Ada Kemandirian di Bola-bola Nasi

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

doc tzu chi

Siswa kelas 3 dan 4 SD Tzu Chi Indonesia membuat rice ball dengan penuh sukacita. Sejak Rabu (11/10) hingga Jumat (13/11) ini, siswa SD Tzu Chi Indonesia ikut dalam kegiatan Life Skill Training yang diadakan di sekolah. Kegiatan ini mengangkat tema Healthy and Clean Living.

Aroma khas nasi putih berpadu dengan wangi gurih kecap asin dan biji wijen menerobos dari ruang-ruang kelas 3 dan 4 SD Tzu Chi Indonesia. Pemandangan yang menarik pun terlihat dari luar jendela kelas mereka. Masing-masing anak memakai apron dengan motif dan warna beragam. Kedua tangan mereka pun terbungkus sarung tangan plastik. Sementara itu, mata mereka melihat tajam ke depan kelas memperhatikan sebuah video singkat tentang bagaimana cara membuat rice ball atau onigiri.

“Hari ini kami memang ingin membuat rice ball,” kata Yosephine, guru Budaya Humanis SD Tzu Chi Indonesia. Sejak pagi ia pun sudah mondar-mandir mempersiapkan semua kebutuhan membuat rice ball. Ada nasi; lalu isiannya yang berupa jamur, timun, wortel, dan telur; ada pula kecap asin dan biji wijen untuk memperkaya rasa.

“Jadi sebenarnya agenda kami adalah memasak sehat dan membersihkan lingkungan. Kegiatan ini masuk dalam Life Skill Training yang baru pertama kali kami adakan di sekolah. Kami melakukannya selama 3 hari sejak Rabu (11/10) hingga Jumat (13/11),” ucap Yosephine. Setiap harinya mereka membagi 2 tingkatan kelas untuk ikut kegiatan. “Kelas 1-2 di hari Rabu, kelas 3-4 di hari Kamis, dan kelas 5-6 di hari Jumat,” jelas Yosephine.


Para siswa siap membuat rice ball mereka masing-masing dengan berbekal apron beraneka warna, sarung tangan, serta bahan-bahan yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah.


Yosephine (kiri), guru Budaya Humanis SD Tzu Chi Indonesia sekaligus PIC dari Life Skill Training senang karena para siswa sangat antusias dalam kegiatan yang baru pertama kali diadakan di sekolah tersebut.

Laoshi Phine, panggilan akrab Yosephine yang juga adalah PIC dari Life Skill Training menuturkan bahwa kegiatan bertema Healthy and Clean Living ini merupakan satu hal yang baru bagi siswa di jenjang kelas SD. Di mana mereka diajarkan untuk mempunyai kemampuan sederhana sebagai bekal menjalani kehidupan mereka ke depan.  

“Aku suka hari ini belajar bikin rice ball,” kata Kevin, siswa kelas P4 Love. “Di rumah aku nggak pernah bikin makanan sendiri dan hari ini bikin 5 rice ball untuk bagi-bagi sama tiga dedek aku,” lanjutnya senang.

Kenisha yang ada di kelas yang sama pun tak kalah senang. Ia memakan semua rice ball yang ia buat. “Rasanya enak….,” ucapnya sambil mengunyah bulatan nasi berisi telur dadar bercampur irisan wortel. Berbeda dengan Kevin, Kenisha mengaku sudah sering membantu ibunya menyiapkan makanan di rumah. Sushi menjadi makanan favorit yang kerap ia buat sendiri.

Megan, siswa kelas P4 Joy tersenyum memperlihatkan rice ball yang ia buat. Ia mengaku ingin memberikan rice ball buatannya kepada sang kakak.

Megan dan Christine di kelas P4 Joy juga terlihat sangat senang. Dua sahabat ini bahkan kompak membuat rice ball untuk kakak mereka yang sama-sama ada di SMP Tzu Chi Indonesia. Bentuk rice ball mereka juga nyaris sempurna seperti yang kerap dijual di pasaran. Bentuknya segitiga dan berwarna sedikit coklat karena campuran kecap asin, ditambah ada bintik-bintik biji wijen di sekelilingnya. “Aku di rumah suka bantu mama bikin bekal,” kata Megan tersenyum sambil memamerkan rice ballnya.

Mendengar celotehan para siswa, Laoshi Phine tentu senang. “Saya jujur senang sekali melihat mereka antusias bahkan sampai mau tambah nasi atau mau kasih rice ball mereka ke kakak atau adik mereka. Padahal mereka di rumah terbiasa dilayani,” ucap Yosephine.

Ms. Riris, guru kelas P4 Joy juga tak kalah senang. Ia bangga karena nyatanya anak-anak bisa melakukan hal yang jarang mereka lakukan. “Jadi para orang tua harus tahu bahwa anaknya bisa melakukan dan mau melakukan, tapi kekhawatiran orang tua sering kali membatasinya,” ucap Riris.


Selain membuat makanan sehat, hari itu para siswa pun diajak untuk membersihkan lingkungan yang mereka gunakan sehari-hari. Mencakup bagian luar kelas, koridor sekolah, playground, hingga Jiang Jing Tang di Aula Jing Si Lt. 4. 


Kegiatan ini mengajarkan siswa untuk bisa mandiri, bertanggung jawab, dan mencitai lingkungan sekitar mereka.

Mencintai Apa yang Dimiliki

Selain membuat makanan sehat, hari itu para siswa pun diajak untuk membersihkan lingkungan yang mereka gunakan sehari-hari. Mencakup bagian luar kelas, koridor sekolah, playground, hingga Jiang Jing Tang di Aula Jing Si Lt. 4.

Walaupun muka mereka terlihat lelah setelah membersihkan bagian masing-masing, namun rasa puas juga tidak bisa mereka sembunyikan. Riris juga bercerita tentang pertanyaan anak-anak tentang mengapa mereka harus ikut membersihkan sekolah? Padahal sudah ada helper.

“Saya menjawab pertanyaan itu dengan memberikan pertanyaan lagi ke anak-anak. Jadi siapa yang tiap hari datang ke sekolah? Siapa yang menggunakan rak sepatu? Siapa yang menggunakan kelas? Kalau mereka semua menjawab ‘saya’, lalu bagaimana ‘saya’ harus mencintai kepunyaan ‘saya’? Jawabannya ya harus membantu menjaga dan membersihkannya,” jelas Riris.

Sementara itu Yosephine berharap kegiatan ini dapat menanamkan rasa tanggung jawab mereka terhadap lingkungan sekitar. “Sehingga mereka bisa mandiri lagi dan tidak tergantung pada orang tua atau pembantu. Dan secara tidak langsung menanamkan rasa berbakti pada orang tua. Seperti kata Master Cheng Yen, berbakti pada orang tua salah satu caranya adalah tidak membuat orang tua khawatir kepada kita dengan cara bisa mandiri,” tandas Yosephine.


Artikel Terkait

Ada Kemandirian di Bola-bola Nasi

Ada Kemandirian di Bola-bola Nasi

13 Oktober 2017

Aroma khas nasi putih berpadu dengan wangi gurih kecap asin dan biji wijen menerobos dari ruang-ruang kelas 3 dan 4 SD Tzu Chi Indonesia. Pemandangan yang menarik pun terlihat dari luar jendela kelas mereka. Masing-masing anak memakai apron dengan motif dan warna beragam.

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -