A Plate of Kindness

Jurnalis : Leo Rianto (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Gunawan Halim, Leo Rianto dan Liani Oei (Tzu Chi Medan)

Willey Eliot merasakan apa yang diupayakan dr Joean Oon lewat kegiatan eco-enzyme dan sharing tentang pola hidup yang tepat sangat seiring dengan pesan Master Cheng Yen untuk selalu menjaga pelestarian lingkungan dan bathin guna mewujudkan sebuah dunia yang lebih baik.

Tzu Chi Medan bersama dengan dr Joean Oon mengadakan serangkaian kegiatan sosialisasi tentang makna kehidupan yang menyeluruh dari sudut pandang seorang vegan selama dua hari. Sesi relawan dan umum diadakan di Gedung Tzu Chi Medan, Komplek Jati Junction diikuti lebih dari 234 peserta baik yang hadir secara langsung dan melalui sambungan zoom pada 15 Februari 2023. Sedangkan sesi untuk warga Cambridge Condo diadakan terpisah pada 16 Februari 2023.

Di depan para hadirin, Willey Eliot selaku pembawa acara bersyukur dengan kehadiran dr Joean Oon yang sudah berkenan menempuh perjalanan jauh dari Malaysia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya kepada semuanya yang ada di Medan.

“Selain terkenal sebagai seorang pejuang pelestarian lingkungan lewat gerakan pembuatan eco-enzyme, beliau juga adalah seorang vegan, serta dokter spesialisasi dalam bidang Naturopati, Homeopati dan Antroposofi; yaitu ilmu pengobatan yang berkaitan dengan pemulihan penyakit mempergunakan makanan nabati, alami dan dari sisi spiritualitas.” Tutur Willey.

Di depan para hadirin, dr Joean Oon berbagi pengetahuan tentang struktur susunan kepala-tubuh-kaki manusia berbanding terbalik dengan struktur tumbuhan; yang artinya bahan makanan yang bagus untuk meningkatkan kecerdasan anak contohnya wortel, lobak putih, bit merah, kacang tanah.  

dr Joean Oon tergerak untuk menekuni spesialisasi tersebut setelah suaminya divonis menderita penyakit kanker hati terminal pada 2001 yang silam. “Selain tidak bisa diobati, dokter juga memvonis beliau hanya memiliki sisa hidup beberapa minggu saja. Berawal dari saran seorang dokter Homeopati untuk bervegetarian dan setelah melihat kemajuan yang terus meningkat, saya memutuskan untuk mempelajari bidang tersebut sambil merawat beliau,” ujar dr Joean.

“Dari semua pengalaman yang ada, kami merasakan ketidak-kekalan dan pentingnya kehidupan yang sukacita karena pada hakikatnya, tujuan akhir dari semua orang adalah sama, yaitu kematian. Dengan tidak lagi memperdulikan seberapa sisa kehidupan yang ada, kami terus berusaha dan bersumbangsih, yaitu dengan membantu pemulihan para penderita kanker lewat tata cara makan yang sehat serta pengetahuan lainnya. Di luar dugaan, suami saya mampu melampaui vonis dokter dengan hidup lebih panjang 20 tahun lamanya. Beliau telah meninggal pada 2021 karena faktor usia," lanjut dr Joean.   

Tiga Fase Kehidupan
Banyak hal menarik yang disuguhkan dr Joean kepada para hadirin lewat sesi berbagi pengetahuan, salah satunya adalah tentang tiga fase kehidupan manusia, yaitu di bawah umur 21 (Fase A), diantara umur 22 dan 41 (Fase B) dan di atas umur 42 (Fase C).

Aprianda merasakan pentingnya mengikuti pola makan yang baik, mewujudkan rasa syukur dan giat bersumbangsih guna mendapatkan kesehatan yang menyeluruh (overall wellness).

“Kesehatan mental berperan penting dalam penyembuhan. Proses penyerapan manusia mulai berlangsung di Fase A yang artinya lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada pertumbuhan awal. Fase B adalah fase dimana kita mulai mengaplikasi apa yang sudah kita serap dan beradaptasi dengan dunia. Kemudian upaya terbaik yang bisa kita lakukan di Fase C adalah hidup dengan penuh rasa syukur serta giat bersumbangsih," papar dr Joean.

“Sesungguhnya manusia yang penuh berkah adalah mereka yang selalu hidup dengan penuh rasa syukur dan giat bersumbangsih. Kehidupan manusia selalu bergejolak, semua yang terjadi adalah untuk menguatkan dan membentuk kita menjadi seorang yang lebih baik lagi. Ketika kita bersumbangsih, kita mendapatkan ketentraman jiwa dan sukacita. Semoga kita semua senantiasa dijauhkan dari penyakit," lanjutnya.

A Plate of Kindness
Dalam sesi a plate of kindness, dr Joen juga berbagi pengalaman tentang pentingnya asupan makanan yang tepat untuk kesehatan tubuh. “Sumber makanan nabati alami, bebas olahan yang berlebihan, modifikasi genetik dan kimia (peptisida, hormon, dsb) mengandung zat yang befungsi sebagai nutrisi untuk diproses tubuh menjadi energi kehidupan, penunjang kesehatan (jiwa, raga dan spiritual) dan daya tahan tubuh. Bahan makanan nabati lainnya yang tidak baik untuk kesehatan adalah bahan yang sudah tidak dalam keadaan segar, sesuai ritme alam dan tidak dikomsumi pada waktunya,” papar dr Joean.

“Sesungguhnya sumber makanan nabati mempunyai kelengkapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Jika semua bisa diperoleh dari bahan makanan tersebut, sebenarnya manusia tidak perlu lagi mengkomsumsi bahan makanan hewani. Di sisi lain, proses pencernaan dan daya tahan tubuh manusia mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia, berbagai penyakit mungkin kemudian muncul disebabkan kurang mampunya tubuh manusia untuk membuang zat-zat perusak kesehatan (pengerasan arteli, asam urat, dsb) yang bersumber dari bahan makanan tersebut. Sama halnya dengan manusia, hewan juga adalah makhluk hidup yang memiliki rasa takut dibunuh. Dari sisi spiritual, sumber makanan demikian juga mempengaruhi kecerdasan emosional dan rasionalisasi seseorang,” tambahnya.

Berliana sadar jus buah yang baik dan akan bermanfaat bagi tubuh jika segera diminum; yaitu bukan yang dalam keadaan beberapa waktu berada di dalam kulkas.

Antusias para hadirin terlihat pada sesi tanya jawab. Banyak yang merasakan manfaat dan menyadari pentingnya mengubah gaya hidup untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Berliana yang baru pertama kali mengikuti kegiatan sosialiasi mendapatkan banyak manfaat dan berharap dukungan untuk kelas selanjutnya. 

“Bersyukur sekali bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang banyak hal selama dua jam ini. Yang paling menarik dari semuanya ternyata tumbuh-tumbuhan adalah agen pertama yang menyerap sinar matahari dan seperti yang kita ketahui, matahari adalah sumber energi utama di dalam kehidupan kita. Kedepannya saya ingin berusaha merubah pola hidup menjadi lebih baik dan berharap dukungan untuk sesi-sesi selanjutnya,” ungkap Berliana.

Livi merasakan sukacita bisa bertatap muka langsung mengikuti acara dr Joean Oon dan berharap bisa lebih berkesadaran dalam memilih jenis bahan makanan dan bertahap menjadi seorang vegan.

Sama hal dengan Berliana yang belum menerapkan pola hidup vegan, Livi berharap bisa terus meningkatkan wawasan tentang kesehatan dan mendapatkan manfaatnya. “Saya sudah mengenal dr Joean Oon sebelumnya dan sudah beberapa kali mengikuti kelas online belajar tentang eco-enzyme. Saat ini saya belum vegan, tetapi bertekad untuk terus berkesadaran dan merubah pola hidup menjadi yang lebih baik,” ujar Livi.

Koordinator kegiatan, Elisa Intan (seragam abu) beramah tamah dengan dr Joean Oon (baju batik) ditemani oleh pembawa acara Willey Eliot (seragam putih) dan Sylvia Chuwardi (Wakil Ketua Tzu Chi Medan) saat kunjungan di Jing Si Book & Café Medan.

Elisa Intan selaku koordinator kegiatan mengucap syukur dan merasakan sukacita dengan antusias para hadirin dan segala dukungan yang telah diberikan sehingga semuanya dapat berlangsung dengan baik. “Master Cheng Yen selalu berpesan hidup adalah sebuah perjalanan; ketika lahir kita naik kereta api ekspres dan menuju ke tujuan yang tak terhindar yaitu kematian. Pemandangannya terus berubah, dan satu-satunya hal bermakna yang dapat kita lakukan adalah menjadi baik dan penuh kasih sayang kepada sesama penumpang,” doa Elisa Intan di akhir kegiatan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Kontribusi Keluarga Besar Tzu Chi Hospital untuk Diri dan Bumi

Kontribusi Keluarga Besar Tzu Chi Hospital untuk Diri dan Bumi

22 Agustus 2022

Tzu Chi Hospital 21 Day Veggie Challenge Road to Healty Living with Plant Based Meal sudah selesai dilaksanakan. Melalui program ini, sebanyak 179 peserta melakukan aksi vegetarisme dengan mengonsumsi makanan vegetaris selama 21 hari.

Pesan Cinta Kasih dan Kebersamaan melalui Lomba Masak Vegan

Pesan Cinta Kasih dan Kebersamaan melalui Lomba Masak Vegan

01 Desember 2022

Relawan Tzu Chi di komunitas He Qi Utara 2 mengadakan kegiatan Lomba Masak Vegan, yang merupakan rangkaian program Satu Orang Satu Kebajikan pada Minggu, 6 November 2022.

Lomba Memasak Vegan Dengan Produk Jing Si (Bag.2)

Lomba Memasak Vegan Dengan Produk Jing Si (Bag.2)

14 Agustus 2013 Banyak yang merasa terkejut dan tidak habis pikir karena semua relawan ternyata dapat menciptakan masakan-masakan yang sangat kreatif dan juga bercita rasa yang sangat mengagumkan.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -