Akreditasi Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati

“Secara umum rumah sakit ini bersih, (pegawainya) kompak, dan pasiennya juga banyak. Ini  artinya ada keistimewaan tersendiri atas pelayanan rumah sakit ini,” kata dr. Henry R. Yapari, M. Kes disambut riuh tepuk tangan saat menyampaikan kesan terhadap Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi pada penutupan survei akreditasi sore itu.

Selama tiga hari sejak tanggal 29 - 31 Maret 2016, Tim Survei Akreditasi dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang terdiri dari 6 orang melakukan telusur dokumen maupun observasi seluruh elemen RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. “Kami menelaah dokumen, melihat kelengkapan-kelengkapan standar yang terdiri dari panduan, pedoman-pedoman program, dan standar prosedur nasional sudah dipenuhhi atau belum,” ujar dr. Henry. “Dalam telusur itu melakukan kegiatan observasi, wawancara dengan petugas, pasien, dan juga pengunjung supaya objektif,” tambah ketua tim survei ini.

Para dokter dan perawat RSKB Cinta Kasih pun diminta untuk melakukan simulasi penanganan pasien yang tidak sadarkan diri oleh tim survei akreditasi.

Rumah sakit yang basicnya merupakan yayasan sosial ini memang masih ada yang harus dilengkapi. Hal ini pun diiyakan oleh dokter Henry. “Ukuran rumah sakit dengan kelengkapan alat sepertinya memadai, tetapi jika kelengkapan standar ada beberapa yang kurang,” ujarnya.

Akreditasi memang sudah menjadi kewajiban bagi setiap rumah sakit, hal ini juga sudah diatur dalam undang-undang rumah sakit. Dalam akreditasi pun tidak sekadar memberikan penilaian dalam sekali ataupun dua kali survei. Karenanya dalam penilaian terdapat klasifikasi dari 15 bab yang harus dipenuhi rumah sakit untuk mencapai 324 standar dengan elemen penilaian sekitar 1.237 poin yang harus diisi, sehingga tidak heran jika para surveyor sangat teliti dan detil selama melakukan telusur. Tak terkecuali dengan para tim akreditas yang merupakan karyawan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi.

Ketua Tim Survei, dr. Henry Yapary melakukan observasi dan wawancara kepada staf rumah sakit sebagai salah satu proses telusur untuk penilaian akreditasi nantinya.

Demi Peningkatan Mutu dan Pelayanan

Sebuah tim yang terdiri dari lebih kurang 50 orang terbagi dalam 15 kelompok yang digawangi oleh drg. Delidanti Sp. Pros ini telah mempersiapkan dokumen dan sebagainya sejak pertengahan 2014 lalu. Persiapannya pun melalui proses yang cukup panjang dan tidak mudah. “Kita berusaha memenuhi standar-standar yang diperlukan untuk penilaian,” ungkap dokter Deli, sapaan akrabnya. Bahkan dua minggu menjelang akreditasi, seluruh tim menuntaskan dokumen yang diperlukan hingga harus menambah jam kerja ataupun lembur di hari libur kerja.

Hal ini pun diiyakan oleh Asien, salah satu karyawan RSKB yang selalu menemani dan memberikan dukungan moril untuk para tim. “Kepentingan saya di dalamnya tidak begitu (ada) cuma bantuan moril dan penghiburan diperlukan, bantu fotokopi, beli makanan pun saya lakukan dengan senang hati. Saya merasa tanpa dukungan moril bisa down,” kisah Asien. “Pertama agak susah. Dokter Deli orang yang cukup sabar, ia mengajak (dokter lainnya) pelan-pelan,” tambah staf bagian customer care ini. “Saya pribadi amat kagum, ini bukan hal yang gampang untuk akreditasi,” sambungnya. Ia pun berharap semangat dan kerja keras dari para tim membuahkan hasil yang baik.

Tim akreditasi RSKB Cinta Kasih Tzu Chi bersama-sama mendengarkan masukan dan arahan dari tim survei dari KARS.

Dalam persiapan akreditasi untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien ini bukan tidak menemukan kendala selama prosesnya. “Kita ada kesibukan masing-masing sehingga mencocokkan waktu untuk ketemu, koordinasi yang susah. Jadi faktor waktu dan kesibukan jadi kendala,” tutur dokter gigi ini. Meski begitu, berkat kesabaran dan kegigihan, ia terus mengajak timnya saling bekerjasama. Dan peluh kerja keras yang telah dialirkan selama lebih dari setahun ini terbayarkan setelah berakhirnya survei dari KARS ini. Deli mengatakan, “Lega rasanya, senang, jadi sudah plong tugas selama satu setengah tahun ini sudah bisa selesai,” “Tapi nggak (berhenti) sampai di sini, setiap tahun akan dinilai lagi,” sambungnya tersenyum.

Direktur RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, dr. Tonny Christianto Ms., Sp.B, MM memberikan apresiasi yang mendalam atas keberhasilan dan kerja keras tim akreditasi rumah sakit pimpinannya. “Saya salut dan apresiasi sekali. Jadi pada waktu mulai mempersiapkan untuk akreditasi ini saya ukur dulu kondisi saat itu seperti apa untuk mencapai standar mutu akreditasi, jadi ukuran teoritisnya harusnya 4 tahun baru siap (akreditasi), tapi dalam perjalanan kita evaluasi apakah ini bisa lebih cepat, kita coba satu setengah tahun ini,” ujar dokter Tonny.

Dari akreditasi ini juga membuat banyak perubahan pada para karyawan. Dokter Tonny mengaku jika dulu karyawan mengerjakan tugas masing-masing yang terkesan lebih acuh, namun tidak untuk sekarang, sehingga kebersamaan yang dilakukan para karyawan bisa dirasakan oleh tim surveyor. “Saling kerjasama, kerja bareng-bareng lebih kompak. Ini pembelajaran yang sangat berharga,” akunya. Sehingga pelayanan di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi menjadi jauh lebih baik karena sudah sesuai dengan standar mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia.

Ketua tim akreditasi RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, drg. Delidanti (memegang telepon) terus melakukan koordinasi pada setiap lini demi menyukseskan akreditasi.

Hal senada juga dirasakan Pembina RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. “Kita bilang beberapa bulan terkahir ini kepedulian dari banyak karyawan menjadi satu tim, saya pikir ini tidak lepas dari dokter Deli yang dengan sabar mengajak orang dan komunikasi yang baik dengan mereka. Bersyukurlah pada akhirnya semua sadar ini tanggung jawab bersama,” ujar Oey Hoey Leng.

Dalam tiga hari akreditasi ini, Hoey Leng mengaku terharu dengan pencapaian proses ini yang merupakan pembelajaran dari seluruh elemen rumah sakit yang kaitannya dengan mutu pelayanan, keselamatan pasien. “Saya berharap akreditasi yang dimulai dengan berbagai banyak benturan menjadi kekuatan persahabatan bersatu, tidak ada bentrokan. Menjadi harmonis, semua saling bahu membahu dan care satu sama lain,” harapnya. Dengan demikian peningkatan mutu dan pelayanan keselamatan pasien pun dapat terus terjaga.

Seluruh keluarga besar RSKB Cinta Kasih Tzu Chi bersama tim surveyor akreditasi berfoto bersama usai penutupan akreditasi yang digelar selama tiga hari sejak tanggal 29-31 Maret 2016.