Baksos Tzu Chi ke-95: Bersungguh Hati Memberikan Pelayanan
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
|
| ||
Satu per satu pasien yang telah mengantri lengkap dengan seragam operasi memasuki ruang OK Mata. Tak jarang pasien yang mengalami ketegangan sebelum menghadapi pembedahan yang dirasa baru pertama kali. Beberapa relawan Tzu Chi Padang pun mendekati pasien-pasien yang terlihat tegang dan takut. Salah satunya, Enisari Wijaya yang segera mendatangi pasien dan mengajak mereka untuk berinteraksi agar lupa akan ketegangan yang dirasakan. Mereka pun bercakap-cakap layaknya seorang ibu dan anak, bagai keluarga sendiri. Dengan penuh kasih, Eni menghibur pasien. Pasien dengan antrian nomor 52 ini dengan gemetar mengatakan bahwa dia merasa takut untuk operasi. Bahkan ia ingin mengundurkan diri dari kegiatan baksos ini. Dengan tegas namun lembut, Eni melarangnya mengundurkan diri. Ia berusaha meyakinkan pasien wanita ini agar tetap meneruskan usaha yang telah dilakukan selama ini. “Harus bisa, ibu harus di operasi ya. Ibu ingat rasanya sakit katarak yang sudah diderita selama ini kan?” ucap Eni. “Kalau ibu sembuh, bisa menikmati hari-hari bersama keluarga dengan bahagia,” tuturnya kembali meyakinkan. Pasien wanita berambut putih ini pun menganggukkan kepala sambil tersenyum lega. Ia pun dengan mantap hati memasuki ruang operasi.
Keterangan :
Tidak jauh beda yang dilakukan Eni, Engky Yuliandri dengan antusias melayani pasien yang mengantri. Melalui gayanya yang supel, ia dengan mudah berinteraksi dan bercanda dengan pasien. Ia juga menuntun satu per satu pasien yang telah berhasil melakukan operasi menuju ruang ganti pakaian dengan sabar dan ramah. Salah satu karyawan Bank Syariah Mandiri ini ijin setengah hari kerja bukan hanya melayani pasien saja, dengan sifat ringan tangannya, ia menata kembali kursi-kursi sebagai tempat antrian pasien usai operasi. Ia mengaku melakukan semua pekerjaan ini dengan hati gembira. “Tzu Chi itu tidak membeda-bedakan agama, budaya, latar belakang orang yang dibantu. Ini yang membuat saya terharu dan mau bergabung menjadi relawan baksos ini,” ungkap Engky. Melayani dengan sepenuh hati memang tidak gampang dilakukan pada setiap orang. Namun, mereka yang memiliki hati welas asih ternyata bisa menerapkan cinta kasihnya kepada semua orang tanpa pandang latar belakang orang tersebut. Bahkan memandang mereka seperti keluarga sendiri. Inilah benih-benih keBuddhaan yang terus dikembangkan pada diri setiap relawan dalam melayani masyarakat yang kurang beruntung. |
| ||
Artikel Terkait
.jpg)
Kunjungan Kasih ke Kaliawi Pascakebakaran
16 Oktober 2019
Oleh-oleh Dari Taiwan (Bag.2)
12 Juli 2012 Pelatihan 4 in 1 dan kesempatan berharga bertemu langsung Master Cheng Yen, para Shifu dan relawan pembimbing di Taiwan telah menjadi pengalaman dan berkah luar biasa. Para peserta bedah buku bisa merasakan kebahagiaan tersebut melalui pemutaran klip video dan foto yang ditampilkan.
Bergerak Menolong Warga Maumere dari Wabah DBD
02 April 2020Di tengah wabah Covid-19 yang menyebar saat ini, Kec. Maumere dan sekitarnya di Kab. Sikka, Nusa Tenggara Timur juga sedang menghadapi wabah, yaitu DBD. Relawan Tzu Chi Sinar Mas bergerak menyalurkan bantuan, melakukan pengasapan rumah warga, pemberian lotion anti nyamuk, dan sosialisasi pencegahan demam berdarah.