Bahu-membahu Ciptakan Lingkungan Bersih

Jurnalis : Susilawati Ng (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lukman (Tzu Chi Medan)
 
foto

Relawan kembali mengunjungi Rusun Sukaramai untuk menjalankan pembersihan lingkungan tahap akhir.

Tiga puluh lima relawan Tzu Chi melakukan pembersihan Rusun Sukaramai tahap akhir pada hari Minggu 17 Mei 2009. Kegiatan yang sudah beberapa kali dijalankan tersebut dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 10.00 WIB di bagian Blok A6 dan A7 rumah susun di Kelurahan Sukaramai II, Kecamatan Medan Area tersebut. Empat hari sebelumnya Rabu (13/05) malam telah diadakan sosialisasi tentang kegiatan ini, dimana warga juga diajak menyaksikan video ceramah Master Cheng Yen tentang pemanasan global.

Sebelum kegiatan dimulai, relawan berbaris rapi dan dibekali dengan sarung tangan, masker, sapu, dan peralatan kebersihan lainnya untuk bersiap-siap terjun ke titik lokasi pembersihan. Tidak lupa mereka berdoa bersama terlebih dahulu supaya kegiatan ini dapat berjalan lancar. Terik matahari panas tidak meluluhkan semangat mereka dalam kegiatan ini. Tampak para relawan dengan antusias menggali sampah dari selokan dan menyapu sampah di sekitar lorong kecil tempat tinggal warga rusun.

“Saya sudah mengikuti pembersihan rusun ini dua kali. Saya melihat sampah di sekitar rusun sudah mulai teratasi, dibandingkan tahap kedua, kali ini sampah di rusun ini sudah mulai sedikit,” ujar Lisna, salah satu relawan. Hal ini memperlihatkan bahwa warga rusun sudah mulai mengurangi pemakaian barang-barang tak berguna.

foto  foto

Ket : - Tanpa rasa risih relawan mengumpulkan sampah yang mengendap di parit. Selokan yang bersih menjaga
           kesehatan warga. (kiri)
         - Para warga rusun juga turut membantu dalam kegiatan pembersihan tahap akhir tempat tinggal mereka.
           (kanan)

Para warga rusun juga turut membantu. Tampak beberapa warga wanita berusia separuh baya menyapu sampah yang berserakan di lorong tempat tinggal mereka dan mengumpulkan sampah tersebut dalam gerobak sampah. Walaupun mereka sudah cukup berumur, namun mereka masih bersemangat membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka.

Setelah pembersihan rusun selesai, kegiatan dilanjutkan dengan mengumpulkan barang daur ulang dari para warga. Relawan berjalan kaki dari lantai dasar ke lantai atas, mengetuk pintu demi pintu rumah para warga rusun, menanyakan apakah di dalam rumah mereka ada sampah daur ulang. Di hari yang sama, terkumpul juga beberapa goni botol plastik, beberapa ikat koran bekas, dan barang daur ulang lainnya.

foto  foto

Ket : - Bahu membahu membersihkan rusun. (kiri)
         - Mengangkat sampah dari selokan. (kanan)

Hasil kerja keras dan gotong royong dari berbagai pihak selama 3 bulan ini, tidaklah berhenti sampai di sini. Setelah tiga kali melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan, kondisi rusun Sukaramai sudah mulai lebih bersih dari sampah yang berserakan. Diharapkan, para warga rusun dapat bahu-membahu menyelamatkan bumi tercinta ini, lebih peduli lingkungan, dan lebih mau menjaga kebersihan rusun, sehingga keseimbangan alam dan lingkungan terjaga.

 

Artikel Terkait

Berlomba-lomba Berbuat Kebajikan

Berlomba-lomba Berbuat Kebajikan

25 April 2013 Pendonor bukan hanya kaum pria, tetapi banyak juga yang wanita. "Supaya hidup tidak berlalu dengan sia-sia, kita harus berbuat baik kepada sesama. Dengan memberikan darah sendiri kepada orang  yang membutuhkan akan banyak manfaatnya,” kata Hung Rani (54 tahun).
Baksos Kesehatan Degeneratif di Rusunawa Kelurahan Panambungan

Baksos Kesehatan Degeneratif di Rusunawa Kelurahan Panambungan

25 September 2018

Tzu Chi Makassar kembali menggelar bakti sosial (baksos) kesehatan degeneratif di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kelurahan Panambungan, Makassar, Minggu 23 September 2018. Kegiatan ini bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Kedokteran Buddhis (IMKIS) Universitas Hasanuddin.

Pikiran Manusia yang Menentukan

Pikiran Manusia yang Menentukan

13 September 2012 Liwan Shixiong pada hari ini juga memberikan sharing yang berkaitan dengan ceramah Master Cheng Yen, Liwan mengatakan bahwa lidah kita tak bertulang, pikiran kita tidak mudah diatur dan majikan kita adalah diri kita sendiri.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -