Mengasah Batin Untuk Melepaskan Kemelekatan

Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Calvin, Abdul Rahim (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Mie Li, relawan Komite Tzu Chi dengan ramah membimbing salah satu peserta mengisi fomulir untuk menjadi relawan Tzu Chi.

"Jika kau menginginkan kesenangan, sepenuhnya lepaskan semua kemelekatan. Dengan melepaskan semua kemelekatan, kesenangan paling sempurna ditemukan. Selama kau mengikuti kemelekatan, kepuasan tidak akan pernah ditemukan. Siapapun menjauhi kemelekatan, dengan kebijaksanaan mencapai kepuasan" (Dhamma Buddha). Kemelekatan adalah sikap memberikan penilaian yang berlebihan pada suatu objek atau orang kemudian menempel padanya. Semua orang pasti pernah merasa tidak puas dengan apa yang dimiliknya, baik itu materi maupun non materi. Dengan menghindari kemelekatan akan membuka pintu komunikasi yang tulus dengan orang lain, cinta dan welas asih.

Memang tidak mudah untuk melepaskan kemelekatan secara spontan. Seseorang harus selalu berusaha melatih diri agar bisa melepaskan semua kemelekatan diri. Untuk itu, perlu ada wadah atau tempat pelatihan diri yang tepat dan benar. Minggu, 16 Februari 2020, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan pelatihan relawan yang bertujuan untuk merekrut lebih banyak Bodhisatwa untuk menapakkan kakinya di Jalan Tzu Chi untuk melakukan praktik nyata dalam memberikan manfaat bagi masyarakat. Kegiatan pelatihan diadakan Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Nantinya, sebanyak 49 orang peserta pelatihan ini akan lebih dalam mengenal apa itu Tzu Chi yang akan disampaikan oleh relawan Dwi Hariyanto dan Sukmawati.


Minggu, 16 Februari 2020, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Pelatihan Relawan. Kegiatan diikuti oleh 49 orang peserta.

Sebelum masuk ke materi, para hadirin diberikan sebuah tayangan Lentera Kehidupan Master Cheng Yen yang berjudul Bergerak Bersama Untuk Menghimpun Kebajikan. Pada lentera tersebut, Master berharap insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat lebih banyak merekrut Boddhisattva untuk bersumbangsih dengan kesungguhan dan cinta kasih. "Insan Tzu Chi ada di berbagai daerah di dunia. Dimana pun terjadi bencana, insan Tzu Chi akan menuju ke lokasi. Kini kita perlu mempercepat perekrutan Bodhisatwa. Perubahan iklim ekstrem sudah sangat mendesak. Ini berarti kita harus bergerak cepat. Harap kita dapat bersumbangsih dengan kesungguhan dan cinta kasih,” kata Master Cheng Yen dalam ceramahnya.


Dwi Hariyanto membacakan sebuah Kata Perenungan Master Cheng Yen untuk memotivasi para peserta dalam menapaki jalan Tzu Chi. "Melakukan kebajikan harus dilakukan sesegara mungkin pada setiap kesempatan yang ada sehingga nantinya tidak ada penyesalan dalam hidup."

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Dwi Hariyanto. Temanya berjudul Segeralah Berbuat Baik. Dwi kemudian membacakan sebuah Kata Perenungan Master Cheng Yen kepada para hadirin agar bisa diresapi sebagai motivasi mereka dalam menapaki Jalan Tzu Chi. "Melakukan kebajikan harus dilakukan sesegara mungkin pada setiap kesempatan yang ada sehingga nantinya tidak ada penyesalan dalam hidup," ucapnya. Dwi kemudian bertanya, "Mengapa kita harus berbuat baik?" Terlihat para partisipan enggan menjawab pertanyaan tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ia pun memberikan 2 tayangan yang berbeda sebagai contoh jika kita berbuat baik dan buruk. Seperti yang diajarkan dalam agama Buddha jika seseorang berbuat baik maka akan mendapatkan kebaikan, jika seseorang berbuat buruk maka akan mendapatkan keburukan, itulah hukum sebab-akibat.

Setelah itu, Sukmawati, relawan yang juga Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melanjutkan materi untuk memperkenalkan Tzu Chi kepada peserta pelatihan. "Apa arti Tzu Chi?" tanya Sukmawati, "Tzu Chi adalah memberikan kebahagiaan dan menghilangkan penderitaan." Dalam materinya, ia banyak menggunakan Kata Perenungan Master Cheng Yen, karena kata-kata tersebutlah yang dijadikannya sebagai pedoman dalam menapaki jalannya di Tzu Chi. Ada satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang sangat memotivasinya, "Orang punya berkah yang membuat tempat tinggalnya penuh berkah, bukan tempat tinggal penuh berkah yang membuat penghuninya kecipratan berkah."


Mery (37) relawan baru yang sejak 20 tahun yang lalu mempunyai impian bergabung untuk menjadi relawan Tzu Chi. "Hari ini, impian saya pun terkabulkan. Saya sangat senang," ungkapnya.

Pelatihan relawan ini dapat mengajak beberapa peserta untuk bergabung di keluarga besar Tzu Chi Karimun. Salah satunya adalah Muhammad Habibie (21), relawan baru yang berasal dari Tanjung Batu Kecil ini merasa tertarik dengan Tzu Chi sejak 1 tahun yang lalu karena melihat sosial media relawan yang juga temannya saat melakukan berbagai kegiatan sosial di pulau-pulau maupun di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Kepedulian sosial yang besar membuatnya tertarik untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi. "Kegiatan-kegiatan Tzu Chi membuat saya terdorong untuk ikut serta, karena kegiatan-kegiatan seperti bakti sosial itu juga sering saya lakukan, baik di tempat saya sendiri maupun di kampus,” kata Habibie. Ia tidak mengebu-gebu memutuskan untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi, ada beberapa faktor yang membuatnya memantapkan diri untuk menapaki Jalan Tzu Chi. "Dorongannya adalah yang pertama, kekeluargaan di Tzu Chi ini terlihat sangat harmonis. Kedua, tidak ada beban waktu, dan yang ketiga, membuka suatu kepekaaan jiwa ketika mengikuti Tzu Chi karena kita akan melihat orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan kita disini," ungkapnya.


Muhammad Habibie (21) relawan baru yang berasal dari Tanjung Batu Kecil tertarik bergabung menjadi relawan Tzu Chi karena keharmonisan yang diberikan relawan saat kegiatan, tidak ada beban waktu dan bisa membuka kepekaaan jiwa ketika membantu orang yang membutuhkan

Hal senada disampaikan Mery (37), yang sudah 20 tahun lalu mengenal Tzu Chi. Sebelumnya, ia mempunyai impian ingin bergabung dengan Tzu Chi, tetapi tidak pernah kunjung ketemu saat berdomisili di Selat Panjang. Setelah 6 tahun pindah ke Karimun, akhirnya, jodoh terjalin saat relawan mengajaknya untuk mengikuti isyarat tangan pada kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun. "Impian saya sejak dulu untuk bergabung dengan Tzu Chi. Nantinya, anak saya sudah besar, saya ingin bergabung menjadi relawan untuk membantu orang yang membutuhkan. Hari ini, impian saya pun terkabulkan. Saya sangat senang," ujarnya. Ia pun sangat teharu dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Tzu Chi saat membantu orang yang membutuhkan. "Saya sangat terharu melihat kegiatan-kegiatan Tzu Chi saat membantu orang yang membutuhkan. Walaupun saya secara materi masih belum terlalu mampu membantu tapi secara moril saya masih bisa untuk membantu," ungkapnya.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Membimbing Bibit Baru Untuk Menjadi Generasi Penerus

Membimbing Bibit Baru Untuk Menjadi Generasi Penerus

01 Juli 2022

Minggu, 26 Juni 2022, 13 orang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengikuti Pelatihan Pendalaman Misi Pendidikan Tzu Chi yang diselenggarakan oleh tim He Xin Jakarta melalui aplikasi Zoom.

Tangan Menengadah Itu Kini Berbalik Arah

Tangan Menengadah Itu Kini Berbalik Arah

13 Oktober 2015 Berawal dari penerima bantuan Tzu Chi, Hong Ju Jen bersama kedua putrinya bertekad menapaki jalan Bodhisatwa dunia untuk membantu sesama. Semakin terkukuhkan kala ketiganya mengikuti Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih 2015 yang digelar pada 9-11 Oktober 2015 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Sosialisasi Relawan Baru di He Qi Pusat

Sosialisasi Relawan Baru di He Qi Pusat

06 September 2023

Untuk pertama kalinya sosialisasi relawan baru diadakan oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat di Depo Pelestarian Lingkungan Pangeran Jayakarta pada, Sabtu 2 September 2023. Sebanyak 22 peserta mengikuti kegiatan ini.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -