Menyambung Kembali Jalinan Jodoh

Jurnalis : Fammy Kosasih (He Qi Timur), Fotografer : Fammy Kosasih (He Qi Timur)

Relawan Tzu Chi bersama-sama memberikan perhatian kepada Margaretha Shijie dan suaminya, Andreas Daniel dengan melakukan kunjungan kasih.

Minggu pagi,  9 November 2014, pelataran parkir klub Kelapa Gading dipadati 17 relawan komunitas Hu Ai Kelapa Gading yang di dikoordinir oleh Wie Siong Shixiong dan Yusdeli Shijie. Mereka akan melakukan kunjungan kasih ke rumah-rumah relawan yang terdapat di Kelapa Gading dan Bekasi. Terdapat tiga relawan di Kelapa Gading, Tjan Rita, Inge Linarty, dan Margaretha, sementara itu di Bekasi juga ada Kartini yang akan dikunjungi.

Sebagaimana dijelaskan oleh Wie Siong Shixiong, koordinator kegiatan kunjungan kasih bahwa kunjungan kasih ditujukan kepada penerima bantuan Tzu Chi maupun kunjungan kasih antar sesama relawan Tzu Chi. “Kita bersama-sama mengunjungi saudara-saudara kita sendiri, baik itu yang sedang sakit ataupun yang sedang mendapatkan kebahagiaan karena datangnya anggota keluarga baru, dapat cucu baru,” ucap Wie Siong.  Ini dilakukan untuk menggalang kembali hati para relawan yang cukup lama tidak aktif dalam kegiatan Tzu Chi. “Kita sama-sama bergandengan tangan lagi, menjalin kembali jodoh baik yang sempat hilang,” ucapnya.

Yusdeli yang juga membantu mengoordinir kegiatan ini menjelaskan tujuan dari program kunjungan kasih antar relawan ini. “Supaya jalinan persaudaraan kita menjadi semakin kental. Karena kita di Tzu Chi maunya, bagaimana berhubungan di masyarakat yang harmonis, sedangkan dengan orang luar para penerima bantuan, kita bisa harmonis, apalagi dengan orang dalam kita sendiri,” tutur Aime, sapaan akrabnya.

Relawan juga mengunjungi cucu dari Rita Shijie yang kondisinya semakin membaik dari sakit yang dideritanya.


Selain itu, bayi berusia 12 hari juga dikunjungi untuk berbagi kebahagiaan bersama keluarga.

Rasa Kepedulian

Seperti halnya Tjan Rita dan Inge Linarty belum lama ini telah mendapatkan anggota keluarga baru, kelahiran cucu mereka masing-masing. Tentu mereka sangat berbahagia dengan kehadiran cucunya. Namun bagi Tjan Rita, kebahagiaan yang dirasakan berlangsung singkat karena lima hari pasca kelahiran, sang bocah mengalami kelainan pada jantungnya. Lionel Itali salim, sang cucu akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk periksa. Lantaran mengalami kebocoran pada sekat pembuluh darah, dokter menyarankan untuk melakukan operasi. Karena takut terjadi masalah dengan sang bayi, lalu Lionel dibawa ke rumah sakit di Penang, Malaysia dan hasilnya pun sama. Lionel pun harus menjalani operasi dan telah menjalani operasi dengan baik.

Rita Shijie mengaku ada kerinduan untuk bisa bersama aktif kembali di Tzu Chi sebagai relawan misi amal. Namun kondisi cucunya yang masih membutuhkan sentuhan kasih sayangnya membuatnya jeda sejenak di Tzu Chi. ia pun optimis kondisi Lionel akan semakin membaik secepatnya. “Sebagai seorang nenek, saya yakin Lionel pasti bisa bertumbuh besar menjadi anak yang baik, anak yang normal dan anak yang sehat, bisa bermain, bisa aktif, seperti anak-anak normal lainnya. Saya melihat Lionel adalah bayi yang kuat dan tegar, mampu melewati masa-masa sulit dari kesehatannya dengan baik,” ungkap Rita Shijie.

Demikian juga Inge Linarty yang begitu antusias saat relawan datang menghampiri. Ia yang tengah menggendong cucunya yang berusia 12 hari ini mengungkapkan kegembiraannya karena relawan memberikan perhatian kepada cucunya.

Di Balik Energi Keyakinan

Relawan kembali memberikan sentuhan cinta kasihnya kepada relawan di wilayah Kelapa Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Mereka mengunjungi Margaretha Shijie. Saat tiba di sana, Margaretha langsung menyambut di pintu gerbang dengan penuh suka cita. Relawan pun segera diajak masuk rumah dan bertemu sang suami, Andreas Daniel Dermawan (61). Adapun Daniel menderita kanker kelenjar getah bening yang sudah memasuki stadium empat plus, dimana tahun 2014 ini sudah memasuki tahun yang ketiga dari kondisi penyakit tersebut.

Margaretha Shijie menceritakan saat beberapa kali Daniel ini mengalami kondisi kritis, tidak sadarkan diri sampai berjam-jam. Tim dokter yang menangani penyakit ganas ini, menyarankan untuk mencabut semua peralatan medis penunjang hidup dikarenakan sudah menyerah, sudah tidak ada harapan hidup lagi. Tetapi dengan keteguhan dan keyakinan, Margaretha shijie tetap menolak mencabut alat penunjang hidup itu, karena ia yakin dengan kepasrahannya bahwa Tuhan pasti punya rencana dan jalan lain. Ia yakin umur manusia ada ditangan Tuhan. Apapun yang bakal terjadi kepada sang suami tercintanya, Margaretha Shijie siap menerimanya.  

Saat ini Daniel Shixiong masih menjalani kemoterapi. Bagaimana sulitnya secara mental dan secara pikiran seorang pengidap kanker stadium lanjut, juga  bagi para anggota keluarga mereka, saat harus mengalami, saat harus melewati proses demi proses penyakit ganas ini menggerogoti setiap sel hidup yang penting dan vital di dalam tubuh.  

Dalam kesempatan ini, Margaretha Shijie juga menyampaikan maafnya relawan Tzu Chi karena dulunya  ia merupakan bagian dari barisan tetapi karena kondisi suaminya, ia harus mengurus semuanya. Ia sangat mendukung program kunjungan kasih ini ada teman yang peduli, saling menguatkan, saling mendoakan karena disaat kondisi sedang sakit, perhatian seperti ini lah yang paling membantu bagaikan obat batin bagi diri yang sedang menderita. Ia pun berkomitmen kalau semua kondisi ini sudah bisa dilewati dengan baik, maka akan kembali bergabung bersumbangsih dalam program kunjungan kasih ini.

Relawan juga bertolak menuju Bekasi untuk mengunjungi Kartini Shijie (kaos merah) yang sejak pertengahan Oktober mengalami Bell’s Palsy.

Usai mengunjungi relawan di Kelapa Gading, relawan bertolak menuju Bekasi untuk mengunjungi Kartini Shijie. Sejak pertengahan Oktober 2014, Kartini diserang Bell’s Palsy. Menurut keterangan dokter, ia mengalami kelumpuhan pada sel syaraf yang ke tujuh, di mana sisi wajah sebelah kanan shijie ini mengalami kemiringan dan mati rasa dikarenakan serangan virus dan radang  karena angin.

Saat gejala awal kondisi itu muncul, saat itu Kartini merasa tubuhnya seperti masuk angin biasa, lalu saat malam hari ia mencuci rambutnya, saat rambutnya masih basah, langsung tidur begitu saja. Awalnya beliau berobat ke dokter spesialis syaraf dan sempat fisioterapi tetapi karena merasa ada sakit, maka terapi dihentikan karena kondisinya semakin memburuk. Tapi walaupun kondisi Kartini Shijie masih dalam taraf pemulihan, ia yang hanya berada di rumah, masih tetap memantau kegiatan kunjungan kasus yang sudah menjadi tanggung jawabnya, walaupun hanya melalui pesan-pesan komunikasi atau telepon dari para relawan.

Kartini Shijie sempat merasa down karena kondisinya yang sempat memburuk. Namun berkat dukungan dan perhatian relawan lainnya dan keluarga, membuatnya bersemangat lagi. “Saya yakin berkat dukungan dan doa dari teman-teman semua, saya pasti bisa segera sembuh,” ungkapnya. “Saya merasa senang sekali dikunjungi seperti ini, itu artinya saya tidak sendirian, membuat saya lebih bersemangat memperhatikan diri saya sendiri dan juga lebih bersemangat lagi memperhatikan dan memperdulikan keadaan orang lain di sekitar saya,” tambahnya.

Para relawan adalah keluarga kita, keluarga Tzu Chi yang harus kita jaga. Dengan berkumpul dan berjalan bersama, kebahagiaan itulah yang dirasakan bersama-sama. Dengan kebersamaan dan saling memberikan perhatian tentu akan membentuk sebuah keluarga yang harmonis dan saling menginspirasi.


Artikel Terkait

Bersyukur atas Berkah dalam Diri

Bersyukur atas Berkah dalam Diri

27 Desember 2018

Di akhir tahun 2018, Minggu 23 Desember 2018 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 melakukan kunjungan kasih ke rumah singgah pasien kanker CISC (Center Information And Support Center). Kisah mereka menggugah relawan untuk bisa belajar bersyukur.


Bahu Untuk Keluh Kesah Dan Suka Cita Mereka

Bahu Untuk Keluh Kesah Dan Suka Cita Mereka

31 Oktober 2014

Manusia adalah mahkluk sosial. Meskipun punya segalanya: sehat, memiliki keluarga, berkecukupan, kita tetap membutuhkan teman untuk berbagi cerita suka maupun duka. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki keluarga, yang sakit, tidak berdaya dan tidak berkecukupan?

Kunjungan Kasih Untuk Opa dan Oma

Kunjungan Kasih Untuk Opa dan Oma

05 Februari 2016

Kunjungan ke Panti Sahabat Baru merupakan kegiatan rutin satu bulan sekali yang dilakukan relawan, sehingga terjalin keakraban antara relawan dan opa oma.

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -