Agar Lebih Memahami Tzu Chi

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 
foto

Dengan membaca dan memahami ajaran Master Cheng Yen, diharapkan para relawan juga memiliki bekal yang cukup dalam mempraktikkan prinsip-prinsip Tzu Chi di masyarakat.

Apakah definisi welas asih? Pertanyaan itulah yang mengemuka dalam tema bedah buku pada Minggu, 26 Juli 2009 di lantai 2 RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Welas asih adalah sifat tanpa pamrih yang dapat memperluas kepribadian, mengikis keegoan, dan tidak mengharapkan imbalan. “Bersumbangsih tanpa pamrih, tanpa imbalan, dan tanpa membeda-bedakan akan mendatangkan pahala tiada terhingga. Contohnya adalah apa yang telah dilakukan guru kita, Master Cheng Yen,” kata Karel Karim, salah satu peserta diskusi. Karel juga menganjurkan kepada para peserta diskusi siang itu untuk memberi contoh dahulu kepada orang lain dalam berbuat kebajikan. “Kita harus lebih dulu bersumbangsih, baru mengajak orang lain untuk bersumbangsih,” ujarnya.

Mempererat Hubungan
Dipandu oleh Budi Pramono, acara bedah buku di wilayah He Qi Barat ini rutin dilaksanakan setiap sebulan sekali. “Kita sudah lakukan yang keduabelas kalinya,” kata Budi. Para relawan yang terlibat aktif dalam diskusi ini rata-rata berkisar antara 10-20 orang. Materi yang dibahas sendiri bersumber dari buku-buku, ceramah, dan juga kata perenungan Master Cheng Yen. “Kami ingin lebih mendalami ajaran Master Cheng Yen. Jangan sampai kita pintar dalam berbuat sosial, tapi kita tidak memahami sendiri ajaran apa yang diinginkan oleh Master Cheng Yen. Master ingin kita menjadi orang yang lebih baik,” kata Budi.

Selain memahami tentang Tzu Chi dan ajaran Master Cheng Yen, aktivitas bedah buku ini juga lebih mempererat hubungan di antara sesama relawan. Dengan seringnya bertemu, saling mengeluarkan pendapat, pikiran dan ide-ide, secara tidak langsung akan menimbulkan saling pemahaman di antara sesama relawan. “Kita mengerti pendapat orang lain, itu berarti kita mengenal orang itu juga. Nah, sewaktu kita akan mengajukan kegiatan sekalipun, kita juga enak gitu. Pas di lapangan juga jadi lebih akrab,” terang Budi.

foto  foto

Ket : - Budi Pramono, koordinator bedah buku di He Qi Barat. Kegiatan ini dilakukan sebulan sekali dan memiliki
            anggota sebanyak 20-30 orang.(kiri)
         - Acara bedah buku ini dilaksanakan dalam suasana yang rileks dan santai. Kegiatan ini juga cukup efektif
           dalam mempererat hubungan di antara sesama relawan Tzu Chi. (kanan)

Dengan seringnya membaca dan mendiskusikan apa yang menjadi ajaran Master Cheng Yen, diharapkan para relawan juga memiliki bekal yang cukup dalam mempraktikkan prinsip-prinsip Tzu Chi di lapangan. “Karena kita pernah membahas, kita jadi ingat, jangan sampai menjadi tidak toleran, menyinggung perasaan orang atau relawan lain. Bekerjanya pintar, tapi tidak atau belum menerapkan prinsip-prinsip Tzu Chi, tentunya juga kita hindari,” kata Budi.

Memberi Kepercayaan Kepada Orang Lain
Bersikap welas asih juga berarti memberi kesempatan kepada orang lain yang pernah berbuat salah sekalipun untuk berbuat baik. “Mungkin dia memang memiliki kesalahan di masa lalunya, tapi kita harus memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengubah perilakunya,” kata Karel. Hal ini disetujui oleh para peserta lainnya. Bahkan, kedua peserta diskusi yang telah memiliki anak, Karel dan Elly tidak pernah melarang kepada anak-anaknya dalam bergaul. “Sama siapapun boleh, asalkan dia memiliki prinsip hidup sendiri. Artinya pondasinya sudah kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh orang lain,” tegas Karel. Hal sama juga diterapkan oleh Elly pada putranya. Sejak kecil Elly telah mendidik anaknya dengan sikap keterbukaan. “Jadi ada kejadian apa anak saya cerita, Bahkan sampai sekarang dah umur 30 tahun, dia tetap cerita,” ungkap Elly senang.

foto  foto

Ket : - Dengan keterampilannya berbahasa Mandarin, Karel menerjemahkan kata-kata perenungan
            Master Cheng Yen untuk dibahas oleh peserta lainnya. (kiri)
         - Agar lebih mengena bagi para peserta, acara ini diakhiri dengan menyaksikan video ceramah
           Master Cheng Yen yang temanya sesuai dengan materi yang dibahas. (kanan)

Begitu pula dalam hal pergaulan, Elly tidak perlu lagi merasa ragu ataupun risau dengan teman-teman anaknya. “Saya nggak larang anak saya untuk bergaul sama siapapun, termasuk temannya yang pernah tersangkut narkoba. Cuma saya arahin dia supaya nggak ikut terbawa, dan kalo bisa bahkan saya anjurkan anak saya untuk menasihati temannya,” kata Elly. Jadi, dengan komunikasi yang baik antara anak dengan orangtua, maka semua pengaruh-pengaruh negatif yang ada di masyarakat dapat ditangkal sejak dini di dalam keluarga. “Saya selalu tanamkan kepada anak saya begini, ‘Kalau kamu rasakan benar, jangan ragu untuk kerjakan. Jika kamu ragu atau bingung, jangan malu untuk bertanya, dan jika kamu tahu itu salah, jangan kerjakan’,” kata Karel.

Melalui kegiatan seperti ini, para peserta tidak hanya mendapatkan pemahaman tentang Tzu Chi yang lebih baik, tapi juga tips-tips yang berguna bagi keluarga mereka. “Seperti Master Cheng Yen bilang, bukan seberapa banyak kamu melaksanakan baksos atau kegiatan sosial, tapi seberapa besar manfaat yang bisa kamu dapatkan. Dengan demikian, kita akan menjadi pribadi yang lebih pengertian, berwelas asih, dan lebih baik,” kata Budi, menutup diskusi sore itu.  

 

 

Artikel Terkait

Bersatu Hati Melayani Masyarakat

Bersatu Hati Melayani Masyarakat

08 Agustus 2019

Tzu Chi Surabaya bekerjasama dengan Kodim 0830 Surabaya mengadakan bakti sosial bagi warga Perak Sabtu, 4 Agustus 2019. Baksos yang diselenggarakan kali ini sangat spesial, tidak hanya menyediakan pemeriksaan kesehatan umum dan gigi, namun juga akupunktur dan potong rambut.

Dharma Masuk ke Hati

Dharma Masuk ke Hati

13 Januari 2012 Pada hari Kamis 12 Januari 2012 pukul 19.00 malam, relawan Tzu Chi mulai berkumpul dan berdatangan ke Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk lantai 4 untuk mengikuti latihan acara Pemberkahan Akhir Tahun yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 Januari ini.
Lekas Sembuh Tasya

Lekas Sembuh Tasya

14 Februari 2012
Hari-hari seakan diselimuti dengan kecemasan apakah anak bungsunya tersebut akan bisa bertahan. Doapun tak henti-hentinya dipanjatkan agar anaknya dapat sembuh secepatnya.
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -