Menanamkan Rasa Simpati dan Empati Anak Sejak Dini

Jurnalis : Beh Guat Ngo (He Qi Pusat) , Fotografer : Beh Guat Ngo, Sherina (He Qi Pusat)

Anak Qin Zi Ban memainkan games menempel dengan sebelah tangan.

“Menanamkan rasa kemanusiaan dalam diri anak sejak dini, sehingga mereka memiliki empati dan simpati terhadap sesama adalah salah satu tujuan adanya kelas budi pekerti,” ujar Lie Anne, selaku koordinator Kelas Budi Pekerti di He Qi Pusat.

Kelas Budi Pekerti di komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Pusat kembali digelar pada Minggu, 11 September 2022 di ITC Mangga Dua lantai 6. Kelas terbagi menjadi dua yakni Qin Zi Ban Besar dan Tzu Shao Ban.

Di kelas Qin Zi Ban Besar, tema yang diangkat adalah tentang menghargai kehidupan. Di dunia selalu terdapat orang yang membutuhkan bantuan, bila setiap orang dapat mensyukuri kehidupan dan bersedia membantu orang lain, adalah merupakan kehidupan yang paling bahagia dan dihormati. Materi ini dikemas dengan sesi menonton video, yang menayangkan bagaimana seseorang yang hidup tanpa tangan dan kaki tetapi tetap dapat berjuang dan bahagia. Agar anak-anak lebih memahami lagi, mereka pun disuguhkan sesi games menempel gambar tapi hanya menggunakan satu tangan.

Keiko mengikuti kelas isyarat tangan dengan penuh semangat.

Sementara itu di kelas Tzu Shao Ban, mereka dijelaskan dengan contoh penderita yang membutuhkan donor sumsum tulang belakang. Anak-anak juga ditampilkan drama yang inti ceritanya bahwa kita harus senantiasa baik kepada sesama walaupun seseorang jahat terhadap kita.

Kelas Qin Zi Ban besar yang terdiri dari anak berusia 8 hingga 12 tahun, di kelas ini diajarkan untuk berinteraksi dengan sesama teman melalui permainan, juga ada materi pembelajaran dan shouyu yang cukup digemari.

”Saya sangat suka saat lagu yang ada gerakan tangannya,” kata Keiko.

Keiko bersekolah di Tarsisius kelas 6 SD. Keiko sudah tiga kali ikut  kelasQin Zi Ban. Terlihat ia sangat bersemangat mengikuti sesi isyarat tangan yang hari itu dibawakan oleh Mimi (Da Ai Mama) dan Wirya (Da Ai Gege).

Vimala dan teman-teman mencontohkan cara berjalan yang sopan.

Sekolah di Bent Tree kelas 10, Vimala tak terasa sudah 10 tahun di kelas Budi Pekerti, “Sangat bagus dan menginspirasi untuk menjadi lebih baik, di sini saya sangat suka sesi games, fun tapi ada pelajaran yang bisa didapatkan.”

Sekarang Vimala di Tzu Shao Ban, kelas anak remaja yang menginjak usia 13 hingga 15 tahun. Vimala dan anak-anak lainnya tampak ceria dan menyimak dengan seksama setiap materi yang diberikan oleh para Da Ai Papa dan Da Ai Mama.

“Pendidikan anak adalah mengajarkan tata krama, mengasuh budi pekerti, menunjukkan jalan, dan memandu ke arah yang benar (Kata perenungan Master Cheng Yen)

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Tunas Muda di Jalan Bodhisatwa

Tunas Muda di Jalan Bodhisatwa

21 September 2023

Sukacita dan bahagia dirasakan para siswa dan orangtua murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tangerang. Dalam pertemuan yang singkat namun penuh makna ini, banyak hal-hal positif yang dirasakan. 

Belajar dari Semangat Albert

Belajar dari Semangat Albert

04 November 2016 Divonis dengan talasemia tidak membuat Albert, seorang anak yang tengah beranjak remaja itu menjadi putus asa. Ia malah mencoba menjadi seseorang yang penuh semangat untuk menguatkan orang-orang di sekelilingnya.
Menanamkan Rasa Simpati dan Empati Anak Sejak Dini

Menanamkan Rasa Simpati dan Empati Anak Sejak Dini

21 September 2022

“Menanamkan rasa kemanusiaan dalam diri anak sejak dini, sehingga mereka memiliki empati dan simpati terhadap sesama adalah salah satu tujuan adanya kelas budi pekerti,” ujar Lie Anne, selaku koordinator Kelas Budi Pekerti di He Qi Pusat.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -