“Hanya Jalan yang Berbeda, Tujuannya Sama”

Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Anand Yahya
 
foto

* Dua orang relawan Tzu Chi, Livia dan Eva Wiyogo mendampingi Titiek Puspa melihat-lihat stan Tzu Chi. Relawan juga memberikan penjelasan kepada artis legendaris ini tentang visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Hari Jumat, 6 Februari 2009, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia diundang untuk berpartisipasi dengan menampilan stan-nya dalam acara Cap Go Meh Bersama Indonesia Bersatu bertajuk “Terima Kasih Indonesia” yang diadakan oleh Forum Bersama Indonesia Tionghoa (FBIT) di Hall D, Area Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sebelum acara dimulai, Titiek Puspa, seorang artis legendaris yang akan tampil mengisi acara juga sempat melihat-lihat stan Tzu Chi. Setelah melihat-lihat, ia pun membeli beberapa buku terbitan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Saat Titiek mengetahui masih ada kelebihan uang dari pembelian buku, ia pun kemudian memasukkan uang tersebut ke dalam gentong tempat menaruh dana. “Bagi saya agama apa saja saya hormati. Tidak pernah ada rasa risi di manapun saya berada,” ujarnya. Titiek juga mengatakan bahwa ia telah mengenal agama Buddha sejak lama dari temannya. Di Kota Bangka, ada sebuah tempat peribadatan Dewi Kwan Im yang ia pun sempat menandatangani pendiriannya. Bahkan di rumahnya, ia juga memiliki gambar Dewi Kwan Im. Ia sangat mengagumi Dewi Kwan Im karena Dewi Kwan Im adalah seorang sosok perempuan.

“Semua agama itu bagus asal mengerjakannya dengan benar,” paparnya saat ditanya pendapatnya mengenai Tzu Chi. Bagi Titiek, kebiasaan membantu mereka yang membutuhkan telah dilakukannya sejak lama. Di mobilnya, ia selalu menyiapkan uang yang masing-masing sebesar 2 ribu untuk anak kecil dan 5 ribu rupiah untuk orang dewasa. Uang–uang tersebut dimasukkannya ke dalam kantong plastik sehingga terlihat bersih dan rapi. “Kalo dibungkus begini tangan kita tidak kotor. Kalau musim hujan pun tidak basah, dan yang menerima pun merasa dihormati,” tuturnya berpendapat.

foto  foto

Ket : - Di stan Tzu Chi, Titiek Puspa juga berkesempatan memberikan dana kepada Yayasan Buddha Tzu Chi
           Indonesia. (kiri)
        - Pada malam itu juga ditampilkan Drama Musikal Cap Go Meh bersama Indonesia Bersatu bertajuk "Terima
           Kasih Indonesia" yang dibawakan oleh paraartis, seperti Titiek Puspa, Iga Mawarni, Judika, dan Helena.
           (kanan)

Uang-uang tersebut harus diberikan oleh sopirnya kepada mereka yang membutuhkan di jalan-jalan, walau saat Titiek tidak ikut bersamanya. “Kalau tidak dikasih saya marahi. Saya bilang ke sopir saya, kalau kamu mengambil, kamu akan punya hutang 1000 kali,” tuturnya memberi penjelasan. Bagi Titiek Puspa, semua agama itu sama. Hanya jalannya saja yang berbeda, namun tujuannya sama. “Salam cinta dan kasih untuk semua dan dunia,” ujarnya mengakhiri wawancara.

 

Artikel Terkait

Uluran Tangan Untuk Kebaikan

Uluran Tangan Untuk Kebaikan

08 Juni 2017
Pada Senin, 6 Juni 2017 para pengungsi yang tinggal di Home of Arzu mendapatkan kunjungan dari pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dari Geneva. Kunjungan ini bermaksud untuk melihat kondisi para pengungsi yang dinaungi oleh Tzu Chi.
Dalam Ikatan Jodoh (Bagian I)

Dalam Ikatan Jodoh (Bagian I)

16 Oktober 2009 Tiga tahun yang lalu adalah masa-masa yang sulit bagi si kembar Mika Sriana dan Maria Rusdiana. Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, Maria tidak mampu lagi melanjutkan sekolah lantaran tak ada biaya.
Suara Kasih : Membentangkan Cinta Kasih

Suara Kasih : Membentangkan Cinta Kasih

04 Juni 2010
Meski hanya berjumlah puluhan, Namur setiap ada bencana menimpa El Salvador, insan Tzu Chi akan bergerak untuk memerhatikan, menghibur, dan membantu para korban. Meski kekuatan yang terhimpun tidaklah besar, namun mereka telah memancarkan semangat Bodhisatwa dunia.
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -