“Yuk, Bersih-bersih”

Jurnalis : Dewi (He Qi Barat), Fotografer : Dimin (He Qi Barat)

fotoPara relawan dan karyawan RSKB Cinta Kasih bahu- membahu dalam membersihkan lingkungan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi pada Minggu, 23 Oktober 2011.

Harta paling berharga bagi setiap orang adalah kesehatan, namun tidak sedikit orang yang terpaksa mengorbankan kesehatan dirinya karena jerat kemiskinan, menyebabkan mereka tidak memiliki biaya untuk berobat. Orang yang menderita penyakit tersebut tidak mampu mencari nafkah, begitu juga orang yang kaya bisa jatuh miskin apabila digerogoti penyakit. Hal ini membuat Master Cheng Yen berusaha untuk membangun rumah sakit dengan penuh cinta kasih.

 

Hati Seorang Buddha
Begitu kita memasuki RSKB (Rumah Sakit Khusus Bedah) Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat kita akan melihat gambar Buddha yang sedang merawat dan mengobati muridnya yang sedang sakit dengan penuh cinta kasih. Hal ini sebagai  teladan bagi kita untuk dapat bersikap seperti Buddha dalam merawat  pasien. Master Cheng Yen juga  berkata  kita semua bisa menjadi Buddha karena setiap orang memiliki hati cinta kasih setara Buddha.  Dharma (kebenaran) haruslah dipraktikkan dalam kehidupan yang nyata dan hal ini sangat perlu dilaksanakan di rumah sakit, karena di sini kesabaran dalam mengobati pasien sangatlah penting dilakukan untuk mewujudkan tujuan dari Master Cheng Yen dalam membangun rumah sakit yang  berlandaskan cinta kasih.

foto  foto

Keterangan :

  • Semua relawan ikut berperan serta dalam kegiatan bersih-bersih di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, baik itu membersihkan lantai, toilet, maupun dinding balkon.(kiri)
  • Dengan penuh kesungguhan hati relawan membersihkan bagian-bagian yang jarang terjangkau untuk dibersihkan. (kanan)

Wujud cinta kasih dalam rumah sakit tidak hanya dipraktikkan pada pasien, tetapi juga pada rumah sakit tempat pasien berlindung, itulah keunikan yang ada dalam RSKB Cinta Kasih Tzu Chi ini. Pada tanggal 23 oktober 2011 tepatnya pukul 06.30 WIB  para relawan dan karyawan RSKB Cinta Kasih melakukan aktivitas kerja bakti, yaitu kegiatan untuk membersihkan semua lingkungan rumah sakit. Menyapu halaman, membersihkan semua peralatan rumah sakit dan mengepel, sungguh suatu pemandangan yang menarik karena tentunya hal ini jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan di rumah sakit lainnya bukan? Koordinator kegiatan hari itu adalah Ginandjar. Pria kelahiran Sukabumi 28 tahun silam  ini baru 4 bulan mengabdi di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, tetapi dia sudah berani mengambil tanggung jawab menjadi koordinator kegiatan hari itu. Hal ini disebabkan karena dia mendapat dukungan dari berbagai pihak. “Kegiatan ini sangat unik, rumah sakit tempat saya bekerja sebelumnya belum pernah melakukan kegiatan kerja bakti bersama seperti ini.,” ungkap Ginandjar dengan ramah. Ginandjar juga menambahkan jika di rumah sakit ini (RSKB) semua staf mulai dari level yang paling atas sampai ke bawah seperti tidak ada dinding pemisah. Hal inilah yang membuat semua karyawan merasa nyaman untuk bekerja di sini.

foto  foto

Keterangan :

  • Dokter Kurniawan selaku Direktur RSKB Cinta Kasih memberikan sharing dan motivasi kepada relawan dan karyawan RSKB Cinta Kasih sebelum kegiatan kerja bakti dimulai. (kiri)
  • Kegiatan ini sangat baik untuk menjalin jodoh baik, kekompakan, dan rasa kekeluargaan. (kanan)

Menjalin Jodoh Baik
Oey Hoe Leng Shijie, relawan yang bertugas sebagai Pembina RSKB Cinta Kasih Tzu Chi mengatakan bahwa kegiatan ini sangat baik untuk menjalin jodoh dan kekeluargaan. Kegiatan ini secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk mensosialisasikan kepada para relawan dan karyawan Tzu Chi makna dari kegiatan Tzu Chi. “Dengan melihat hal ini para relawan dan karyawan Tzu Chi dapat mempelajari satu hal yakni,  jika  kegiatan bersih-bersih ini tidak hanya tugas cleaning service di rumah sakit, tetapi kita (relawan) juga harus ikut membantunya sehingga tercipta suatu suasana kekeluargaan yang harmonis antara para relawan dan para karyawan rumah sakit,” kata Oey  Hoe Leng Shijie. Pernyatan yang disampaikan oleh Oey Hoey Leng Shijie ini hampir sama dengan perkataan Master Cheng Yen yang mengatakan, “Dalam mengatur orang lain, janganlah dengan sikap memerintah, namun berilah contoh melalui tindakan nyata. “

Rumah sakit Tzu Chi dibangun  untuk membantu orang  yang membutuhkan dan digunakan secara maksimal untuk melayani masyarakat. Pada saat kita membantu sesama sepatutnya kita memiliki hati seperti Buddha yang membantu tanpa pamrih dan dilakukan dengan setulus hati, karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan membutuhkan bantuan orang lain. Jika saat ini kita dapat menjalin jodoh baik dengan semua pasien, relawan, dan karyawan, bukankah ini adalah sebuah berkah yang patut kita syukuri. Seperti kata Master Cheng Yen, “Kehidupan yang sarat dengan jalinan jodoh baik akan mendapatkan simpati dari banyak orang, dan merasakan dunia ini penuh dengan harapan dan menyenangkan.” Akhir kata semoga dengan kerja bakti ini, para relawan, dokter, perawat dan seluruh staf RSKB Cinta Kasih Tzu Chi dapat selalu He Xin (Bersatu Hati), He Qi (Ramah Tamah), Hu Ai (Saling Menyayangi), dan Xie Li (Gotong Royong) dalam melayani pasien sehingga pasien dapat merasakan rasa cinta kasih dan rasa kekeluargaan dalam rumah sakit yang kita cintai ini.

 

  
 

Artikel Terkait

Pekan Amal Tzu Chi 2019: Semarak Pekan Amal Tzu Chi

Pekan Amal Tzu Chi 2019: Semarak Pekan Amal Tzu Chi

21 Oktober 2019

Di sudut area kantin yang menjajakan makanan vegetarian, terlihat Tina Lee dan sejumlah relawan sedang sibuk berjualan, menggoreng, menyiapkan minuman, dan lain-lain. Mereka adalah relawan dari Da Ai Mama Tzu Chi School, yang sudah berpartisipasi dalam pekan amal sejak 2015.


Mari Bervegan Supaya Hidup Lebih Sehat

Mari Bervegan Supaya Hidup Lebih Sehat

14 Juni 2022

Relawan Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan Program Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh yang ke-3. Program ini berlangsung selama 21 hari dari 11 juni hingga 1 Juli 2022.

Suara Kasih: Mengembangkan Kebijaksanaan

Suara Kasih: Mengembangkan Kebijaksanaan

23 Juni 2011
Sudah setahun kita menebarkan benih cinta kasih di Haiti. Kini, benih-benih tersebut telah tumbuh. Mereka telah mulai menjalankan misi Tzu Chi di sana. Bulan Mei lalu, relawan di Haiti merayakan Hari Ibu dengan cara yang unik. Para relawan di Haiti meminjam sebuah ruang sekolah dan mengundang para wanita tunawisma.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -