Berita Internasional: Menenteramkan Hati Para Pengungsi

Jurnalis : Article by Tzu Chi Foundation, Fotografer : Article by Tzu Chi Foundation

Para relawan menghibur anak-anak pengungsi agar mereka tidak merasa stres dan cemas selama di pengungsian.

Kini para pengungsi asal Timur Tengah (negara yang sedang bergejolak akibat perang -red) tidak dapat melanjutkan perjalanan ke negara yang mereka impikan dan terpaksa menetap di Serbia. Sebagian besar suasana hati mereka tidak stabil. Para relawan Tzu Chi merasa haru melihat semangat yang dimiliki anak-anak muda (pengungsi) ini, mereka mengunakan selembar kain dan akar pohon untuk membuat area bermain bola volly yang sederhana sehingga para relawan menyediakan jala bagi mereka, dengan harapan mereka dapat menenteramkan jiwa mereka kala mereka menanti

Pada tanggal 31 Maret, untuk memperbaiki suasana hati para pengungsi, para relawan menggunakan olahraga dan berbagai aktivitas untuk menenteramkan hati mereka. Para relawan mulai menyediakan berporsi-porsi nasi siap saji, yang disesuaikan dengan cita rasa yang diminati oleh para pengungsi. Selain itu, mereka menghadiahkan para pengungsi Suriah 100 serbet, 80 kertas serbet, dan 80 kotak produk khusus wanita. Hal ini diterima dengan baik oleh komite yang menangani pengungsi.

Untuk menjaga suasana hati para pengungsi, relawan Tzu Chi secara khusus menyediakan peralatan olahraga, seperti net (jaring) untuk bermain volly, dengan harapan selama bermain dalam meredakan ketegangan dan menenangkan batin mereka. Untuk mencairkan suasana, para relawan yang mengurusi pengungsi juga bermain bola volly bersama dengan pengungsi.

Sebagai sarana untuk menenangkan dan menghibur diri, relawan mengajak para pengungsi untuk bermain bola volly.

Dalam upaya menghidupkan suasana\, para relawan mengajak anak-anak menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Inggris yang berjudul “Head and Shoulders” (Tangan dan Bahu). Di saat bernyanyi, para relawan memahami kalau para pengungsi masih dihantui perasaan takut dan cemas sehingga mereka juga memimpin mereka menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris yang berjudul “Love and Care” (Mengasihi dan Memperhatikan). Meski ada kendala bahasa, namun dengan menggunakan bahasa isyarat mereka dapat menjembatani kesenjangan tersebut. 

Hari-hari belakangan ini, para relawan sudah mempersiapkan nasi siap saji. Sebagai tambahan relawan juga menyediakan yoghurt yang mereka beli di tempat itu. Melalui pengamatan dan penyelidikan dalam beberapa hari, mereka mendapati bahwa para pengungsi juga suka makan nasi yang tidak terlalu lembek. Oleh karena itu, Yang Wen-Cun, relawan Tzu Chi mengurangi jumlah air dalam nasi Jing Si, sehingga kini nasi siap saji itu sesuai dengan cita rasa para pengungsi.

Untuk mengurangi jumlah sampah, para relawan mempersiapkan mangkuk yang dapat digunakan kembali untuk menyajikan nasi Jing Si. Saat dikembalikan, satu mangkuk sudah pecah. Seorang pengungsi muda dengan seksama berdiri dan mengatakan pada lainnya bahwa setiap orang harus menghargai  dan menyayangi segala sesuatu. 

“Tzu Chi berbeda dengan kelompok-kelompok sosial lainnya,” ujarnya, “para relawan yang datang menolong kita tidak menerima gaji. Kamu jangan sampai memecahkan mangkuk ini. Mangkuk ini seharusnya tidak mudah pecah. Tzu Chi sudah membawakan beras siap saji dari tempat yang jauh. Kita harus sungguh-sungguh menghargainya.” Lelaki muda tersebut menghimbau setiap orang agar menghargai barang dan tidak merusaknya.

Sumber: http://bit.ly/1N9BGSM

Diterjemahkan oleh : Susy Grace Subiono


Artikel Terkait

Berita Internasional : Uluran Tangan untuk Korban Kebakaran di Barangay

Berita Internasional : Uluran Tangan untuk Korban Kebakaran di Barangay

25 November 2016

Dengan sekejap, lebih dari 40 keluarga di Barangay, Western Bicutan di Kota Taguig Filipina menjadi tunawisma akibat  kebakaran yang berkobar pada 6 November 2016 yang lalu. Para relawan mendistribusikan bantuan perbekalan dan mendengarkan curahan hati para korban di bawah tenda pengungsian.

Berita Internasional: Makanan Hangat untuk Korban Gempa Sichuan

Berita Internasional: Makanan Hangat untuk Korban Gempa Sichuan

29 April 2013 Setelah gempa berkekuatan 7.0 SR terjadi di Yaan, Sichuan, lima relawan Tzu Chi memasuki Kabupaten Lu Shan, daerah yang mengalami kerusakan paling parah untuk melakukan survey pemberian bantuan.
Berita Internasional: Gaya Hidup Pelestarian Lingkungan di Griya Jing Si

Berita Internasional: Gaya Hidup Pelestarian Lingkungan di Griya Jing Si

19 Oktober 2021

Kebiasaan berhemat dan melestarikan lingkungan terjalin dalam kehidupan sehari-hari di Griya Jing Si. Sudah ada sejak pertama didirikan. Sumber daya sangat langka ketika Master Cheng Yen mendirikan tempat tinggal pertama di Hualien, Taiwan.

Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -