tergoyahkan dalam masa tak terhingga. Inilah jalan pelatihan diri kita.

Jadi, setelah melihat penderitaan orang lain, kita harus menyadari berkah. Setelah melihat penderitaan kita harus sadar. Jadi dalam membina tujuh faktor pencerahan, kita harus bersungguh hati.  Faktor penilikan, faktor semangat, faktor sukacita, faktor pengikisan, faktor pelepasan, faktor samadhi, faktor perhatian disebut tujuh faktor pencerahan. Kita semua harus saling belajar. Senantiasalah bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Tujuh Faktor Pencerahan.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -