“Wah, Hujan Beras Nih!”

Jurnalis : Yusie (He Qi Timur), Fotografer : Kurniawan (He Qi Timur)

fotoRibuan warga Kelurahan Rawa Badak Selatan berbondong-bondong ke kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan untuk menerima pembagian beras cinta kasih Tzu Chi.

Akhir tahun ini, Indonesia telah memasuki musim penghujan. Tapi yang terjadi di Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan, Tanjung Priuk, Jakarta Utara bukan hujan air. “Wah, hujan beras nih!”, demikian salah seorang relawan memberi ungkapan. Minggu, 6 November  2011, relawan Tzu Chi dari wilayah He Qi Timur melakukan pembagian beras cinta kasih untuk ketiga kalinya. Acara dimulai pukul 08.30 WIB dan berakhir pada pukul 3 sore.

 

Sebanyak 120 orang relawan membagikan beras cinta kasih kepada 5.800 keluarga di Kelurahan Rawa Badak Selatan dengan penuh sukacita. Tujuan kegiatan ini bukan hanya sekadar membagikan beras, tetapi juga membagikan cinta kasih kepada sesama yang membutuhkan sehingga kasih dan kekeluargaan tampak di berbagai sudut lokasi pembagian beras tersebut.

Cerita Penuh Syukur
Sebelumnya, pembagian beras cinta kasih telah dilakukan di Kelurahan Cilincing dan Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Meskipun jenis kegiatan sama, namun selalu ada cerita berbeda di setiap kegiatan pembagian beras cinta kasih ini. Reny (68), adalah salah satu warga penerima bantuan yang dipenuhi rasa syukur. Di tengah keadaan keluarganya yang kurang beruntung, Reny sangat berterima kasih telah mendapat bantuan beras cinta kasih. Sambil menangis, Reny bercerita bahwa suaminya sudah meninggal, dan dari ketiga anaknya, salah satu anaknya menderita penyakit liver. Penyakit tersebut telah diderita selama 3 tahun dan pengobatan hanya jika ada uang. Sedangkan bantuan dari kedua anaknya yang lain tidak banyak membantu pengobatan tersebut. Sebagai seorang ibu, hatinya hancur melihat buah hatinya mengalami penderitaan dan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Maka dari itu, Reny sangat bersyukur menerima bantuan beras cinta kasih ini. Setidaknya bisa menopang kehidupannya selama beberapa waktu. Menurutnya, “Kegiatan ini sangat positif dan mendatangkan kebaikan bagi orang lain.”

foto  foto

Keterangan :

  • Reny menangis terharu karena rasa syukurnya setelah menerima bantuan beras dari Tzu Chi. (kiri)
  • Salah seorang ibu penerima bantuan beras memeluk relawan sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kekeluargaan. (kanan)

Cerita penuh syukur yang lain datang dari Martin (70), seorang mantan Anak Buah Kapal (ABK). Saat ini Martin tinggal bersama anak bungsunya yang bekerja sebagai buruh setrika di industri garmen. Anak Martin yang lain sudah berkeluarga dan tinggal di tempat yang cukup jauh. Tanpa penghasilan yang cukup dari anaknya, mereka berdua harus tinggal di rumah kontrakan dengan biaya Rp 250.000 per bulan dan mengalami beberapa kali penggusuran. Martin pun hanya mengandalkan bantuan uang dari anak-anaknya yang lain. Martin bersyukur dengan adanya bantuan beras cinta kasih ini, dia dan anaknya bisa tercukupi selama sebulan lebih.

Rasa syukur  ternyata tidak hanya karena menerima. Wajah penuh senyum ketulusan terlihat saat Deni (40) memasukkan dana cinta kasih ke kotak dana Tzu Chi yang disediakan oleh relawan. Pemandangan ini sungguh istimewa, karena di tengah kekurangannya seseorang masih bisa berbagi untuk orang lain. Deni adalah seorang buruh bangunan. Di saat ada proyek pembangunan dia bisa mendapatkan upah Rp 200.000 per minggu. Namun saat tidak ada proyek dia hanya bekerja serabutan tanpa upah yang cukup, sehingga dia harus rela menitipkan 2 dari 4 anaknya ke salah satu kerabat. Selain itu, saat tidak ada penghasilan, Deni harus berhutang ke warung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apa yang dilakukan Deni, semoga bisa menyadarkan kita bahwa sekecil apapun yang kita berikan di tengah kekurangan kita, pasti bisa bermanfaat bagi orang lain.

foto  foto

Keterangan :

  • Zhong Qing Qing (kanan) turut membantu mengangkat beras yang diterima sampai ke pintu gerbang. (kiri)
  • Dharma dan Wenny Shijie dengan penuh semangat dan gembira bahu membahu mengangkat beras yang akan diberikan ke penerima bantuan. (kanan)

Badan Boleh Kecil, tetapi Semangat Harus Besar
Tidak ada yang menyangka bahwa sebagian relawan dengan postur tubuh yang kecil mampu mengangkat 20 kg beras sampai ke pintu gerbang. Ternyata resepnya adalah semangat dan kebahagiaan saat melihat senyum serta ucapan terima kasih para penerima bantuan. Inilah yang dirasakan oleh Zhong Qing Qing, seorang relawan Tzu Ching. “Saya merasa tersentuh ketika saya memberikan beras kepada mereka, ada senyum bahagia di wajah mereka,” ungkap Zhong Qing Qing. “Rasa capek saya setelah mengangkat beras untuk mereka sedikit terlupakan, saya sadar bahwa bantuan ini berharga bagi mereka,” lanjutnya. Zhong Qing Qing merasa senang mengikuti kegiatan ini dan berharap semoga beras cinta kasih ini bisa meringankan beban keluarga penerima bantuan.

Sebenarnya masih banyak yang bisa disampaikan mengenai cerita penuh syukur dari para relawan dan penerima bantuan. Penulis berharap semoga rangkuman cerita sederhana dari beberapa saudara kita di atas bisa menjadi inspirasi dan harapan baru bagi pembaca. Bukan sekedar kegiatan seremonial rutin yang harus diliput dan disebarluaskan. Tulisan ini akan tidak ada artinya jika tidak bisa menyentuh hati pembaca untuk bisa lebih bersyukur atas keadaan pembaca saat ini. Lihatlah ke dalam hati Anda masing-masing dan selidiki apa yang sudah anda punyai namun belum anda syukuri, lalu carilah cerita dari orang yang telah menerima bantuan Anda. Anda akan merasakan perasaan bersyukur yang luar biasa seperti yang penulis alami. Penulis juga berharap semoga kita semua terdorong untuk berbuat lebih banyak bagi sesama kita yang membutuhkan sampai pada batas kemampuan kita.

 

 

 

  
 

Artikel Terkait

Menjaga Bumi dengan Menanam Mangrove

Menjaga Bumi dengan Menanam Mangrove

15 Juni 2021
Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas kembali menanam 10.000 pohon mangrove di wilayah Tangerang Mangrove Center, tepatnya di Desa Ketapang, Dusun Mauk, Tangerang, Banten.
Cinta Kasih Menghapus Bencana

Cinta Kasih Menghapus Bencana

01 Oktober 2010 Pengungsian warga Gunung Sinabung menjadi suatu episode yang cukup panjang. Hari Minggu, tanggal 19 September 2010, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali membagikan barang bantuan ke beberapa titik pengungsian di Kabanjahe dan Brastagi.
Bersyukur Atas Budi Orang Tua

Bersyukur Atas Budi Orang Tua

11 Mei 2018

Tim pendidikan komunitas Tzu Chi He Qi Utara 1 mengadakan kelas budi pekerti bertema “Bulan Bakti”. Sebanyak 79 anak melakukan prosesi basuh kaki dan persembahan teh kepada orang tua, serta memberikan ungkapan kasih sayang melalui bunga, kartu, dan surat.


Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -