Berita Internasional : Uluran Tangan untuk Korban Kebakaran di Barangay

Jurnalis : Jamaica Digo (Tzu Chi Filipina) , Fotografer : Dok. Tzu Chi

 

Para relawan mendistribusikan bantuan perbekalan dan mendengarkan curahan hati para korban di bawah tenda pengungsian

Dengan sekejap, lebih dari 40 keluarga di Barangay, Western Bicutan di Kota Taguig Filipina menjadi tunawisma akibat  kebakaran yang berkobar pada 6 November 2016 yang lalu. Kebakaran berasal dari nyala lilin yang tidak diawasi kemudian menyambar yang ada di sekelilingnya sehingga menjadi lautan api dan memusnahkan 14 rumah di SS –Brigade dan Jalan Bula, yang memaksa para pemilik dan penyewa rumah mengungsi.

Sebagian besar dari mereka kini menetap bersama kerabat dan keluarganya. Yang lainnya diizinkan memilih untuk membangun tempat penampungan sederhana dari apa yang tersisia dari rumah mereka. Emelyn Lamping (39 tahun) sedang berada di rumah sakit ketika peristiwa itu  terjadi. Dua hari yang lalu ia mengalami keguguran dan harus beristirahat. Itu adalah dua musibah bagi keluarga mereka, akan tetapi Lamping tetap optimis.

“Saya cuma bersyukur anak saya dapat selamat. Mereka berhasil menyelamatkan diri tepat pada waktunya karena saya diberitahu api hanya butuh beberapa menit saja  untuk memusnahkan segalanya termasuk mata pencaharian kami,” kata Lamping.

Lamping biasa menjalankan toko kecil di depan rumahnya. Sedang suaminya bekerja sebagai kurir. Mereka membesarkan tiga orang anak. 

Bantuan dari Yayasan Budha Tzu Chi sampai ke tangan korban kebakaran pada 15 November 2016. Para relawan mendistribusikan bantuan perbekalan dan mendengarkan curahan hati para korban di bawah tenda pengungsian. Para relawan menghangatkan hati mereka yang pilu dan membangkitkan semangat mereka. 

Para relawan juga menggunakan kesempatan untuk menanamkan kenangan pada para korban bencana dengan kisah bagaimana Master Cheng Yen memulai mendirikan Yayasan Budha Tzu Chi dalam keadaan serba kekurangan di pesisir Timur Taiwan 50 tahun yang lalu, hanya dengan pertolongan para murid yang berkomitmen  dengan misi menghilangkan penderitaan seluruh manusia. Kini, Tzu Chi memiliki ribuan relawan di seluruh dunia.  Di manapun bencana terjadi  dan orang membutuhkannya, mereka siap membantu tanpa kecuali.

Korban kebakaran tidak memiliki apapun kecuali ungkapan terima kasih setelah menerima bantuan barang-barang untuk keluarganya. “Kebanyakan bantuan yang kami terima adalah pakaian, tapi kami belum punya tempat makanan atau apapun yang dapat gunakan  untuk memasak. Kami sangat berterima kasih pada yayasan Tzu Chi karena kalian sudah memberikan apa yang dibutuhkan oleh para korban kebakaran,” kata Mama yang berusia 49 tahun yang memiliki empat orang anak.

Lamping mengulang ungkapan terima kasihnya dan para tetangganya. “20 kilo beras adalah bantuan yang luar biasa. Tempat makanan adalah salah satu benda utama yang kami butuhkan seperti piring, sendok, thumblers dan matras karena kini udara semakin dingin. Dengan bantuan Tzu Chi, akhirnya kami mendapat langkah pertolongan pertama,” ujar Lamping dengan perasaan haru.

 

Sumber: http://tzuchi.org.ph

Diterjemahkan oleh Susy Grace Subiono

 

 


Artikel Terkait

Berita Internasional : Uluran Tangan untuk Korban Kebakaran di Barangay

Berita Internasional : Uluran Tangan untuk Korban Kebakaran di Barangay

25 November 2016

Dengan sekejap, lebih dari 40 keluarga di Barangay, Western Bicutan di Kota Taguig Filipina menjadi tunawisma akibat  kebakaran yang berkobar pada 6 November 2016 yang lalu. Para relawan mendistribusikan bantuan perbekalan dan mendengarkan curahan hati para korban di bawah tenda pengungsian.

Suara Kasih: Membangun Ladang Pelatihan Batin, Membantu Korban Bencana Filipina

Suara Kasih: Membangun Ladang Pelatihan Batin, Membantu Korban Bencana Filipina

25 November 2013 Semoga setiap orang bisa mengembangkan cinta kasih untuk menjaga rumah ini dengan baik. Rumah ini juga adalah ladang pelatihan batin bagi kita semua.
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -