Para relawan penuh semangat mempersiapkan perlengkapan baksos degeneratif di Vihara Ambaradatta, Minggu pagi 28 September 2025.
Kolesterol memiliki kaitan erat dengan penumpukan plak di pembuluh darah. Jika plak menumpuk dalam jumlah banyak, aliran darah menjadi tidak lancar sehingga memicu peningkatan tekanan darah. Kondisi ini membuat kerja jantung menjadi lebih berat dan meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke atau gangguan jantung.
Sementara itu, kadar gula darah berhubungan dengan diabetes atau kencing manis, salah satu penyakit tidak menular dengan jumlah penderita tinggi di Indonesia. Penting untuk rutin memeriksa kadar gula darah karena banyak orang tidak menyadari kebiasaan makan yang kurang sehat, seperti mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan. Jika diabetes sudah terjadi, penanganannya menjadi lebih sulit dan membutuhkan pengaturan pola makan serta pengobatan jangka panjang.
Adapun asam urat berkaitan dengan gangguan pada persendian, terutama sendi kecil seperti di ujung jari tangan dan kaki. Penumpukan asam urat dapat menimbulkan rasa nyeri sehingga mengganggu pergerakan dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Para relawan sigap membantu seorang lansia warga Teluk Setimbul yang kesulitan berjalan dengan mendorong kursi roda menuju area pemeriksaan baksos degeneratif.
Sebanyak 86 warga Teluk Setimbul antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan pada baksos degeneratif.
Menyadari pentingnya pencegahan dan penanganan dini ketiga penyakit tersebut, relawan Tzu Chi mengadakan Bakti Sosial (Baksos) Degeneratif di Teluk Setimbul, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun. Wilayah ini berada di pinggiran Pulau Karimun dan dipilih sebagai lokasi pertama karena sebagian besar warganya merupakan lansia yang di masa muda bekerja dengan mengandalkan tenaga fisik, seperti nelayan dan tukang potong kayu. Pekerjaan berat yang mereka jalani bertahun-tahun diyakini turut memengaruhi kondisi kesehatan mereka di usia lanjut.
Untuk memastikan kegiatan berjalan baik dan berkelanjutan, relawan menggandeng Puskesmas Meral Barat dan Vihara Ambaradatta. Kerja sama ini bertujuan agar warga yang membutuhkan pengobatan jangka panjang dapat terus ditangani oleh fasilitas kesehatan setempat setelah program baksos berakhir. Program ini direncanakan berlangsung rutin selama tiga bulan. Setelah itu, warga yang memerlukan perawatan lanjutan akan diarahkan untuk menggunakan layanan BPJS.
Persiapan kegiatan dimulai dengan kunjungan relawan ke Vihara Ambaradatta pada 12 September 2025 untuk meninjau lokasi sekaligus menata alur kegiatan. Relawan disambut hangat oleh romo, pengurus, dan warga setempat. Selanjutnya, pada 17 September 2025, relawan mengunjungi Puskesmas Meral Barat untuk menjalin kerja sama. Pihak puskesmas menyambut baik dengan menyediakan tenaga perawat serta alat pemeriksaan kolesterol, asam urat, dan gula darah.
Seorang relawan dengan teliti melakukan pemeriksaan tekanan darah kepada warga Teluk Setimbul sebagai bagian dari rangkaian pengecekan kesehatan pada baksos degeneratif.
Pemeriksaan tes darah menjadi tahap terakhir yang dijalani warga Teluk Setimbul untuk membantu dokter mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh, termasuk memeriksa kadar kolesterol, gula darah, dan asam urat guna mendeteksi potensi gangguan atau penyakit.
Setelah seluruh persiapan selesai, baksos degeneratif dilaksanakan pada Minggu, 28 September 2025 di Vihara Ambaradatta. Sebanyak 86 warga Teluk Setimbul silih berganti datang mengikuti pemeriksaan kesehatan. Mereka melalui serangkaian tahap mulai dari pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, hingga tes darah. Selanjutnya, warga berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui hasil pemeriksaan serta mendapatkan penanganan medis berupa obat-obatan sesuai kondisi masing-masing.
Pada kegiatan ini, hadir tiga orang dokter yang bertugas memeriksa kesehatan warga, salah satunya adalah dr. Christyara Karyadi, dokter internship yang datang dari Jakarta.
“Memang banyak kolesterol yang tinggi di sini. Mungkin bisa juga terpengaruh dengan beberapa makanan. Makanan daerah di sini juga banyak yang mengandung santan. Karena memang saran untuk diet makanan untuk kolesterol adalah mengurangi lemak-lemak, minyak-minyak, dan terutama santan. Santan kan banyak lemak-lemaknya juga,” ujarnya.
Ia juga membagikan tips menjaga kadar kolesterol, asam urat, dan gula darah agar tetap normal. Untuk kolesterol, disarankan mengurangi konsumsi makanan berlemak, berminyak, dan bersantan. Tidak harus dihindari sepenuhnya, tetapi perlu dibatasi agar tidak berlebihan. Untuk mengontrol gula darah, perlu membatasi gula tambahan seperti gula pasir yang sering ditambahkan ke kopi, teh, atau minuman manis. Karbohidrat seperti nasi tidak menjadi masalah selama dikonsumsi dalam porsi wajar.
Perawat dari Puskesmas Meral Barat turut memberikan dukungan dengan tenaga medis dan peralatan pemeriksaan untuk membantu warga Teluk Setimbul dalam kegiatan baksos degeneratif.
Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, warga Teluk Setimbul berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui hasil pemeriksaan dan memperoleh penanganan medis berupa obat-obatan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Bagi penderita asam urat, terdapat pantangan makanan yang mudah diingat dengan singkatan “BENJOL”, yaitu B untuk bayam dan sayuran hijau tua yang tinggi asam urat, E untuk emping atau olahan dari melinjo, N untuk nangka baik buah maupun sayuran yang sering dimasak bersantan, J untuk jeroan seperti usus, hati, empela, dan paru, O untuk otak yang juga termasuk jeroan, serta L untuk labu seperti labu siam, labu putih, maupun labu hijau.
Selain itu, penderita diabetes disarankan membatasi buah yang tinggi gula, seperti pisang, anggur, dan mangga, terutama mangga manis. Dengan memperhatikan pola makan yang tepat, risiko komplikasi akibat kolesterol tinggi, gula darah tinggi, maupun asam urat dapat ditekan secara signifikan.
Sementara itu, dr. Christyara mengenal Tzu Chi sejak lama. Ia sering mendengar tentang kegiatan bakti sosial yang dilakukan Tzu Chi dan dukungan dana bagi pasien kurang mampu untuk melanjutkan pengobatan.
“Kalau Tzu Chi kenal, di Jakarta sudah sering ketemu. Kebetulan kampung saya dekat dengan lokasi Tzu Chi, jadi memang sering melihat kegiatan mereka. Tzu Chi ini bagus, sering mengadakan bakti sosial. Ada juga bantuan dana bagi pasien yang kurang mampu untuk pengobatan lebih lanjut,” ujarnya.
Dalam baksos degeneratif ini, dr. Christyara Karyadi, dokter internship dari Jakarta, menemukan banyak warga Teluk Setimbul dengan kadar kolesterol tinggi yang diduga akibat pola konsumsi santan.

Noi Kehot, seorang lansia yang sedang demam dan mengalami kesulitan bergerak, mendapatkan pemeriksaan kesehatan langsung di rumahnya oleh relawan Tzu Chi.
Tidak semua warga Teluk Setimbul dapat hadir mengikuti Bakti Sosial Degeneratif ini. Beberapa lansia sudah terlalu lemah untuk melakukan pergerakan, sementara sebagian lainnya sedang sakit sehingga tak memungkinkan untuk datang ke lokasi kegiatan. Melihat kondisi tersebut, para relawan pun berinisiatif turun langsung mengunjungi rumah-rumah mereka. Langkah ini dilakukan agar para lansia tetap bisa mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat melalui layanan kesehatan yang disediakan dalam kegiatan bakti sosial ini.
Yutini, putri dari Noi Kehot, seorang pasien lansia berusia 73 tahun, datang langsung ke lokasi kegiatan untuk meminta bantuan relawan agar dapat melihat kondisi ibunya di rumah. Ia merasa lega dan bahagia ketika para relawan segera bersedia mendatangi kediamannya.
“Hari ini rencana mama mau berobat ke Vihara Kampung Tengah (Vihara Ambaradatta). Tapi kondisi mama tidak bisa, tak bisa kita bawa ke sana karena kondisi mama gak kuat. Karena baru bangun, demam nih sebenarnya. Ternyata orang Buddha Tzu Chi yang datang ke rumah. Kami merasa senang hati. Karena sakit mama ini, pertama luka, lukanya kecil. Tapi karena alergi pakai salep, mungkin alerginya dari salep, akhirnya dia alergi, ya, sepertinya infeksi,” ungkapnya.

Eka Prayuni, relawan rompi yang merupakan warga lokal, turut membantu relawan Tzu Chi dalam berkomunikasi dengan warga dan mendatangi rumah warga yang tidak dapat hadir ke lokasi baksos degeneratif.
Kegiatan besar seperti ini tentu memerlukan dukungan banyak relawan, terutama relawan lokal untuk memudahkan komunikasi dan mobilisasi. Salah satunya adalah Eka Prayuni, relawan rompi yang aktif membantu relawan Tzu Chi dalam berkomunikasi dengan warga dan mendatangi rumah warga yang tidak dapat datang ke lokasi.
“Senang terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat. Sangat luar biasa, bisa lihat langsung penyakit atau keluhan pasien. Jadi kita pun tahu bagaimana bisa membantu mereka. Semoga ke depan mereka bisa terus berobat sampai sembuh. Adanya kegiatan ini memudahkan juga,” ujarnya.
Koordinator kegiatan, Netty, menambahkan bahwa Baksos Degeneratif ini sangat bermanfaat bagi warga lansia di Teluk Setimbul. “Warga kurang mampu, termasuk para lansia dapat memanfaatkan pemeriksaan ini karena hanya melalui tiga jenis pemeriksaan sudah dapat diketahui gangguan yang memengaruhi aktivitas sehari-hari mereka. Semoga setelah tiga bulan selesai, mereka dapat melanjutkan pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, relawan Tzu Chi berharap dapat membantu masyarakat untuk mengenali kondisi kesehatan mereka sejak dini dan mendorong mereka menjaga pola hidup yang lebih sehat agar dapat menikmati usia lanjut dengan kualitas hidup yang lebih baik.
Editor: Khusnul Khotimah