Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Berkah yang Membawa Bahagia

Jurnalis : Fammy Kosasih (He Qi Timur), Fotografer : Fammy Kosasih (He Qi Timur)

Para pembawa pelita yang terdiri dari relawan Tzu Chi dengan beragam usia dengan konsentrasi serta ketenangan berbaris memasuki ruangan diadakannya acara. Sembari membawa nampan yang di atasnya tertata rapi pelita dan angpau. Pelita dan angpau ini kemudian dibagikan satu persatu kepada para tamu undangan yang hadir dalam acara Pemberkahan Akhir tahun Tzu Chi 

Ada satu bagian yang menarik perhatian dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada 16 dan 17 Januari 2016 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara yaitu, koordinator lapangan (Cang Kong). Tugas dari koordinator lapangan ini adalah mengatur arus pengunjung serta merapikan barisan alur dan pelita.

Para pembawa pelita itu terdiri dari relawan Tzu Chi dengan beragam usia. Dengan penuh konsentrasi serta ketenangan mereka berbaris memasuki ruangan diadakannya acara, sembari membawa nampan yang di atasnya tertata rapi pelita dan angpau. Pelita dan angpau ini kemudian dibagikan satu persatu kepada para tamu undangan yang hadir dalam acara pemberkahan akhir tahun itu. Pelita digunakan untuk berdoa bersama dalam acara penutup dan angpau merupakan simbol berkah dan jalinan jodoh dari Master Cheng Yen. Dalam setiap kegiatan Tzu Chi, barisan yang rapi dan teratur ini sudah menjadi bagian dari keindahan budaya humanis Tzu Chi. Namun, ternyata untuk membentuk barisan yang begitu indah ini membutuhkan persiapan yang panjang. Seperti yang diungkapkan oleh Effendi Lohananta, penanggung jawab barisan alur dan pelita komunitas relawan He Qi Timur. Ladang berkah ini sudah pernah diembannya pada tahun lalu, jadi ini adalah tahun kedua ia mengemban tanggung jawab yang sama. Effendi mengatakan, ”Saya diberi tugas ini tentunya sangat gan en karena kita dikasih ladang berkah. Di sini kita jadi belajar juga bagaimana mengatur koordinasi acara ini.”

Rani (berambut Putih) merasa bahagia dapat berpartisipasi di setiap kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun, terutama di bagian barisan pelita.

Senada dengan itu, Joliana, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat yang juga bertugas mengatur alur barisan tempat duduk menuturkan bahwa salah satu kendala adalah harus memastikan setiap relawan yang ditugaskan hadir tepat waktu. Namun, jika pada hari pelaksanaan relawan berhalangan hadir, Joliana mesti segera menemukan pengganti relawan tersebut. 

Bahagia Bisa Menjadi Bagian dari Barisan Pelita

Ada seorang relawan senior bernama Rani Wulansari (60) yang sudah lama mengenal Tzu Chi. Relawan di komunitas  Kelapa Gading ini bergabung menjadi relawan sejak tahun 2008. Relawan yang tinggal di wilayah Tanjung  Priok ini menceritakan bahwa pada setiap kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun, ia selalu rajin berinisiatif menjadi bagian dari barisan pelita. “Dari tahun 2009 hingga 2016 ini, setiap tahun itu pasti ada saya, selalu semangat ikut, tidak pernah absen. Jadi angpau Master Cheng Yen di rumah saya sudah banyak. Saya rasa relawan memang diperlukan untuk turun berperan dalam membagikan angpau dan pelita ini yang tiap tahun diselenggarakan. Jadi kalau bukan relawan, siapa lagi yang bantu bagikan,” tutur Rani yang telah delapan kali mengikuti kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi.

“Yang pastinya walaupun capai, saya happy bisa jadi bagian dari barisan pelita ini,” ucap Rani yang mengenal Tzu Chi melalui tayangan di DAAI TV itu.

Menjadi relawan pembawa pelita, merupakan pengalaman yang tak terbayang indahnya untuk Agus sutanto.  

Selain Rani, ada juga relawan baru yang membantu dalam barisan pelita. Dia adalah Agus Sutanto dari komunitas He Qi Timur. Relawan yang bergabung sejak Desember 2015 lalu itu menuturkan, “Kesulitan sih ada. Tapi, tetap ya kita terima dengan lapang dada. Ya, kayak berlutut lama kan sakit ya, karena gak ada matras di situ karena sudah berumur juga, kan kaki sakit juga. Tapi melihat ada juga yang lain-lain, yang sudah lebih tua dari saya, mereka sanggup, kenapa saya nggak.” Pria kelahiran tahun 1967 ini juga mengungkapkan rasa bahagia dirasakannya karena mendapat kesempatan berpartisipasi. “Karena bisa berpartisipasi itu senangnya minta ampun,” pungkas Agus.

Bagi relawan bisa bersumbangsih menggarap ladang berkah apapun di Tzu Chi ini adalah berkah yang memuaskan hati mereka. Karena mereka bisa bersumbangsih untuk masyarakat luas jua. Jika semua proses bisa dilalui oleh setiap individu yang terlibat di dalamnya dengan perasaan lapang dan gembira, tentu hasilnya akan menjadi akhir yang baik dan indah. Seperti dikutip dari Kata Perenungan Master Cheng Yen, ”Keindahan suatu kelompok terletak pada pelatihan diri setiap individunya.” 


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Bangga Kepada Tzu Chi

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Bangga Kepada Tzu Chi

17 Januari 2016
Acara pemberkahan akhir tahun ini kerap dihadiri oleh orang-orang dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak kecil sampai para manula. Ini pemandangan yang sangat mengharukan, karena orang-orang yang menghadiri acara pemberkahan bersedia untuk berpartisipasi dan berbuat kebajikan.
Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

20 Januari 2016

Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 ini menampilkan pentas drama kilas perjalanan Tzu Chi Indonesia. Berawal dari tahun 1993, para istri-istri pengusaha Taiwan (Liu Su Mei, Bao Qing, Liang Qiong, dan Chun Ying)  hingga kini menjadi besar yang telah berusia 22 tahun.

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Berkah yang Membawa Bahagia

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Berkah yang Membawa Bahagia

17 Januari 2016 Bagi relawan bisa bersumbangsih menggarap ladang berkah apapun di Tzu Chi ini adalah berkah yang memuaskan hati mereka. Karena mereka bisa bersumbangsih untuk masyarakat luas juga.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -