Mengunjungi “Benih Teratai” di He Qi Pusat

Jurnalis : Beh Guat Ngo (He Qi Pusat), Fotografer : Beh Guat Ngo, Deddy, Budiman, Christine R (He Qi Pusat)

Wylen Djap, koordinator kegiatan memberikan arahan kepada 37 relawan dan tunas relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat sebelum melakukan kunjungan kasih ke rumah Anak Teratai He Qi Pusat.

Teratai dapat tumbuh dan berkembang dengan indah walau di walaupun hidup tempat yang berlumpur. Demikian juga diharapkan kepada Anak Teratai He Qi Pusat agar dapat tumbuh menjadi anak yang baik dimasa mendatang. Untuk itu pada Minggu, 28 Agustus 2022, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat (Hu Ai Jembatan Lima) sebanyak 37 relawan dan tunas relawan mengunjungi 6 Anak Teratai He Qi Pusat di wilayah Pekojan dan jl. TSS Raya, Tambora, Jakarta Barat untuk mengetahui perkembangan mereka.

Salah satunya adalah Viola Mulia, siswi kelas 9 Sekolah Genesaret. Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang tak akan pernah dilupakan seumur hidup oleh Viola. Setelah kehilangan ayah, kondisi kegiatan belajar Viola langsung terdampak. Padahal ia merupakan salah satu anak yang berprestasi di sekolahnya. Beruntung Viola memiliki seorang ibu yang tegar, selalu menyemangati, dan menghiburnya.

Relawan saat mengunjungi rumah Viola Mulia di wilayah Pekojan. Mereka saling berdiskusi ditemani dengan ibunya Liana.

Dahulu, ayah Viola bekerja sebagai seorang supir pribadi, setelah meninggal dunia, Liana ibu Viola yang menjadi tulang punggung keluarga dengan mencari pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah seperti guru les. Namun hasil dari pekerjan tersebut belum bisa menutupi kebutuhan keluarga dan biaya sekolah Viola.

“Akhirnya saya mengajukan bantuan SPP ke Tzu Chi, waktu itu barengan dengan pengajuan bantuan bantuan di gereja. Tetapi waktu itu karena angka Covid-19 tinggi jadi belum ada respon,” cerita Liana.  

Setelah angka Covid-19 mulai menurun, ternyata permohonan bantuan yang diajukan ke Tzu Chi dan gereja disetujui secara bersamaan. “Saya nggak mau bohong. Saya bilang ke Tzu Chi dan gereja bahwa pengajuan bantuan disetujui oleh keduanya,” ugkap Liana. Akhirnya setelah disepakati, Tzu Chi memberikan bantuan untuk biaya SPP Viola, sedangkan gereja memberikan bantuan biaya hidup untuk sehari-hari. “Saya bersyukur sekali,” tambahnya.

“Kejujuran terhadap kedua belah pihak saat disetujui bersamaan membawa berkah tersendiri. Dengan jujur dan tulus tanpa keserakahan, Viola terbantu SPP dan kesehariannya,” ungkap relawan Hun Hun setelah mendengarkan kisah dari Liana.

Dalam kesempatan yang sama, relawan juga mengunjungi rumah Juhadi salah satu Anak Teratai He Qi Pusat yang tinggal di jl. TSS Raya, Tambora, Jakarta Barat.

Sementara dalam kunjungan lainnya, relawan menuju ke rumah Juhadi (16), siswa kelas 1 SMK jurusan Akuntansi. Sudah 3 tahun lebih, Juhadi kehilangan ayahnya yang meninggal dunia. “Saya merasa lebih syukur, beban sedikit berkurang selama 3 tahun sudah dibantu Tzu Chi,” ujar ibu dari Juhandi kepada relawan yang berkunjung.

Dalam kesempatan ini, relawan juga berkunjung ke rumah Steven Kurniawan dan Kezia Kurniawan, dua Anak Teratai He Qi Pusat.  Dengan kondisi ayah yang mengalami katarak di salah satu matanya dan ibu yang belum mendapat pekerjaan tidak menyurutkan hasrat belajar Steven dan Kezia. Mereka pun menjalani hari dengan bersemangat untuk menata masa depan.

“Kami tinggal dirumah mama saya dan masih dibantu untuk makan dan kebutuhan lainnya.  Saya sempat bingung gimana untuk sekolah anak-anak. Untung ada Tzu Chi yang mau bantu, jadi ada jalannya, anak-anak bisa melanjutkan sekolah,” cerita ibu dari Steven dan Kezia.

Selain relawan, para tunas relawan juga ikut dalam kunjungan kasih untuk mendengarkan serta mendapatka pengalaman dari Anak Teratai He Qi Pusat dan keluarganya.

Wylen Djap, koordinator kegiatan kali ini bersyukur melihat relawan mau belajar dengan mengunjungi dan bercengkerama dengan para Anak Teratai He Qi Pusat dan keluarganya.

“Bersabar, tidak berputus asa dalam menghadapi setiap tantangan dalam kehidupan. Berusaha dan berdoa mencari jalan keluar dalam setiap permasalahan adalah pelajaran-pelajaran indah yang diberikan oleh para relawan yang mengikuti kunjungan kasih hari ini,” jelas Wylen Djap bersukacita.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Membangkitkan Asa Demi Keluarga

Membangkitkan Asa Demi Keluarga

31 Mei 2017

Belajar dari kesalahan masa lalu adalah hal yang dilakukan Freddinad saat ini setelah melewati masa sulit beberapa tahun silam. “Alhamdulilah untuk sekarang ada perkembangan setelah saya sembuh, bisa kerja lagi bisa bantu keluarga,” ujarnya. “Jadi pikiran saya dulu kalau sembuh jadi mayat hidup itu salah. Walaupun orang tidak berdaya juga pasti masih bisa berbuat sesuatu,” kata Freddi.

Menebar Cinta Kasih Dengan Kunjungan kasih

Menebar Cinta Kasih Dengan Kunjungan kasih

25 September 2017

Relawan Tzu Chi mengunjungi Panti Asuhan Bhakti Mitra Utama dan penerima bantuan lainnya pada Selasa, 19 September 2017. Kunjungan kasih ini bertujuan agar para penghuni panti dapat merasakan kehangatan perhatian dari satu keluarga.

Hadiah Kasur Medis untuk Danu

Hadiah Kasur Medis untuk Danu

14 Januari 2020
Sebagian relawan mengajak Danu jalan-jalan dan pergi ke salon untuk mencukur rambutnya, sementara itu relawan yang lainnya membersihkan seluruh sudut kamarnya dan juga membantu menyusun kasur medis agar bisa memberikan kenyamanan yang juga diharapkan bisa membantu memulihkan keadaan Danu yang terkena stroke dari pinggang hingga kaki.
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -