Ayo Serukan Kembali Keindahan Harmonisme dalam Keberagaman

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
Pembicara dari berbagai perwakilan masyarakat dan media ikut serta dalam sarasehan yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan Institut Leimena.

Paulus Florianus, S.S, Program Manager DAAI TV Indonesia berkesempatan menjadi salah satu pengisi materi dalam sarasehan yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan Institut Leimena, Rabu 14 Juli 2021 kemarin. Selain Paulus, pada sesi 2 sarasehan bertema “Peran Media Keagamaan Dalam Mewujudkan Harmonisasi Keberagaman” ini juga diisi oleh berbagai tokoh lainnya, antara lain: Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah), Jessica Tanoesoedibjo (Penasehat, Life Channel TV, MNC Vision), dan Yosep Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers 2016-2019). Sedangkan pada sesi sebelumnya, ada K.H. Masduki Baidlowi, M.Si. (Ketua MUI), Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang (Ketua Umum Lembaga Alkitab Indonesia), dan Js. Kristan (Tokoh Konghucu) yang juga memaparkan mengenai Membangun Persepsi Positif Terhadap Yang Berbeda Agama: Urgensi dan Tantangan Dalam Pembinaan Umat.

Ada lebih dari 1.000 peserta yang ikut dalam webinar yang diadakan di ruang virtual tersebut. Para peserta disambut oleh Dr. K.H. Marsudi Syuhud, M.A, Wakil Ketua Umum, Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memaparkan urgensi dari penyelenggaraan sarasehan.

Dr. K.H. Marsudi Syuhud, M.A, Wakil Ketua Umum, Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika memberikan sambutan sekaligus pesan pada kegiatan sarasehan.

“Sesungguhnya dalam hal jurnalis kita sudah dibimbing oleh Tuhan dengan firmannya yang berbunyi Wa ammā bini'mati rabbika fa ḥadditṡ yang kurang lebih artinya: maka publikasikanlah nikmat-nikmat dari Tuhan. Jadi yang diminta dan didorong untuk dipublikasikan adalah nikmat dari Tuhan. Dipublikasikan lebih massive, lebih mengena. Itulah alasanya hari ini kita membuat sarasehat jurnalis antaragama yang bertemakan Peran Media Keagamaan Dalam Mewujudkan Harmonisasi Keberagaman,” tutur K.H. Marsudi Syuhud. “Nah harmonisasi keberagaman itu adalah salah satu nikmat Tuhan untuk kita di Indonesia. Maka ceritakanlah nikmatnya harmonisme ini,” lanjutnya.

Sementara itu lebih lanjut, Idy Muzayyad, M.Si., Wakil Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bertugas sebagai moderator pada hari itu memaparkan bahwa fenomena keberagaman Indonesia hari ini sudah mulai krisis, ditandai dengan peristiwa-peristiwa rasisme dan gerakan-gerakan intoleransi beragama. Di sanalah peran media keagamaan dianggap sangat penting untuk mengembalikan kembali persepsi adanya keindahan dalam perbedaan.

DAAI TV Indonesia, Tak Ragu Mengampanyekan Kebaikan di Ruang Publik

Bergantian dengan pemateri lainnya, Paulus Florianus membagikan bagaimana cara DAAI TV tetap mengedepankan nilai-nilai luhur penyiaran, yakni dengan tetap memegang perkataan Master Cheng Yen (Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi), bahwa “Media yang menunjukkan kebaikan sifat manusia, merupakan pendidikan terbaik dalam masyarakat”.

Televisi cinta kasih yang mempunyai prinsip memberitakan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar ini beranggapan bahwa share dari rating memang penting, namun kembali lagi bahwa membimbing ke arah yang benar jauh lebih penting.

Paulus Florianus mewakili DAAI TV Indonesia turut mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama berkolaborasi dalam mempromosikan kebajikan.

“Masyarakat yang sehat bergantung kepada kualitas informasi yang diterimanya. Penyediaan berita tidak hanya sebagai sumber informasi publik, ia juga berfungsi untuk kemanusiaan yang lebi baik,” tutur Paulus mengutip ungkapan dari Walter Lippmann (seorang jurnalis Amerika). “Tujuan utama dari berita adalah agar umat manusia hidup sukses menuju masa depan,” tambahnya.

Lebih lanjut Paulus menceritakan bahwa saat Master Cheng Yen mendirikan DAAI TV yang kini ada di 70 negara, Master meminta DAAI TV untuk menjadi batu pelindung kebijaksanaan. Yang mana beliau sangat menyadari bahwa media massa berperan sangat penting dalam membimbing masyarakat agar mempunyai nilai-nilai yang positif, juga nilai cinta kasih. Dengan membawa prinsip kebenaran, kebajikan, dan keindahan DAAI TV mencoba membangkitkan rasa syukur, rasa saling menghormati, dan mewujudkan cinta kasih antar sesama.

“DAAI TV tidak ingin hanya sekadar menjadi tontonan, namun juga ingin bisa menjadi tuntunan bagi para penonton kita,” tegas Paulus.

Pada kesempatan itu pula, Paulus mengajak semua peserta sarasehan dari seluruh lapisan untuk berkolaborasi bersama. “Karena kalau bekerja sendiri gaungnya kurang luas. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk mengangkat konten positif atau kita bisa selenggarakan liputan bersama agar bisa memberikan dampak positf bagi masyarakat karena apabila hanya satu dua media yang memberitakan pasti dampaknya kurang luas berbeda jika banyak media mengangkat konten-konten positif gaungnya bisa lebih luas,” ajaknya.

 
Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menginspirasi Anak Asuh Beasiswa di Tengah Pandemi

Menginspirasi Anak Asuh Beasiswa di Tengah Pandemi

21 Juli 2020

Webinar dengan tema Belajar Efektif di Era New Normal diisi dengan sesi sharing oleh Yuniarti, seorang alumni penerima beasiswa Tzu Chi Sinar Mas yang telah menyelesaikan studi S2 melalui beasiswa Australia Awards.

Ayo Serukan Kembali Keindahan Harmonisme dalam Keberagaman

Ayo Serukan Kembali Keindahan Harmonisme dalam Keberagaman

15 Juli 2021
Paulus Florianus, Program Manager DAAI TV Indonesia berkesempatan menjadi salah satu pengisi materi dalam sarasehan yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan Institut Leimena bertemakan “Peran Media Keagamaan Dalam Mewujudkan Harmonisasi Keberagaman”.
“Be A Good Speaker for A Better Future”

“Be A Good Speaker for A Better Future”

30 Juli 2021

Tzu Chi Cabang Sinar Mas mengadakan webinar “Be A Good Speaker for A Better Future” yang ditujukan bagi penerima beasiswa Tzu Chi Sinar Mas dan Eka Tjipta Foundation, minggu 25 Juli 2021. Virtual ini menghadirkan Suryadi Tirowadi S.Psi, C.Ht. CPS.

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -