Agar Cinta Kasih Menyebar Luas

Jurnalis : Dewi Soejati (Tzu Chi Batam), Fotografer : Mina (Tzu Chi Batam)
 
foto

Masyarakat Tanjung Pinang antusias menyambut kedatangan Tzu Chi Batam yang beberapa kali tertunda untuk lebih memperkenalkan Tzu Chi kepada mereka.

Minggu, 10 Agustus 2008, pagi-pagi sekali sebuah rombongan kecil yang terdiri dari 24 relawan Tzu Chi Batam sudah berkumpul di kantor Tzu Chi Batam untuk berangkat bersama-sama menuju Tanjung Pinang dan bergabung dengan 4 relawan yang sudah berangkat sehari sebelumnya. Tujuan mereka kali ini adalah untuk mendukung acara ramah tamah dengan masyarakat Tanjung Pinang yang baru pertama kali diadakan.

Acara ramah tamah yang sudah direncanakan sejak lama ini sempat tertunda beberapa kali karena berbagai hal, maka pada hari Minggu bersejarah itu para relawan Tzu Chi di Tanjung Pinang terlihat antusias dalam mempersiapkan segala keperluan acara. Maksud utama acara ini adalah untuk memperkenalkan Tzu Chi seutuhnya kepada masyarakat Tanjung Pinang. Sebenarnya masyarakat Tanjung Pinang tidak asing dengan Tzu Chi karena selalu diikutsertakan pada bakti sosial yang setiap tahun diadakan oleh Tzu Chi Batam, demikian juga dengan sudah banyaknya kepeduli yang ditangani oleh relawan Tzu Chi di Tanjung Pinang yang jumlahnya masih sedikit ini.

Melihat 200 kursi tamu yang semakin lama semakin penuh, menambah semangat pembawa acara yang sekali ini dibawakan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin dengan diselingi dialek Tiociu. Para tamu undangan juga terlihat bersemangat saat diarahkan untuk ikut memeragakan isyarat tangan Sepasang Sayap Berwarna.

Para tamu juga disuguhi video ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 Agustus 2008 tentang bulan 7 penanggalan Imlek yang sering dianggap sebagai bulan hantu, dengan harapan masyarakat Tanjung Pinang terutama yang beragama Buddha mendapat inspirasi sehingga bisa mempunyai pandangan yang benar. Pada kesempatan ini para tamu juga diajak untuk bersama-sama memanjatkan doa Tiga Ikrar.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi membantu seorang ibu yang sedang kesulitan menaiki tangga. Tzu Chi hadir di Tanjung
           Pinang bukan hanya mengenalkan diri namun juga meninggalkan benih cinta kasih yang berwujud nyata.
           (kiri)
         - Usai ramah tamah, para tamu menyerbu stand buku dan aksesoris Tzu Chi. Beberapa di antara mereka juga
           mendaftar menjadi relawan Tzu Chi. (kanan)

Acara ditutup dengan kata kenang-kenangan dari penanggung jawab Kantor Penghubung Batam, Pao Xian Shijie, yang mengingatkan bahwa untuk berbuat kebaikan bukan sumbangan materi yang diutamakan, melainkan yang diharapkan adalah ketulusannya. Besar atau kecilnya materi sama saja karena sama-sama beramal.

Sebagai kenang-kenangan, setiap tamu diberi kantong daur ulang dan buku saku kata perenungan serta diajak berdiskusi tentang Tzu Chi oleh relawan-relawan yang sudah siap melayani segala pertanyaan dari para tamu. Terlihat banyak diantaranya mengisi formulir menjadi anggota Tzu Chi.

Acara ditutup dengan sharing para relawan. Umumnya relawan di Tanjung Pinang yang berjumlah 11 orang masih malu-malu. Mudah-mudahan setelah acara ini, bibit cinta kasih universal Tzu Chi bisa tumbuh subur di Tanjung Pinang dan relawan Tanjung Pinang semakin mandiri.

 

Artikel Terkait

Bantuan Sosial Peduli Covid-19 di Kelurahan Ancol dan Kelurahan Pademangan Barat

Bantuan Sosial Peduli Covid-19 di Kelurahan Ancol dan Kelurahan Pademangan Barat

17 Mei 2021

Tzu Chi bersama Polsek Pademangan dan Artha Graha Peduli menyalurkan paket beras dan masker medis untuk warga Kp. Dao Kel. Ancol dan warga Pademangan Barat.

Tzu Chi Medan Salurkan Bantuan Modal Usaha Petani Jagung

Tzu Chi Medan Salurkan Bantuan Modal Usaha Petani Jagung

20 November 2017
Tzu Chi Medan menyalurkan bantuan modal usaha kepada petani jagung Damar Wulan Deli, di Pesantren Al Kautsar Al Akbar. Bantuan modal usaha diberikan kepada 60 petani dengan nilai masing-masing Rp 7,5 juta untuk satu orang petani. Tzu Chi  memberikan bantuan modal usaha dalam bentuk kredit lunak.
Ibrahimku Sayang, Ibrahimku Malang

Ibrahimku Sayang, Ibrahimku Malang

20 Juni 2009 Muhammad Jazuli (33) tiada pernah menyangka jika akan dekat dan akhirnya sayang kepada Ibrahim (2), bocah malang yang ditelantarkan oleh orangtua kandungnya. Istri Jazuli, Anna (33) adalah seorang pengasuh di Yayasan Pembinaan Asuhan Bunda (YPAB) Cabang Batam yang bergerak mengurus anak-anak terlantar.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -