“Dharma Seindah Pelangi”

Jurnalis : Harianto Achmat (He Qi Pusat), Fotografer : Ciu Yen, Hansen Hioe (He Qi Pusat)
 
 

foto
Sabtu, 25 Mei 2013. Meskipun diguyur hujan cukup lebat, namun insan Tzu Chi tetap dapat bersatu hati.

"Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya."
(Master Cheng Yen)

Awan gelap menutupi langit kota Jakarta sejak pagi hari itu, rasa cemas pun menghampiri pikiran kami seakan-akan ingin mematahkan semangat kami untuk menyukseskan acara sore itu. Sabtu, 25 Mei 2013 pukul 15.00 WIB, saya beserta beberapa relawan lainnya berangkat menuju ke lokasi kegiatan Ai Sa (Menebar Cinta Kasih). Kegiatan kali ini di usung oleh komunitas dari He Qi Pusat. Kegiatan ini sendiri akan dibagi menjadi 2 sesi  yang akan berlangsung di lokasi yang sama yaitu di Kantor RW 12 Kel. Sunter Agung, Jl.Paradise III, Perumahan Sunter Paradise 1. Acara ini diadakan untuk memperkenalkan lebih dekat visi dan misi dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kepada warga perumahan tersebut. Pukul 16.00 WIB kami pun tiba di lokasi kegiatan. Pengaruh iklim global yang  tidak lagi seimbang, membuat kondisi cuaca dapat berubah-ubah setiap saatnya. Seperti halnya dengan cuaca sore itu, titik-titik hujan mulai berjatuhan seolah ingin menghentikan segala aktivitas kami. Hujan dengan intensitas cukup tinggi disertai dengan angin yang bertiup kencang membuat tenda yang kami dirikan seolah tak sanggup menahan terjangan hujan dan angin kencang sore itu. Kejadian itu masih terekam jelas dalam ingatan kami.

Perubahan selalu datang di kehidupan ini, seperti halnya kondisi alam yang  tidak bisa diprediksi. Kejadian tersebut menjadi ujian yang sarat akan hikmah. Di sinilah keteguhan hati dan semangat kami diuji. Dengan sigap, insan Tzu Chi dengan peralatan seadanya langsung berlarian tanpa memedulikan derasnya hujan yang turun, saling bekerjasama dan saling bergotong royong meskipun tubuh kami dibasahi oleh hujan. “Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini”,Kata Perenungan Master Cheng Yen inilah yang tebersit di pikiran saya saat itu. Angin kencang membuat salah satu kaki tenda sempat tersangkut di salah satu pohon yang ada di taman tersebut. Usaha kami untuk menarik tenda itu cukup sulit. Namun, setelah sekitar 15 menit kami semua berusaha bersama-sama akhirnya kami berhasil mendirikan kembali tenda tersebut di posisi semula. Walaupun basah kuyup, perasaan kami semua penuh dengan sukacita saat itu, rasa kebersamaan dan ke keluargaan diantara kami mengalir deras seperti derasnya hujan sore itu.

foto  foto

Keterangan :

  • Waktu mendekati pukul 17.00 WIB, perlahan-lahan hujan mulai reda. Kami pun segera berkumpul di tengah lapangan membentuk barisan rapi dengan hati yang tulus memanjatkan doa bersama (kiri).
  • Insan Tzu Chi bergegas membersihkan sisa-sisa air hujan yang ada di atas meja dan kursi (kanan).

Waktu mendekati pukul 17.00 WIB, perlahan-lahan hujan mulai reda. Kami pun segera berkumpul di tengah lapangan membentuk barisan rapi dengan hati yang tulus memanjatkan doa bersama. Berharap kondisi cuaca dapat mendukung kegiatan kami. Genangan air dari sisa-sisa hujan masih terlihat di taman tersebut, sekali lagi saya melihat kesatuan hati para insan Tzu Chi. Bersama-sama kami kami pun mulai membersihkan sisa-sisa air hujan yang ada di atas meja dan kursi. Terlihat setiap insan Tzu Chi kembali bersemangat untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan seolah-olah mendapatkan kembali harapan kami. Tak lupa beragam makanan vegetarian yang ada sudah mulai siap disajikan.

 Satu per satu para tamu undangan disambut dengan senyum ramah insan Tzu Chi yang mulai berdatangan memenuhi kursi yang telah tersedia. Acara hari ini tersusun rapi dari penayangan video sejarah awal berdirinya organisasi Yayasan Buddha Tzu Chi di Taiwan, sampai dengan napak tilas keberadaan Yayasan Buddha Tzu Chi di Indonesia. Tak lupa kami juga menampilkan lagu bahasa isyarat tangan (shou yu) kepada tamu undangan yang hadir sore itu, tampak keceriaan di raut wajah mereka. Acara juga diisi oleh sharing relawan yang sudah banyak berkarya di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Jejak langkah perjalanan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tak lepas dari perjalanan insan Tzu Chi itu sendiri. Dengan memanfaatkan sharing pengalaman dari insan Tzu Chi kami berharap dapat menyentuh kewelasasihan para tamu undangan yang hadir saat itu. Master Cheng Yen kerap kali berkata pada dasarnya sifat hakiki manusia adalah baik, hanya saja ia tertutupi oleh kekotoran batin, ibarat cermin yang tertutupi oleh debu. Semoga melalui kegiatan menebar cinta kasih kali ini kami dapat memberi inspirasi kepada lebih banyak orang  untuk dapat bersama-sama bersumbangsih bagi sesama tanpa pamrih. Karena, cinta kasih tidak akan berkurang jika disebarkan, sekecil apa pun kebaikan yang kita berikan, tidak akan mengurangi cinta kasih itu. Melainkan, akan terus berkembang.

foto  foto

Keterangan :

  • Pada kesempatan kali ini insan Tzu Chi juga berupaya untuk menggalang Bodhisatwa dunia (kiri).
  • Insan Tzu Chi mengajak para tamu undangan menikmati makan malam bersama sekaligus memperkenalkan makanan vegetarian (kanan).

Waktu terus berjalan dan malam pun menghampiri, kesempatan kali ini insan Tzu Chi juga mengajak para tamu undangan untuk menikmati santap malam bersama sekaligus memperkenalkan pola hidup bervegetarian. Total sekitar 100 orang tamu undangan yang datang selama 2 sesi tersebut, untuk melihat dan mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi  Indonesia. Kalau saya lihat, semua yang datang memang ingin tahu Tzu Chi itu apa, mungkin mereka tahu, tapi belum tahu jalannya,” ungkap Fennela Shijie yang menjadi salah satu koordinator acara ini. Even kali ini merupakan kali kedua diadakannya pengenalan budaya Tzu Chi di Perumahan Sunter Paradise 1. Tekad kami semua kali ini agar untuk ke depannya barisan relawan Tzu Chi untuk daerah Sunter khususnya bisa lebih berkembang lagi, sehingga akan semakin banyak lagi tangan-tangan Bodhisatwayang membantu meringankan beban sesama.

Sebanyak 200 relawan yang hadir selama dua sesi itu turut menyukseskan kegiatan kali ini. Ukuran kesuksesan di mata setiap orang tentu saja berbeda-beda, tetapi bagi kami insan Tzu Chi, suksesnya sebuah acara adalah agar terciptanya sukacita dan kedamaian di hati setiap relawan. Karena, dengan hal itu barulah kita bisa memberikan cinta kasih yang tulus dalam praktik bersumbangsih. Dan seperti sebuah fenomena alam, walaupun hujan deras mengguyur raga ini, tetapi dengan setiap kebajikan yang kita berikan dengan tulus sebagai praktik dharma maka akan selalu memunculkan pelangi  yang indah di hati kita semua.

  
 

Artikel Terkait

Pelita Harapan Masa Depan

Pelita Harapan Masa Depan

09 Maret 2013 Master Cheng Yen  mengatakan bahwa dalam kehidupan ini kita harus senantiasa beraktivitas, jangan menyia-nyiakan waktu dengan hidup tanpa tujuan dan kita harus mengembangkan kebijaksanaan dan kemampuan untuk menciptakan berkah bagi masyarakat.
Studi Banding Pendidikan Budaya Humanis

Studi Banding Pendidikan Budaya Humanis

18 Januari 2019

Pada Kamis, 10 Januari 2019 Menteri Pendidikan Malaysia, YB. Dr. Maszlee bin Malik beserta rombongan dan relawan dari Tzu Chi Malaysia berkenan mengunjungi Tzu Chi School Jakarta untuk studi banding.

Mencintai Sesama dan Lingkungan

Mencintai Sesama dan Lingkungan

12 April 2016 Puluhan relawan Tzu Chi dari Xie Li Kalteng 3 menebar cinta kasih melalui dua kegiatan, di antaranya kegiatan bakti sosial donor darah dan pelestarian lingkungan. Dalam kegiatan ini ada sebanyak 520 batang pohon yang ditanam di luas areal tanam mencapai 1,56 hektar.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -