Bersatu Hati dalam Menebar Benih Kebajikan

Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Lidyawati, Erik Wardi (Tzu Chi Tebing Tinggi)


Sebelum pembagian sembako imlek dimulai, relawan juga mengenalkan Tzu Chi kepada 250 KK warga kurang mampu di Tebing Tinggi.

Dalam Sutra Makna Tanpa Batas dimana salah satu baitnya disebutkan “Dari satu benih tumbuh menjadi tidak terhingga. Yang tidak terhingga berawal dari satu benih.” Demikian juga benih cinta kasih yang harus disemaikan dari satu cinta kasih menjadi tidak terhingga. Inilah yang menjadi semangat relawan Tzu Chi dalam mengembangkan benih kebajikan yang tanpa lelah menyemai benih-benih cinta kasih, menginspirasi dan mengajak banyak orang menggarap ladang berkah dalam kegiatan pembagian paket sembako Imlek dan angpau kepada 250 KK warga kurang mampu di Tebing Tinggi.

Kegiatan yang diadakan pada Minggu, 27 Januari 2019 ini bukan semata-mata hanya memberikan paket sembako kepada warga yang kurang mampu, tetapi juga membimbing mereka agar para penerima bantuan juga memiliki kekayaan batin. Beberapa donatur dari Medan juga ikut menghadiri kegiatan tersebut.


Anak-anak kelas budi pekerti Tzu Chi mementaskan Zhong Gu (genderang dan genta) dengan lagu “Ketekunan.”

Seminggu sebelum pembagian paket, relawan melakukan survei dan memberikan kupon kepada penerima bantuan secara langsung dengan mendatangi rumah-rumah penerima bantuan. Kunjungan relawan ini untuk silahturahmi secara langsung kepada para penerima bantuan di samping juga kupon yang diberikan tepat sasaran kepada warga yang benar-benar membutuhkan. Berinteraksi secara langsung dengan para penerima bantuan, timbul rasa syukur dalam hati relawan karena ini merupakan ladang pelatihan diri melalui tindakan nyata seperti yang dirasakan Rita Shijie.

“Kita tidak hanya memberikan paket kepada mereka, tapi kita juga memotivasi mereka untuk bisa menyumbang kembali. Bukan hanya telapak tangan menghadap ketas saja, tetapi akan lebih baik kalau bisa menginspirasi mereka agar telapak tangan juga menghadap ke bawah,” ujar Rita. “Kita juga merasa bersyukur dan dapat melatih diri karena diberi kesempatan untuk melakukan kebajikan,” lanjutnya.


Para warga juga diajak untuk ikut bersumbangsih kembali dengan tujuan agar timbul rasa syukur dalam diri mereka karena mereka juga memiliki kesempatan untuk menolong orang yang lebih susah.

Dalam kesempatan ini, relawan juga memberikan pengenalan Tzu Chi kepada para penerima bantuan. Mereka juga diajak mendengarkan ceramah Master Cheng Yen tentang kehidupan warga di Afrika Selatan dimana kondisi mereka jauh lebih susah dan dilanda kelaparan. Para penerima bantuan juga menyaksikan tayangan bencana alam yang terjadi di Palu. Melalui tayangan-tayangan ini diharapkan timbul rasa syukur dalam hati para penerima bantuan yang berada dalam kondisi selamat dan aman.

Seperti yang dikatakan dalam ceramah Master Cheng Yen bahwa berada dalam kondisi aman dan selamat adalah berkah. Relawan juga mengajak para penerima bantuan untuk ikut bersumbangsih mengisi kotak amal dengan tujuan agar mereka juga memiliki kesempatan untuk menolong orang yang lebih susah dari mereka dan mengubah mindset mereka dari tangan di atas menjadi tangan di bawah. Seluruh hasil sumbangan yang diperoleh dari para penerima bantuan disumbangkan untuk korban bencana di Palu.


Satu persatu warga menerima paket sembako Imlek pada Minggu, 27 Januari 2019.

Dalam kegiatan ini, insan Tzu Chi menampilkan pementasan Zhong Gu (genderang dan genta) yang dibawakan anak-anak kelas bimbingan budi pekerti Tzu Chi Tebing Tinggi dengan lagu “Ketekunan.”

Dharmawaty Shijie sebagai salah satu donatur yang ikut menghadiri kegiatan tersebut merasa sangat bersyukur karena diberikan kesempatan untuk bersumbangsih dan ia juga mengajak beberapa rombongan muda-mudi seperti pemenang Ajang Buddhis Idol dan 2 orang Putra Putri Sakya 2018 dari Medan untuk menghibur para penerima bantuan dengan membawakan beberapa lagu Imlek.  “Kegiatan ini luar biasa bagus sekali karena selain bisa memberi kita juga menerima artinya kita bisa saling berbagi juga saling bersyukur dan memberikan sukacita yang penuh makna bagi warga yang membutuhkan,” tuturnya.


Relawan dengan ketulusan dan penuh rasa hormat memberian paket dan angpau kepada warga.

Diakhir kegiatan, para penerima bantuan dan juga para relawan melakukan doa bersama. Setelah selesai, para penerima bantuan dengan diarahkan relawan berbaris rapi untuk menerima paket bingkisan berupa kue kering, minyak, gula, bihun, dan beras. Relawan juga membagikan angpau dengan rasa penuh hormat kepada para penerima bantuan sebagai wujud doa dan harapan agar kebijaksanaan dan berkah akan senantiasa bertumbuh. Melalui kegiatan ini, bukan hanya menebar benih kebajikan kepada orang lain saja, tetapi juga menebar benih kebajikan ke dalam hati sendiri. Inilah yang akan menjadi kekayaan batin yang kekal.


Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Menyambut Kemenangan Nan Fitri

Menyambut Kemenangan Nan Fitri

07 Juni 2018
Pada Minggu, 3 Juni 2018, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan bingkisan Lebaran bagi warga Karang Anyar, Jakarta Pusat.  Sebanyak 553 bingkisan dibagikan kepada warga yang kurang mampu di wilayah tersebut.
Bersatu Hati dalam Menebar Benih Kebajikan

Bersatu Hati dalam Menebar Benih Kebajikan

01 Februari 2019

Kegiatan pembagian paket ini bukan semata-mata hanya memberikan paket sembako kepada warga yang kurang mampu, tetapi juga membimbing mereka agar para penerima bantuan juga memiliki kekayaan batin.

Pembagian Paket Beras Cinta Kasih di 15 Titik

Pembagian Paket Beras Cinta Kasih di 15 Titik

31 Agustus 2021

Tzu Chi Palembang membagikan bantuan beras sebanyak 4.890 karung kepada masyarakat yang kurang mampu dan yang terdampak pandemi Covid-19 di 15 titik yang tersebar di Kota Palembang.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -