“Happy Chinese New Year, Master Cheng Yen”

Jurnalis : Feranika Husodo (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara)

foto
Pagi-pagi para relawan dari berbagai usia dan masyarakat umum, berkumpul di Tzu Chi Center untuk mengucapkan salam Imlek kepada Master Cheng Yen.

Minggu, 2 Februari 2014 tepat hari ketiga Tahun Baru Imlek, para relawan mulai dari relawan komite, relawan biru putih, relawan abu putih sampai dengan anak–anak Kelas Budi Pekerti Tzu Chi (Tzu Shao) serta masyarakat umum datang ke Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Di sini mereka mendengarkan ceramah dan mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Master Cheng Yen secara Live (langsung).

 

Acara ini diselenggarakan pukul 05.30 pagi, sehingga menjadi ujian bagi para relawan untuk mempertahankan tekad mengikuti acara ini. Ada Tjoeng Hing Kok, relawan Tzu chi yang datang jauh-jauh dari Pondok Indah, Jakarta Selatan. Meski harus bangun lebih pagi dari biasanya, tetapi Hing Kok, begitu sapaannya tetap hadir bersama istri. Menurut Hing Kok mengucapkan “Salam Imlek” itu sama dengan menghormati orang tua yang tanpa pamrih telah membesarkan kita selama ini.

Hadir pula Supardi yang baru pertama kali mengikuti acara ucapan salam imlek kepada Master Cheng Yen. “Sebenarnya hari ini saya belum yakin bisa hadir sebab tadi malam saat tiba dari luar kota sudah larut malam. Tetapi mungkin karena jodoh maka mendadak dapat bangun pagi dan hadir pada acara hari ini,” ujar Supardi. Supardi merasa sangat bahagia karena dapat bertemu secara live dengan Master Cheng Yen via video conference, sebab selama ini ia belum pernah bertemu Master Cheng Yen.

foto   foto

Keterangan :

  • Seusai ucapan Imlek, para relawan mengikuti kebaktian bersama dengan para bhiksuni di Griya Jing Si Hualien secara live (kiri).
  • Salam Imlek merupakan bentuk penghormatan pada “orang tua” yang telah memberi bimbingan pada kita (kanan).

Acara dimulai dengan mendengarkan ceramah pagi Master Cheng Yen. Dalam kesempatan tahun baru ini Master berkata, “Setiap orang harus memanfaatkan waktu yang ada untuk memahami Dharma.” Tanpa memahami Dharma maka pikiran kita dapat menyimpang dan tersesat sehingga cinta kasih sulit untuk terbentuk. Untuk dapat memahami Dharma dapat dilakukan dengan menonton tayangan Sanubari Teduh yang tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 05.30 pagi WIB di DAAI TV. Master juga mengimbau agar kita semua memperhatikan masyarakat di sekitar kita yang kesusahan.

Puncak acara yang ditunggu-tunggu oleh semua relawan yang hadir adalah giliran mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Master Cheng Yen. Master bahagia karena relawan di Indonesia yang hadir pada hari ini mulai dari Bodhisatwa cilik sampai dewasa semua bersatu hati. Beliau berpesan agar relawan-relawan di Indonesia sering-sering mendengarkan Dharma agar hati bisa tenang dan dapat berjalan selama-lamanya di Jalan Bodhisatwa.

Stelah itu, acara ditutup dengan kebaktian bersama dengan para shifu (bhiksuni) di Griya Jing Si, Hualien Taiwan via video conference. Selamat Tahun Baru Imlek Master, kita murid-murid di Indonesia akan lebih giat lagi mendalami Dharma terutama Sutra 37 Faktor menuju Pencerahan yang telah berjalan dari tahun sebelumnya dan sutra ini akan menjadi arah dan tujuan kita.

  
 

Artikel Terkait

Dukungan Kesehatan bagi Posyandu Palma Lestari

Dukungan Kesehatan bagi Posyandu Palma Lestari

25 Maret 2024

Penyuluhan kesehatan, pemberian Vitamin A dan pemberian makanan tambahan (PMT) diberikan oleh para relawan Tzu Chi di Xie Li Indragiri untuk 73 balita di Posyandu Palma Lestari.

Memberikan Kehangatan bagi Anak-Anak Penyandang Disabilitas

Memberikan Kehangatan bagi Anak-Anak Penyandang Disabilitas

18 April 2018
Relawan Tzu Chi Bandung mengunjungi anak-anak penyandang disabilitas di Yayasan Aziziyah, Bandung, 13 April 2018. Pelayanan yang diberikan di antaranya berupa pemeriksaan kesehatan dan pengukuran alat bantu bagi beberapa anak yang membutuhkan
Kisah Ahmad Husein (Bagian 2)

Kisah Ahmad Husein (Bagian 2)

29 Juni 2009 “Berapa hari ini?” tanya Tunjung kepada Subaidi. “Baru satu malam, Pak. Memang waktu itu saya masuk ke sini tuh hari Sabtu, Minggunya tutup,” jawab Subaidi. “Di Pati itu gimana?” Tunjung kembali bertanya. “Tidak bisa, Pak. Di sana mengajukan untuk diamputasi,” jelas Subaidi lirih. “Kemari itu atas dasar kamu sendiri apa dari dokter? “Ya saya minta surat izinnya dari dokter untuk pindah kemari, Pak. Cuma saya ditanya mau dipindah ke Semarang apa ke Solo. Saya minta di Solo biar ditangani oleh dr Tunjung,” terang Subaidi.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -