Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

Jurnalis : Indri Hendarmin (He Qi Utara), Fotografer : Yusniaty (He Qi Utara)

Candy (kanan) memerankan Liu Su Mei dan Puspa (kedua dari kanan) memerankan Liang Qiong yang memerankan drama “Kilas Perjalanan Tzu Chi Indonesia” pada acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015.

Tahun 2015 telah berganti, tak terasa Yayasan Buddha Tzu Chi Internasional telah menapaki usia 50 tahun, sementara keberadaaan Tzu Chi Indonesia telah berusia 22 tahun. Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 yang digelar pada tanggal 16 – 17 Januari 2015 ini menampilkan pentas drama kilas perjalanan Tzu Chi Indonesia. Berawal dari tahun 1993, para istri-istri pengusaha Taiwan (Liu Su Mei, Bao Qing, Liang Qiong, dan Chun Ying)  yang melihat kondisi Indonesia sangat memerlukan uluran cinta kasih, mereka berinisiatif mengadakan kegiatan sosial terlebih salah seorang dari mereka Liang Qiong sudah mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi.

Pada tanggal 20 Oktober 1993, dengan cara sederhana mereka memulai kegiatan pertama dengan memberikan bantuan kepada Panti Asuhan Yayasan Kampus Diakonia Modern yang menampung anak-anak jalanan. Bantuan yang diberikan saat itu berupa barang-barang kebutuhan pokok seperti minyak goreng, mi instan, beras, dan kue kering. Merasakan kegiatan positif tersebut memberikan kebahagiaan tersendiri, maka berlanjut hingga di tahun 1994 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia resmi berdiri dan Liu Su Mei menjadi Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia hingga saat ini.

Foto bersama para pemain drama bersama tokoh asli yang memiliki peran penting dalam perkembangan Tzu Chi di Indonesia. Mereka adalah Sugianto Kusuma, Franky O Widjaja, Liu Su Mei, Rebecca Halim, Wen Yu (kanan ke kiri).

Persiapan drama sejarah Tzu Chi ini dimulai akhir desember hingga proses pengisian suara (Dubbing). Dan pada tanggal 8 Januari 2016 merupakan latihan pertama mereka. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, mereka menjalani pelatihan yang cukup ketat bahkan di antara para pemain yang bekerja terpaksa mengajukan ijin tidak masuk bekerja untuk mengikuti latihan pada hari kerja.

Candy, salah satu relawan komite Indonesia yang berasal dari Taiwan memerankan Liu Su Mei. “Pertama diminta memerankan Liu Su Mei saya merasa khawatir tidak cocok, karena karakter Liu Su Mei berwibawa, tenang dan efisien, berbeda dengan saya, kedua saya khawatir apakah saya mempunyai cukup waktu luang, kendala bahasa Indonesia. Mengetahui kelemahan bahasa Indonesia saya, saya banyak mendapatkan bantuan, kata-kata yang sulit saya ucapkan diubah ke dalam bahasa yang lebih mudah saya ucapkan,” ujar Candy. “Drama ini membuat saya mengenal sejarah Tzu Chi Indonesia. Saya ingin nanti dapat menjelaskan dalam bahasa Indonesia mengenai sejarah Tzu Chi Indonesia. Kebersamaan kami selama proses latihan telah mengakraban kami semua para pemain, saya merasakan telah menjalin jodoh yang baik,” tambahnya.

Lain halnya dengan Puspa yang memerankan Liang Qiong. Awalnya ia tidak mengetahui jika dirinya terpilih menjadi salah seorang pemain drama, Ia hanya diminta untuk datang. “Saya tidak mengetahui karakter Liang Qiong, sempat takut menerima peran drama ini tetapi akhirnya enjoy karena dukungan semuanya. Di rumah sebelum tidur saya selalu membaca skrip, apapun semuanya harus belajar tidak ada yang instan, dari sekumpulan ibu rumah tangga hingga akhirnya Tzu Chi menjadi besar tidaklah mudah,” tutur Puspa.

Sosok Wen Yu, komite pertama Indonesia yang mempunyai peranan besar bagi perkembangan Tzu Chi Indonesia diperankan oleh Amelia Devina.

Selain kedua tokoh di atas, ada sosok yang memiliki peran yang besar bagi Tzu Chi Indonesia. Ia adalah Wen Yu. Jodohnya dimulai ketika ia mendapatkan sebuah paket yang berisi informasi tentang Tzu Chi, ia mulai mencari donatur. Juga berjodoh dengan Liu Su Mei, lalu pelantikan empat relawan komite, dan Wen Yu satu-satunya relawan komite Indonesia yang pertama di lantik di Taiwan. Pekerjaannya sebagai seketaris Eka Tjipta (pemilik Sinar Mas Grup) membuatnya banyak memiliki banyak relasi, sehingga memudahkan mencari donatur. Ia pun berhasil mengajak Eka Tjipta mendukung Tzu Chi, kini tongkat estafet tersebut dilanjutkan oleh anaknya Eka Tjipta, Franky O Widjaja yang saat ini menjadi Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Tokoh Wen Yu diperankan oleh Amelia Devina. ”Cukup kaget karena tidak ada rasa percaya diri, beberapa bulan sebelumnya saya sudah diberitahu bila saya dipilih memerankan drama, saya tertantang karena memerankan seseorang yang berkharisma,” ujar Amel, sapaan akrabnya. “Wen Yu sosok yang berani, percaya diri, tulus, tahu hal baik yang harus dilakukan, jasanya sangat besar bagi Tzu Chi Indonesia, saya sangat berharap drama ini menginsipirasi sehingga orang-orang tergerak menjadi relawan, mempunyai pandangan baru tentang Tzu Chi,” tanbahnya. Amel pun bertekad untuk meneladani ibu-ibu rumah tangga yang memprakarsai Tzu Chi saat itu.


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Bersungguh Hati

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Bersungguh Hati

01 Februari 2016 Sebanyak 900 orang yang terdiri dari para donatur, relawan maupun simpatisan Tzu Chi menghadiri kegiatan Acara Pemberkatan Akhir Tahun 2015 di Lancang Kuning Ball Room Hotel Furaya pada 23 Januari 2016.
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menyebarkan Cinta Kasih Tzu Chi yang Universal

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menyebarkan Cinta Kasih Tzu Chi yang Universal

16 Januari 2016
Acara bersama di awal tahun 2016 ini dibuka oleh relawan Tzu Chi, Wen Yue selaku pemandu acara Pemberkahan Pemberkahan Akhir Tahun 2015 yang dilaksanakan di Aula Jing Si lantai 4, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menjadi Murid yang Sesungguhnya

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menjadi Murid yang Sesungguhnya

16 Januari 2016
Berbagi kisah dengan Rose yang inspiratif menyadarkan kita betapa pentingnya untuk menjadi murid Master Cheng Yen yang baik. Semoga di awal tahun yang baru ini menambah semangat dan tekad kita untuk maju dan berani mengemban tanggung jawab. Agar cinta kasih dapat disebarluaskan dan dunia dapat terbebas dari bencana.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -