“Ayo Memotret”

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 
 

fotoHenry Tando saat menunjukkan foto-foto hasil karya kelas fotografi SMA/SMK Cinta Kasih Tzu Chi saat hunting bersama di wilayah Kota Tua Jakarta.

Terinspirasi oleh pelatihan 3 in 1 (menulis, foto, dan video) yang ia dan beberapa muridnya ikuti di He Qi Utara beberapa waktu yang lalu, Herfan Budi Harto, guru mata pelajaran sosiologi dan Heny Tri Wulandari, guru Bahasa Indonesia SMA Cinta Kasih Tzu Chi pun menggagas sebuah kelas ekstrakulikuler jurnalistik. Sebuah kelas jurnalistik yang lebih fokus kepada bidang fotografi.

“Awalnya jurnalistik umum. Ada foto, artikel, dan video. Karena kita tidak ada videonya (alat -red ), jadi kita memadukan jurnalistik dengan foto sehingga bisa berkolaborasi,” kata Herfan saat kami temui Jumat siang di dalam ruang kelas fotografi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, 4 Maret 2011. Untuk itu, ia pun lantas menggandeng Henry Tando, seorang relawan Tzu Chi yang memiliki profesi sebagai fotografer profesional. “Dari Herfan shixiong idenya, terinsinpirasi dari training Relawan 3 in 1 di He Qi Utara. Apalagi kebetulan dia juga pegang kelas ekskul jurnalistik. Dia minta bantuan saya untuk isi kelasnya. Kalau saya cuma support aja ,” kata Henry Tando. Alhasil , kelas ini pun kini sudah berjalan sejak September tahun lalu.

Animo Anak-anak
Bagi Henry Tando, menjadi seorang pengajar apalagi di dalam kelas atau sekolah adalah pengalaman yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. “Saya senang, bukannya klise, (tetapi) karena ternyata animo mereka (para siswa) bagus sekali. Tapi memang masih ada kendala, mereka suka berfoto namun alatnya masih agak terbatas,” jelas Henry. Maka semua teori dasar yang diajarkannya sulit untuk diterapkan. “Ya, contohnya pada saat setting manual kita bisa lebih banyak bereksperimen atau mencoba. Mereka kan nggak bisa. Jadi mereka akhirnya mengandalkan kemampuan yang ada di kamera mereka,” tambahnya.

Tak ayal, hanya beberapa materi saja, seperti komposisi ataupun angle yang dapat diterapkan anak-anak di kelas. “Jadi kalau mau dilanjutkan butuh waktu lagi. Kita butuh fasilitas kamera DSLR untuk SMA dan SMK. Kalo masing-masing punya alat (DSLR) jadi lebih gampang belajar. Untuk mempercepat itu saya dan Herfan berencana untuk membuat klub foto,” pungkas Henry shixiong yang diamini Herfan.

foto  foto

Keterangan :

  • Sejak September 2010 lalu, Herfan (kanan) dan Henry Tando (kiri) mengadakan kelas fotografi bagi siswa-siswi SMA dan SMK Cinta Kasih Tzu Chi. (kiri)
  • Henry Tando sedang menjelaskan kepada para Tzu Shao (murid Kelas Budi Pekerti) yang hadir dalam kelas fotografi. Diharapkan ke depannya para Tzu Shao ini dapat membantu meliput kegiatan Tzu Chi yang diadakan di sekolah. (kanan)

Klub fotografi yang hendak dibentuk ini janganlah dibandingkan dengan klub-klub foto yang ada karena peralatan foto yang digunakan memang minim sekali, namun diharapkan dengan adanya klub itu dapat membangkitkan minat murid-murid yang lain. “Anak-anak sangat fun, terutama saat mereka hunting di kawasan Kota Tua beberapa waktu lalu,” ujar Henry. Apalagi dari hasil jepretan anak-anak waktu itu, Henry melihatnya cukup baik, walau masih belum tajam di mata. Maka ia pun berharap ke depannya para jurnalis junior ini dapat berkontribusi dalam peliputan kegiatan Tzu Chi. “Dari mereka yang kecil mungkin bisa menginspirasi relawan-relawan lain yang memang lebih dewasa dan senior bahwa dunia 3 in 1 itu menarik dan manfaatnya besar. Buat Tzu Chi terutama,” kata Henry berharap.

Berharap Lahirnya Buletin Sekolah
Bagi Herfan dan Heny, harapan mereka ke depan, entah tahun ini atau tahun depan dari kelas fotografi ini adalah terbitnya sebuah Buletin Sekolah Tzu Chi. Buletin yang mewakili seluruh unit sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK Cinta Kasih Tzu Chi. “Harapan saya materi yang sudah diberikan oleh Henry Shixiong juga dapat diberikan ke adik-adik kelas mereka nantinya, supaya nanti cinta kasih menyebar ke semuanya,” kata Herfan.

Dalam proses pengajaran ini, baik Herfan maupun Henry menjelaskan bahwa fotografi itu penting dalam kondisi saat ini. Fotografi adalah media untuk mengekspresikan diri.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan antusias siswa-siswi kelas fotografi ini menempelkan foto hasil karya mereka di selembar kertas yang nantinya akan dipasang di majalah dinding (mading) Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. (kiri)
  • Dengan adanya Kelas Fotografi ini, minat siswa-siswi SMA dan SMK Cinta Kasih Tzu Chi akan dunia fotografi akhirnya dapat tersalurkan. (kanan)

Unjuk Kebolehan
Salah satu siswa, Kawula Kalyana Mita yang kerap dipanggil Mita mengaku sangat tertarik dengan bidang fotografi, menulis, ataupun mengarang. “Sukanya karena pengen ngelatih bicara. Karena dengan belajar jurnalistik kan bisa jadi penyiar atau presenter gitu . Jadi ke depannya sudah ada bekal melatih bicara dan lain-lain,” kata Mita. Apalagi dalam kelas ini, ia juga diajarkan cara menggunakan kamera yang bertipe DSLR serta cara menulis artikel yang benar dan berpatokan kepada rumus 5 W dan 1 H.

Unjuk kemampuan Mita dan teman-temannya dilakukan saat hunting bersama di daerah Kota Tua, Jakarta. “Banyak yang bisa didapat dari hasil hunting kemarin. Saya jadi tahu asal muasal kata Glodok sama Pancoran. Dari hasil hunting kemarin juga kita jadi tahu cara hunting dan cara menulis artikel atau berita yang baik,” ujarnya.

Ratusan foto berhasil mereka abadikan, kumpulkan, dan kemudian dipilah. “Kriteria pemilihannya satu orang memilih 3 buah foto terbaik mereka, namun jangan ada yang sampe buram dan posisinya juga harus bagus,” jelas Mita seraya mengingat-ingat pelajaran yang diberikan Henry Tando. Kini, puluhan foto telah mereka pilih dan akan segera mereka tempelkan di Mading (Majalah Dinding) Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. “Saya berharap kelas ini tetap bertahan dan anak-anak juga tetap kompak melatih diri di dunia fotografi. Pengen bikin majalah yang hadir sebulan sekali. Biar orang juga tahu ekskul jurnalistik itu seperti apa sehingga ada hasilnya,” kata Mita berharap.

  
 

Artikel Terkait

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana

28 Agustus 2015 Sekumpulan orang berpakaian sederhana, tua dan muda, tampak bercakap-cakap dengan gembira menyambut panen. Itulah adegan awal isyarat tangan "A Pa Khan Cui Gu" (Ayah Menuntun Kerbau) yang membuka drama dalam rangkaian acara Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si Lantai 3, Tzu  Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Peringatan Hari Aids Sedunia: Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya

Peringatan Hari Aids Sedunia: Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya

13 Desember 2023

Komunitas relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Tengah 1 bekerja sama dengan SMP Eka Tjipta Tasik Mas mengadakan Seminar Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja dalam rangka memperingati Hari Aids Sedunia.

Membangkitkan Rasa Bakti dengan Perayaan Hari Ayah

Membangkitkan Rasa Bakti dengan Perayaan Hari Ayah

21 September 2022

Ayah merupakan sosok yang lazimnya seorang tulang punggung keluarga. Relawan Tzu Chi Medan dan Tebing Tinggi pun menggelar perayaan Hari Ayah. 

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -