Pelita Harapan Masa Depan

Jurnalis : Beby Chen, Lydia Tjan (Tzu Chi Aceh), Fotografer : Dinarwaty, Tanjung Lim (Tzu Chi Aceh)
 
 

foto
Minggu, 3 Maret 2013, relawan Tzu Chi Aceh melakukan pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis kepada siswa-siswi SMPN 5 Lhokseumawe.

“ Asalkan ada jalinan jodoh yang dalam, maka tidak takut jodoh itu datang terlambat.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

Berawal dari jodoh mengikuti sosialisasi relawan Tzu Chi di Banda Aceh tahun 2011 dan kemudian menjadi donatur celengan bambu, 7 orang donatur celengan bambu Tzu Chi Lhokseumawe sekarang sudah berkembang menjadi dua ratusan donatur tetap. Selama ini, jodoh untuk menjadi relawan Tzu Chi masih belum begitu dalam.  Ini dikarenakan belum adanya waktu untuk melakukan kegiatan Tzu Chi.

Master Cheng Yen  mengatakan bahwa dalam kehidupan ini kita harus senantiasa beraktivitas, jangan menyia-nyiakan waktu dengan hidup tanpa tujuan dan kita harus mengembangkan kebijaksanaan dan kemampuan untuk menciptakan berkah bagi masyarakat. Jodoh pun matang, pada bulan Januari 2013, sebagian donatur Tzu Chi Lhokseumawe bertekad untuk menjadi relawan dan aktif berkegiatan Tzu Chi. Tekad di hati pun diwujudkan pada bulan Februari 2013, dimana relawan Tzu Chi Medan mendampingi relawan Lhokseumawe dalam sebuah kegiatan bakti sosial sebagai wujud sumbangsih kepada masyarakat.

Benih itu Mulai Tumbuh Subur
Hari Minggu, 3 Maret 2013 telah menjadi sejarah bagi Yayasan Buddha Tzu Chi karena bibit Tzu Chi telah tumbuh di tanah Lhokseumawe melalui kegiatan bakti sosial pembagian kacamata secara gratis di sekolah SMP Negeri 5 yang melibatkan 43 orang relawan Lhokseumawe dan Medan.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan juga mengajak para siswa-siswi untuk bermain sambil menguji kesehatan mata mereka dengan cara yang menyenangkan (kiri).
  • Dalam kesempatan ini relawan juga mengadakan sosialisasi pelestarian lingkungan dan kelompok kerajinan tangan kepada para siswa (kanan).

Dengan hadirnya 227 murid maka relawan Tzu Chi harus membuat beberapa kelompok yakni kelompok pemeriksaan mata, kelompok sosialisasi pelestarian lingkungan, kelompok kerajinan  tangan yang terbuat dari bahan daur ulang dan kelompok permainan di lapangan.

“Sudah hampir satu tahun saya mengalami masalah sewaktu belajar. Begitu saya belajar lama maka kepala saya sakit dan mata menjadi kabur,” ujar Ivan Pratama, salah satu murid. “Saya tidak berani beritahu ke bibi karena saya tahu ekonomi keluarga yang kurang mampu. Ayah saya sudah meninggal saat saya berusia 9 bulan, dan ibu meninggalkan saya sudah hampir 5 tahun. Saya rindu ibu,” tambahnya dengan mata yang berkaca kaca. Melihat suasana hati Ivan yang sedih, para relawan kemudian menghibur Ivan sehingga menjadi ceria kembali. Ivan sendiri adalah salah satu dari sekian banyak murid yang tidak begitu leluasa dalam mengungkapkan isi hatinya. Ini dikarenakan mereka sangat mengetahui kondisi ekonomi keluarga mereka yang sangat terbatas.

Meski dengan kondisi kesehatan matanya yang terganggu, prestasi belajarnya cukup mengesankan. Ivan mendapat ranking ke-12 di kelasnya. “ Saya sangat bersyukur hari ini saya mendapatkan bantuan kacamata sehingga saya bisa belajar terus tanpa ada kendala dan bisa menggapai cita cita saya menjadi seorang tentara,” ujarnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 227 siswa-siswi diperiksa kesehatan matanya, dan bagi yang mengalami gangguan penglihatan akan diberi kacamata secara gratis dari Tzu Chi. Ada sebanyak 87 murid dan 18 guru yang mendapat bantuan kacamata (kiri).
  • Ivan, salah satu siswa SMPN 5 Lhokseumawe ini merasa senang dan terharu karena mendapatkan bantuan kacamata. Selama ini penglihatan Ivan terganggu, namun karena tak ada biaya maka ia tak berani meminta kepada orangtuanya (kanan).

Sebagai Teladan
Di sela kegiatan baksos berlangsung, Kusnadi, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengajaran mengungkapkan kepada salah seorang relawan “ Saya tidak menyangka semua berjalan dengan lancar dan banyak lagi yang bisa saya pelajari hari ini dari Yayasan Buddha Tzu Chi yaitu disiplin waktu, semua relawan bisa bekerja sama dengan baik, ceria dan bahagia, tersenyum dengan manis, juga cara mengatur barisan seperti adanya Dui Fu (mentor). Apa yang saya pelajari akan saya terapkan juga di sekolah ini kedepannya.” Suasana ini seperti yang dikatakan Master Cheng Yen yakni keindahan sebuah kelompok terletak pada keindahan pribadi masing masing individu.

Kegiatan ini pun dapat berlangsung dengan baik karena adanya dukungan dari Mira Nurmatias beserta staf dari Optik Tias Lhokseumawe. Dengan sepenuh hati dan tak kenal lelah, mereka terus memeriksa mata setiap murid dan guru.  Mira, selaku pemilik dari Optik Tias mengungkapkan, “Saya sangat suka berkegiatan sosial. Sewaktu ditawarkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi untuk bekerja sama dalam baksos kacamata gratis, saya merasa bangga diberikan kepercayaan . Begitu banyak optik di Lhokseumawe, tetapi saya yang berjodoh. Saya memiliki alat optik dan tenaga, kenapa tidak? Asalkan hati mau ikhlas dan kuat, apa saja pasti bisa”. Kemudian proses pembuatan kacamata akan dilanjutkan oleh Optik Surya di Medan, Sumatera Utara. Murid-murid terlihat begitu senang karena diberi keleluasaan dalam memilih frame kacamatanya sendiri.

Waktu pun berlalu dengan cepat. Kegiatan baksos pemeriksaan dan pembagian kacamata dapat diselesaikan dengan baik. Raut penuh kebahagiaan senantiasa tersirat di wajah setiap guru, relawan, dan staf optik dalam memberikan pelayanan kepada setiap murid. Setelah didata, hanya 87 murid dan 18 orang guru yang memiliki masalah dengan penglihatannya dan harus memakai kacamata. Semoga jalinan cinta kasih ini tidak berhenti sampai di sini saja, karena Master Cheng Yen mengatakan, bila semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dan murni maka pelita harapan akan menerangi berbagai pelosok gelap di dunia.

  
 

Artikel Terkait

Tzu Chi Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bima

Tzu Chi Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bima

26 Desember 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengirimkan bantuan untuk meringankan beban para korban banjir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Paket bantuan tersebut berupa 1000 lembar selimut, 300 dus mi instan, 2000 kilogram beras (40 karung @ 5o kilogram), 50 dus sabun mandi, dan 15 karung pakaian layak pakai.
Cinta Kasih Melalui Budi Pekerti

Cinta Kasih Melalui Budi Pekerti

02 Maret 2016 Sebanyak 24 orang anak kelas Budi Pekerti dan orang tuanya datang ke kegiatan kelas Budi Pekerti di Jingsi Pluit  pada 28 Februari 2015.
Jing Si Talk: Empat Cara Melepas

Jing Si Talk: Empat Cara Melepas

23 September 2011
Di awal acara, Livia Shijiemengajak 29 peserta yang hadir untuk menyanyikan lagu “Da Chan Hui” (Pertobatan Besar). Sesuai dengan pesan Master Cheng Yen, tahun ini merupakan tahun pertobatan, setiap orang hendaknya menyadari kesalahan, memperbaiki kesalahan, dan mendalami pertobatan dengan mengikis setiap noda batin.
Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -