“Perlu Kesabaran Lebih”

Jurnalis : Irvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Irvan (Tzu Chi Bandung)
 
foto

Mencukur rambut adalah salah satu kegiatan yang rutin dilakukan oleh relawan Tzu Chi ketika mengunjungi Panti Wreda Senjarawi.

Kamis, 18 September 2008, Tzu Chi Bandung melaksanakan kegiatan kunjungan kasih rutin ke Panti Wreda Senjarawi, Bandung. Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap 2 bulan sekali ini diikuti oleh 17 relawan Tzu Chi Bandung. Dalam kunjungan kali ini relawan membawa beras dan kue untuk dibagikan kepada penghuni panti.

Sekitar pukul 09.30 relawan tiba di panti wreda yang terletak di Jalan Jeruk itu. Kedatangan relawan disambut ramah oleh penghuni panti. Lambaian tangan dan ucap salam ditambah senyuman pun bertebaran pagi itu.

Dengan mimik penuh kesabaran, satu sosok wanita berbaju biru terlihat sedang berbicara dengan oma penghuni panti. Belaian tangannya membuat oma itu tampak merasa nyaman. Terkadang senyuman yang indah terlempar dari wajah wanita berbaju biru itu. Tampak sederhana memang pakaiannya, hanya dengan baju seragam berwarna biru muda bersandal karet. Di balik kesederhanaannya, sosok itu menyimpan seribu kasih sayang yang berdampingan dengan kesabaran.

foto  foto

Ket : - Dengan penuh kesabaran Sinaga melayani Oma Arun. Kesabaran memang kata kunci untuk bekerja di panti
           wreda dan itu terlihat jelas pada diri Sinaga. (kiri)
         - Bantuan yang diberikan relawan Tzu Chi sedikit banyak mewakili cinta kasih yang dibawa oleh relawan.
            (kanan)

Dialah Sinaga, seorang pekerja Panti Wreda Senjarawi. Sosok Sinaga memang sudah tak asing lagi di panti itu. Semua warga panti pasti mengenal sosok ibu asal Medan ini. Kesabarannya dalam mengurus oma dan opa patut diacungi jempol. Terlihat ketika ia dengan penuh senyum menuntun kursi roda OmaPopo yang hendak bernyanyi. Senyumnya terkadang terlempar melihat Oma Popo bernyanyi dengan riang. “Namanya Oma Popo, anaknya tinggal di Thailand. Dia oma yang baik. Dia memang senang bernyanyi, kadang-kadang kita sering bernyanyi bersama,” ucap Sinaga sambil mata dan senyumnya tak lepas dari Oma Popo.

“Di sini harus punya kesabaran lebih. Sifat oma dan opa di sini kan beda-beda, apalagi sifat orang yang sudah tua, wah pokoknya kita harus punya kesabaran lebih lah kalo kerja di sini,” ucap ibu beranak 3 ini. Walau status kerjanya pegawai luar, Sinaga tetap bekerja dengan sepenuh hati. Tidak pernah memandang siapapun yang dilayani, Sinaga tetap melakukannya dengan baik.

foto  foto

Ket : - Di atas kursi rodanya, Oma popo dapat bernyanyi dengan riang bersama para relawan Tzu Chi. (kiri)
         - Senyuman terindah yang diberikan relawan Tzu Chi dapat memberikan ketentraman hati penghuni panti.
           (kanan)

“Saya sudah 8 tahun bekerja di Panti Senjarawi ini. Status saya adalah pegawai luar. Saya kerja dari jam setengah 7 sampai jam 2,” ujar Sinaga ketika ditanya mengenai status kerjanya. “Beda status pegawai luar sama pegawai panti (adalah) kalau pegawai panti kan harus nginep di sini. Jadi 24 jam harus di sini. Kalau pegawai luar seperti saya hanya dari jam setengah 7 sampai jam 2 saja,” tambahnya.

Cinta kasih mungkin telah tertanam di hati Sinaga, pekerjaannya yang membutuhkan kesabaran lebih tak membuatnya kecil hati. Kebesaran hatinya menimbulkan kesan tersendiri. “Sukanya kalo lagi acara santai lalu nyanyi bersama oma. Oma suka minta saya nyanyi jadinya terasa ada penghargaan bagi saya. Terus kalau lagi bercanda sama oma dan opa rasanya gembira. Dukanya kalo lagi ada masalah terus dibentak-bentak sama opa dan oma. Rasanya sedih sekali,” cerita ibu yang tinggal di bilangan Jalan PSM Kiaracondong itu ketika ditanya suka duka bekerja di Panti Senjarawi.

foto

Ket : - Meskipun bukan orangtua sendiri, relawan Tzu Chi memotong kuku penghuni layaknya seperti orangtua
           sendiri.

Sinaga merupakan sosok yang patut dicontoh oleh insan lain. Di balik kesederhanaanya ternyata tersimpan bibit-bibit cinta kasih yang mulia. Langkah-langkah sosial yang dilakukannya dapat membuat ketenteraman hati para oma dan opa penghuni panti. Meskipun diliputi tantangan yang tidak kecil tetapi Sinaga tetap bekerja sepenuh hati. Kesabarannya buah dari cinta kasih yang diberikannya tidak akan pernah redup.

 

Artikel Terkait

Bedah Buku Perdana di Sinar Mas

Bedah Buku Perdana di Sinar Mas

14 Maret 2013 Dengan tekad untuk melaksanakan misi budaya humanis Tzu Chi, ditambah dengan niat baik untuk berbagi pesan baik Master Cheng Yen kepada banyak orang, para relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas bahu-membahu mempersiapkan kegiatan bedah buku perdana ini.
Perhatian untuk Ari

Perhatian untuk Ari

13 Januari 2015 Relawan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih ke Muhammad Ari, seorang anak yang menderita kelainan genetik dan tulang belakang. Kunjungan ini menorehkan kesan mendalam baik bagi keluarga Ari maupun para relawan.
Pentingnya Melestarikan bumi

Pentingnya Melestarikan bumi

29 Maret 2012
Tanggal 18 Maret 2012 Pukul 08.00 di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, para orang tua dan murid dari kelas budi pekerti Qing Zhi Ban mulai berkumpul guna mendaftarkan anak mereka. Anak-anak juga dengan penuh antusias menanti keberangkatan.
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -