Arti Sebuah Semangat

Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

* Kamerawan Aga Wahyudi sedang mengarahkan kamera merekam Asep yang sedang dioperasi. Di atas meja operasi tidak terdapat bercak darah, hanya obat luka yang dioleskan untuk memberi kesan darah.

Sabtu siang, 6 Desember 2008, sekerumunan orang terlihat di dalam ruang operasi Rumah Sakit Khusus Bedah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka sedang mengerumuni seorang anak yang tengah terbaring di atas meja operasi. Namun tak terlihat sedikitpun bercak-bercak darah di tubuh anak itu. Jika pun ada bercak di tubuhnya, itu hanya cairan penyembuh luka semata. Di antara mereka yang berkerumun, ada yang memegang kabel, lampu, dan kamera video. Rupanya, mereka adalah kru dari SET Film yang sedang melakukan syuting drama dengan judul ”Keluarga Parikin” produksi bersama dengan DAAI TV Indonesia.

Arahan pun beberapa kali terdengar selama proses syuting berlangsung. Adalah Aga Wahyudi, seorang kamerawan yang dengan cekatan merekam dan mengarahkan acting pemain. Selain Aga, Sugeng Wahyudi yang merupakan sutradara drama, dengan teliti menyaksikan adegan yang sedang direkam dari sebuah monitor televisi yang terletak di dalam ruang operasi. Jika dirasa belum pas, maka Sugeng pun akan menghentikan adegan yang sedang berlangsung dan mengarahkan kembali para pemain.

Sementara itu, Ali yang berperan sebagai tokoh Asep dalam drama ini terlihat pasrah berbaring di atas ranjang operasi. Awalnya, Ali memang sempat tegang saat akan melakukan syuting di dalam ruangan operasi ini. Namun, lama kelamaan, ketegangan pun hilang karena Dedi dan Ari, dua perawat RSKB yang berperan sebagai dokter yang akan melakukan operasi, tampak sangat tenang dan melayani keinginan kru setulus hati.

foto  

Ket : - Kamerawan mulai merekam syuting setelah mendapatkan aba-aba dari pencatat adegan. Ali yang
           memerankan tokoh utama Asep mengaku setengah takut karena membayangkan benar-benar akan
           dioperasi.

”Ada takutnya, ada ga nya, takut dioperasi,” tutur Ali disela-sela syuting. Ali yang masih bersekolah ini mengatakan bahwa selama berperan menjadi Asep ia mendapatkan banyak pelajaran yang sangat berharga. ”Asep itu, walaupun udah mau mati. Ia tetap semangat. Tetap mau hidup.” ungkap Ali yang lega karena bisa memerankan tokoh Asep ini. Jika drama ini telah tayang, Ali pun berharap orang-orang bisa tahu dan melihat bagaimana Asep yang sedang sakit parah sekalipun tetap bersemangat. ”Bisa aja orang untuk tiru, walaupun ia sakit. Meski buta misalnya, mereka tetap semangat,” lanjutnya.

Untuk mempermudah dan memperdalam perannya di dalam drama, Ali terlebih dahulu mempelajari sosok Asep dari foto yang dimilikinya. Ia bahkan juga telah bertemu dengan Asep yang asli. ”Ya, kita cerita-cerita dan dia support aku saat syuting.” ungkap Ali yang mengetahui bahwa Asep yang asli suka sekali bermain bola tapi sudah tidak bisa karena lapangan bolanya telah berganti menjadi ruko.

foto  

Ket : - Meski operasi yang dilakukan tidaklah nyata, namun di layar kamera semua terlihat seperti sungguhan.
           Perawat RSKB yang mendapat peran sebagai dokter juga berusaha membantu kru film dengan
           sungguh-sungguh.

”Saya bangga sekali sama Asep, meski sudah mau mati. Ia tetap berjuang. Orangtuanya juga membantu dan tidak kehilangan semangat,” ujar Ali yang tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika ia yang mengalami kejadian itu. ”Jangan sampe ngalamin deh,” ucapnya menutup wawancara.

 

Artikel Terkait

Tzu Ching Camp 2017: Kebaikan Berawal dari Kebahagiaan

Tzu Ching Camp 2017: Kebaikan Berawal dari Kebahagiaan

24 Juli 2017

Tzu Ching Camp 2017 digelar di  Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk Jakarta,  22-23 Juli 2017.  Kegiatan yang diikuti oleh 102 peserta dari Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Biak ini akan mendidik serta memberikan pengalaman untuk menjadi generasi muda Tzu Chi.

Harapan Bagi Roihan

Harapan Bagi Roihan

10 Juli 2012 Selama menunggu operasi selesai Novendra dan Wiastuti didampingi oleh relawan. Pendampingan oleh relawan ini membuat Novendra dan Wiastuti terharu dan gembira karena Relawan Tzu Chi benar-benar memberi perhatian dari pertama survei, membawa ke dokter mata sampai akhirnya dioperasi.
Meringankan Kerisauan Hati Warga Dusun Jemblung

Meringankan Kerisauan Hati Warga Dusun Jemblung

18 Desember 2014 Relawan Tim Tanggap Darurat dan Tim Medis Tzu Chi bertolak menuju Kota Banjarnegara, Jawa Tengah melalui jalur darat. Meskipun harus menempuh perjalanan sekitar 15 jam untuk menjangkau lokasi, relawan tak patah arang. Semangat bersumbangsih mengantarkan langkah para insan Tzu Chi dalam memberikan perhatiannya.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -