Akibat Penanganan Pihak Yang Tidak Ahli, Arief Susanto Tumor Pun Membesar

Jurnalis : Relawan Tzu Chi Bandung, Fotografer : Relawan Tzu Chi Bandung
 
foto

Bergandengan tangan menyebarkan cinta kasih di Bandung
Berawal dari niat tulus mengabdikan ilmu dan ketrampilan yang dimiliki, sejumlah dokter spesialis yang juga terdaftar sebagai siswa Sekolah Lanjutan Perwira Kesehatan Angkatan Darat tahun 2005 merangkul Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Kantor Penghubung Bandung, untuk bersama-sama menyelenggarakan Bakti Sosial Bedah Minor dan Katarak bagi masyarakat tidak mampu.

Rabu, 30 November 2005, Klinik Cinta Kasih Tzu Chi Bandung menyelenggarakan Bakti Sosial Pengobatan ke-II, Bedah Minor dan Katarak. Sejak pagi, puluhan pasien telah menanti di ruang tunggu Klinik, siap menjalani operasi. Tercatat sebanyak 26 orang pasien benjolan minor dan 8 orang pasien katarak yang mengikuti baksos kali ini. Klinik Tzu Chi Bandung sendiri saat ini hanya menangani pasien benjolan minor, sementara kedelapan pasien katarak ditangani di RS Dustira, Cimahi, didampingi oleh beberapa orang relawan Tzu Chi Bandung.

Pukul 08.00 Wib, Baksos dibuka oleh Penanggung jawab Klinik Cinta Kasih Tzu Chi Bandung, Prof.Dr.Pisi Lukitto, Sp.B(K)Onk.,Sp.BKBD. Diantara para tamu yang hadir tampak Bapak Camat Coblong, Drs.Ronny Ahmad Nurudin, Kapolsek Coblong, Bapak Eko, serta Kepala PUSKESMAS Puter, Dr.Hj.Awa Purwanti. Dalam sambutannya, Bapak Camat menyampaikan apresiasi yang mendalam atas sumbangsih Klinik Tzu Chi terhadap upaya penyehatan masyarakat umum, terutama mereka yang bertempat tinggal dalam wilayah Kecamatan Coblong, dimana Klinik Tzu Chi berdiri. Beliau berharap di kemudian hari cinta kasih ini akan terus berkembang sehingga menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.

Pukul 08.30 Wib kegiatan pengobatan dimulai. Sebanyak empat orang dokter bedah dari SELAPA Kesehatan bekerja secara cepat dan cermat menangani tiap pasien benjolan minor. Mereka dibantu para dokter dan perawat dari Klinik Cinta Kasih Tzu Chi, serta seorang perawat dari Angkatan Udara. Sebagaimana dalam baksos-baksos sebelumnya, kehadiran para relawan berbaju biru - putih dan abu-abu - putih yang dengan sigap membantu para dokter dan perawat dalam menangani pasien, serta mendampingi dan memberi penghiburan kepada para pasien, sungguh membantu kelancaran dan keberhasilan baksos ini. Mereka, para relawan Tzu Chi, begitu penuh kasih dan dengan tulus memperlakukan pasien bagai keluarga sendiri.

"Bagi Klinik Tzu Chi Bandung, ini adalah kali pertama menyelenggarakan baksos bedah minor. Dari sini kita akan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang ada, dan menjadikannya sebagai tolak ukur penyelenggaraan baksos-baksos bedah berikutnya," demikian penuturan Prof.Dr.Pisi Lukitto.

Beliau menambahkan bahwa diharapkan, dengan bergabungnya Dr.Syumarti, Sp.M, Spesialis Mata di Klinik Cinta Kasih Tzu Chi Bandung, diharapkan baksos katarak berikutnya dapat dilakukan di Klinik Tzu Chi Bandung.

"Visi kami menjadikan Baksos Bedah Minor dan Katarak sebagai agenda rutin Klinik Tzu Chi Bandung mulai tahun 2006 nanti," ungkap Prof.Pisi Lukitto.

Imas Yuningsih, warga Coblong, telah lebih dari 10 tahun menderita Neurofibrom Multiple di sekitar wajah dan lehernya. Ia pernah mencari pertolongan medis ke RS Dr.Hasan Sadikin, Bandung, namun terbentur masalah biaya. Akhirnya, ia pasrah saja ketika benjolan tersebut semakin membesar dan menyebar.

Saat mendengar kabar bahwa Klinik Tzu Chi, yang tak jauh dari tempat tinggalnya, mengadakan Pengobatan Cuma-Cuma Benjolan Minor, ibu dari tiga orang putra ini segera mendaftarkan diri.

"Saya sudah tidak punya biaya berobat, semoga Tzu Chi dapat membantu saya," ungkapnya saat itu. "Mungkin, ini kesempatan yang ditunjukkan Allah untuk kesembuhan saya."

Saat akhirnya benjolan tersebut diangkat dalam Baksos Tzu Chi, tak terkira rasa haru dan terima kasih yang ia rasakan. Keluar dari Ruang Pemulihan, dengan senyum lega dan mata berkaca-kaca, ia merangkul relawan Tzu Chi yang berdiri di dekatnya.

"Terima kasih," ucapnya, "Lihat, benjolan saya sudah diangkat."

Di dunia ini, tiada yang lebih indah selain senyum yang tulus yang keluar dari rasa kasih dan syukur yang mendalam, seulas senyum yang merekatkan hati yang berbeda, menghangatkan setiap sudut dunia yang dingin. (sur)

 

Artikel Terkait

Tetesan Cinta Kasih dari Celengan Bambu

Tetesan Cinta Kasih dari Celengan Bambu

15 Desember 2020

Hari Sabtu, 12 Desember 2020, sebanyak 27 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 bersama 3 staf dari Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia membagikan celengan cinta kasih kepada 250 tenant yang ada di Pluit Village Mal. Relawan Tzu Chi juga menceritakan tujuan dari pembagian celengan ini agar pegawai dan pengunjung toko dapat mencurahkan cinta kasihnya untuk membantu sesama.

Relawan Tanjung Rusa Estate Salurkan Sembako untuk Dhuafa di Kabupaten Belitung

Relawan Tanjung Rusa Estate Salurkan Sembako untuk Dhuafa di Kabupaten Belitung

10 April 2025

Lima relawan dari Tanjung Rusa Estate membagikan sembako kepada 53 kaum dhuafa di Desa Lassar, Perpat, Membalong, dan Cerucuk, Belitung pada Senin, 24 Maret 2025.

Suara Kasih : Giat Menciptakan Berkah

Suara Kasih : Giat Menciptakan Berkah

30 Maret 2011 Kita sungguh harus bertobat. Dengan bertobat, barulah kita dapat hidup aman dan selamat. Namun, bertobat saja tidak cukup, kita juga harus bervegetarian. Selain itu, kita harus berusaha mengubah kebiasaan buruk dan menjadi Bodhisatwa dunia.
Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -