Bahu Untuk Keluh Kesah Dan Suka Cita Mereka

Jurnalis : Amy Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Amy Haryatmi (He Qi Barat)

Minggu, 19 Oktober 2014, Tzu Chi He Qi Barat Hu Ai Kebun Jeruk melakukan kegiatan berbagi kasih di Panti Jompo Wisma Sahabat Baru, Kepa Duri, Jakarta Barat.

Manusia adalah mahkluk sosial. Meskipun punya segalanya: sehat, memiliki keluarga, berkecukupan, kita tetap membutuhkan teman untuk berbagi cerita suka maupun duka. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki keluarga, yang sakit, tidak berdaya dan tidak berkecukupan? Tentunya mereka butuh uluran kasih dari orang-orang yang peduli.  Contohnya kunjungan insan Tzu Chi He Qi(wilayah) Barat komunitas Kebon jeruk  (KJ) 1  dan Kebun jeruk (KJ) 3, Jakarta Barat ke Panti Jompo Wisma Sahabat Baru.

Sejumlah 19 relawan dan 2 orang murid SD St Laurentia beserta kedua orang tuanya, Minggu, 19 Oktober 2014, melakukan kegiatan berbagi kasih di Panti Jompo Wisma Sahabat Baru, Kepa Duri, Jakarta Barat. Kegiatan ini dikoordinir oleh Ami Haryatmi dari KJ 1 sebagai PIC, didukung oleh ketua Hu Ai (komunitas) Kebon jeruk, Elly Chandra dan  Lo Li Fang. Pukul 7.30 pagi, kami berkumpul di ruko Lo Li Fang untuk melakukan persiapan. Kami pun berangkat pada pukul 8.30 WIB menuju Wisma Sahabat Baru.

Sebelum kunjungan ini, Ami Haryatmi, Suparto dan Lo Li Fang telah bertemu dengan ibu Mike selaku pengurus Wisma. Mike menjelaskan, bahwa Wisma Sahabat Baru adalah kelanjutan misi Mother Theresa, salah satu teladan cinta kasih seluruh dunia, terutama umat Katolik.  Sesuai misi dari Mother Theresa yang berikrar untuk merawat orang yang tidak mampu, dan sakit, maka Wisma Sahabat Baru hanya menampung orang jompo yang menderita sakit.

Relawan datang untuk memberikan dukungan dan hiburan sehingga penghuni panti dapat menjadi lebih bersemangat dan ceria pada hari itu.

Panti Jompo Wisma Sahabat Baru adalah satu-satunya tempat di Jakarta yang menampung orang jompo yang menderita sakit. Penghuni Wisma Sahabat baru berjumlah 15 orang dan dirawat oleh 8 perawat. Secara berkala dokter datang untuk memeriksa. Pasien menghuni ruang terpisah antara pria dan wanita. Begitu memasuki halaman panti, ada sapaan yang mengetuk hati  kami. Sukardi, salah seorang penghuni panti menyambut kami dengan senyum dan berteriak memberitahukan kepada pasien lain. Suaranya sangat gembira membuat kami terharu mendengarnya: “ Ada tamu, ada tamu, bangun, bangun semua”.

Dari ruang dalam terdengar lantunan doa suci nan penuh rohani. Beberapa penghuni panti yang bisa didorong dengan kursi roda mengikuti doa pagi. Selesai berdoa mereka berkumpul di ruang wanita dan para relawan langsung merangkul mereka.  Mata para pasien seketika berbinar. Suara tawa riang dan berbagi cerita terdengar.  Apalagi ketika bingkisan-bingkisan dibagikan, beberapa penghuni panti langsung bermanja pada relawan, beberapa minta disuapi makanan.

Relawan pun sangat bersyukur, merasa bermanfaat karena bisa melayani dan menghibur.  Di ruang pria, ada 4 penghuni panti yang tidak bisa bergabung karena kondisinya sangat memprihatinkan. Beberapa dari mereka telah dirawat di Wisma selama bertahun-tahun. Dua diantaranya masih muda dan menderita sakit serius, telah sangat lama tidak berdaya. Dari tempat tidurnya  mereka tersenyum bahagia, saat para relawan menghiburnya.

Relawan juga menghampiri ruangan kamar, untuk menjenguk dan menghibur mereka yang tidak bisa keluar karena sakit

Sumarni, salah satu perawat yang bertugas di panti Jompo ini menginspirasi kami. Kami pun bertanya apa suka dukanya. Wanita berusia 40 tahun itu pun menjawab: “ Kalau mengerjakannya dengan ikhlas, tidak akan terasa dukanya, saya sudah bertahun-tahun di sini. Sudah banyak melihat penderitaan dan kesepian. Maka bila ada yang mengunjungi seperti ini, menjadi penghiburan yang sangat berarti”

Penghiburan berupa Shou Yu (gerakan isyarat tangan) juga diperagakan dengan dipandu Inge. Sayang, rencana untuk mengajak mereka bernyanyi tidak terlaksana, dikarenakan sebagian dari mereka lebih asyik bercerita dengan gembira. Waktu kami juga tidak bisa berlama-lama, karena penghuni panti harus segera istirahat.

Ketika lagu “Sayonara” kami lantunkan, kami pun pamit. Melihat kepergian kami, binar  mata mereka seakan berbicara “Kapan kembali mengunjungi kami? Agar kami bisa mencurahkan hati sejenak, bermanja, dan saling memberi.” Dalam hati kami pun menjawab,”Ya! kami akan kembali. Karena kami berpegang teguh pada ajaran Master Cheng Yen ‘Berbuat kebajikan dan berbakti pada orang tua adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda’”


Artikel Terkait

Berbagi Kebahagiaan Bersama Oma dan Opa

Berbagi Kebahagiaan Bersama Oma dan Opa

12 Februari 2020

Sebanyak 75 anak murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tebing Tinggi beserta relawan Tzu Chi mengunjungi oma opa di Panti Jompo Yasobas Tebing Tinggi (02/02/2020). Kegiatan ini dalam rangka merayakan Imlek bersama, sekaligus memupuk budaya berbakti dalam diri anak-anak terhadap orang tua mereka.

Kunjungan Kasih ke Panti Rehabilitasi Narkoba

Kunjungan Kasih ke Panti Rehabilitasi Narkoba

14 Maret 2019
Relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Siak melakukan kunjungan kasih di Panti Rehabilitasi IPWL Yayasan Mercusuar, Riau, Minggu, 10 Februari 2019. Relawan mengunjungi dua pasien mantan pecandu Narkoba yang tinggal di Panti Rehabilitasi ini. Relawan memberikan semangat serta dukungan moril kepada para pecandu agar berusaha untuk sembuh.
Kesederhanaan di Tepi Sungai Cisadane

Kesederhanaan di Tepi Sungai Cisadane

15 Agustus 2016
Minggu, 31 Juli 2015, relawan Tzu Chi yang terdiri dari 8 relawan komunitas He Qi Barat beserta 5 orang relawan perwakilan dari CV.Sinar Mutiara bersama-sama mengunjungi Rumah Belajar Anak Langit yang berlokasi di pinggir aliran sungai Cisadane, Karawaci, Tangerang
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -