“Jangan Lupakan Bahasa Sendiriâ€
Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
|
| ||
Begitu tiba di Tzu Chi Center para mahasiswa langsung diajak untuk mengenal visi-misi Tzu Chi yang dijelaskan oleh Rossa Shijie. Setelah itu para mahasiswa juga diajak untuk mengelilingi Aula Jing Si dan melihat budaya humanis Tzu Chi melalui poster-poster yang terpasang di dinding lorong Fa Hua Aula Jing Si. Selama tur inilah para mahasiswa mendapat banyak informasi tentang budaya Tzu Chi dan filosofi Mandarin dari relawan pendamping. Mengenal Budaya Humanis Tzu Chi
Keterangan :
Seperti yang dituturkan oleh Tony Yuwono staf budaya kemanusiaan Tzu Chi, bahwa seorang penerjemah sebaiknya harus benar-benar menguasai bahasa “ibu” (bahasa Indonesia) dan budaya Indonesia selain bahasa dan budaya asing. Di depan para mahasiswa Tony juga menerangkan kalau seorang penerjemah harus bisa menerjemahkan secara akurat, alamiah, dan beruntun. Kendati demikian apa yang diterjemahkan pun harus tetap indah berdasarkan kaidah budaya setempat. Namun permasalahannya adalah banyak orang yang pandai berbahasa asing namun tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik. Inilah yang menjadi akar permasalahan mengapa sering ditemukan hasil penerjemahan yang tidak sesuai dengan arti sebenarnya atau tidak indah dibaca. Singkatnya untuk menjadi penerjemah yang baik maka seorang penerjemah harus berusaha untuk bisa menguasai dua bahasa (Indonesia – Mandarin) dengan baik dan benar. Bukan hanya bahasanya, tetapi juga budayanya. Itulah yang membuat karya mereka bisa diterima oleh semua golongan dan mampu menginspirasi setiap pembacanya. Maria Caroline Cindy Iskandar seorang dosen di Fakultas Sastra Mandarin menjelaskan bahwa wawasan seperti inilah yang diharapkan didapat oleh para mahasiswa. Maksudnya melalui kunjungan itu para mahasiswa mampu memahami kebudayaan negara yang dipelajari tanpa mengesampingkan budaya sendiri. Sehingga nantinya akan melahirkan sarjana-sarjana sastra yang dapat diserap di dunia kerja, dan bahkan mampu menciptakan lapangan kerja. “Hari ini saya rasa para mahasiswa mendapatkan banyak materi terutama tentang penerjemahan di media cetak. Setidaknya pada hari ini para mahasiswa mendapatkan pengetahuan praktis di luar mata kuliah,” terang Maria. | |||
Artikel Terkait

Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan dari Pelatihan Relawan
12 Oktober 2022Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 di Tzu Chi Medan diikuti oleh 137 relawan (51 panitia dan 86 peserta pelatihan). Pada pelatihan ini, para relawan jadi lebih mengenal Tzu Chi, visi dan misi Tzu Chi.

Daun Jendela Yang Dinanti, Bantuan untuk Masjid Al-Alawiyah di Indragiri Hilir
26 Juni 2024Xie Li Indragiri memberikan bantuan daun jendela sebanyak 36 buah untuk Masjid Al – Alawiyah di Dusun Jatimoro, Indragiri Hilir, Riau.

Pendidikan Budi Pekerti bagi Teratai-Teratai Tzu Chi
27 September 2022Tzu Chi Pekanbaru mengadakan kelas teratai yang pertama kalinya untuk anak-anak penerima bantuan biaya pendidikan dari Tzu Chi.