Bakti Ibu Sepanjang Masa

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Seorang relawan Tzu Chi menemani seorang anak yang sedang menuliskan rasa cinta kasihnya kepada mamanya.

Suasana di pelataran parkir Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng sedikit berbeda dari biasanya. Tampak banyak relawan yang datang bersama anggota keluarganya, mulai dari anak, orangtua, hingga kakek/neneknya. Para relawan ini datang ke RSKB bukan untuk membesuk keluarga mereka yang sakit melainkan untuk menghadiri perayaan memperingati hari ibu yang diselenggarakan oleh relawan Tzu Chi yang berdomisili di Jakarta Barat.

Di lantai 3, jajaran meja dan kursi yang tersusun melingkar tertata rapi. Perlahan-lahan para relawan yang bertugas dalam acara tersebut menyambut para tamu dan mengantar mereka ke tempat duduk yang telah disiapkan.

Dalam diam dan kesunyian, mereka dengan khidmat menyaksikan acara penuh makna ini. Peringatan Hari Ibu Internasional ini dibuka dengan penyajian tata cara merangkai bunga dan upacara minum teh yang diperagakan oleh 2 relawan Tzu Chi. Relawan Tzu Chi juga menampilkan pertunjukan isyarat tangan kepada para hadirin.

Di atas meja telah tersedia makanan dan secangkir teh hangat serta secarik kertas bergambar kupu-kupu. Kertas ini disediakan oleh relawan Tzu Chi untuk dipakai oleh tamu undangan mengungkapkan rasa cinta kasih terhadap seseorang yang dikehendaki. Seluruhnya tertata rapih dan indah. Di sisi lain, para relawan tampak sibuk melatih berbagai peragaan yang akan mereka tampilkan dalam acara tersebut.

foto  foto

Ket : - Seorang relawan sedang menata meja dan kursi serta makanan bagi peserta yang mengikuti perayaan
           memperingati hari ibu yang dilaksanakan di lantai 3 RSKB Cinta Kasih Cengkareng.(kiri)
         - Menurut Lanny J. Iskandar, tujuan dari acara ini adalah agar anak selalu ingat akan bakti orangtuanya
           terutama ibu yang menjaga si anak sejak dalam kandungan hingga dewasa. (kanan)

Acara tersebut juga dihadiri oleh siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan para guru. Bahkan, para siswa membawakan bahasa isyarat tangan dan sebuah drama yang bertema kasih sayang ibu dengan anaknya. Di tengah acara, para tamu yang hadir dipersilakan untuk mengisi kata-kata di atas kertas bergambar kupu-kupu tadi untuk diberikan kepada orang yang mereka kasihi, lalu berpasangan mereka berbaris naik ke panggung.

foto  foto

Ket : - Silvia dan mama Nunu menangis terharu saat Silvia memberikan ucapan kasih sayangnya dan berjanji
           untuk membuat mamanya selalu tersenyum.(kiri)
         - Silvia dan mama Nunu berpegangan erat saat akan naik ke panggung untuk mengungkapkan kasih sayang
           terhadap mama yang membesarkannya hingga saat ini. (kanan)

Salah satu pasangan adalah Silvia yang biasa dipanggil Evi. Relawan Tzu Chi ini sejak awal selalu berada di samping mamanya. Sampai dengan naik ke atas panggung, Evi selalu merangkul mamanya dengan erat sambil membawa sekuntum bunga mawar. Dengan mata berkaca-kaca Evi bersama mamanya melangkah menuju panggung diikuti pasangan lainnya. Di atas pangung Evi memberikan bunga mawar dan kertas bergambar kupu-kupu sebagai ucapan rasa cintanya terhadap mama. Tangis Evi pun pecah saat memeluk mamanya erat-erat. “Saya mengakui saya anak yang kurang baik untuk mama. Sebenarnya tujuan saya dulu itu untuk membahagiakan mama, tapi nyatanya saya selalu melawan mama. Saya merasa sejak kecil hingga dewasa sekarang ini dididik oleh mama, tapi banyak melawan mama,” ujar Evi di sela-sela doa bersama. Lebih lanjut Evi mengakui mamanya pernah marah besar terhadapnya, “Waktu itu aku sempat lari dari rumah karena berbeda pendapat dengan mama.” Dalam acara ini Evi berjanji terhadap dirinya dan mamanya untuk memperbaiki dirinya dan tidak akan menyakiti hati mamanya lagi dan membahagiakannya.

foto  foto

Ket : - Silvia bersama mamanya menangis terharu di depan panggung bersama peserta lainnya saat
           mengucapkan "I love you mama" dan memberikan sekuntum bunga mawar sebagai tanda cinta.(kiri)
         - Basillia mona bersama mama Vero terharu dan gembira di atas panggung, mengekspresikan cinta kasih
           antara ibu dan anak.(kanan)

Seorang Evi yang dulunya selalu melawan mamanya, sejak saat acara ini berlangsung mempunyai harapan terhadap mamanya. “Evi ingin mama mulai saat ini selalu tersenyum dan jangan ada air mata lagi,” janji Evi. Lain lagi dengan Basillia, seorang relawan dari He Qi Barat yang datang bersama mamanya juga mempunyai hubungan yang kurang baik terhadap mamanya. Basillia dulunya bandel dan sering melawan perkataan orangtuanya terutama mamanya. Saat mengikuti acara tersebut Basillia sangat terharu dan merasa bersalah terhadap mamanya, hingga ia menangis di pelukan mamanya. “Aku itu termasuk orang yang tidak mau nurut kalau dibilangin sama mama papa. Dengan acara ini aku akan lebih baik lagi dan selalu nurut kepada papa dan mama. Jadi aku harus lebih mengalah lagi terhadap papa dan mama,” janjinya. Basillia punya cara lain untuk menghormati orangtuanya, “Aku tidak harus perlu dengan kata-kata, aku menjalankannya dengan perubahan tingkah laku aku sehari-hari agar lebih baik lagi.”

foto  foto

Ket : - Seorang anak relawan sekaligus warga Perumahan Cinta Kasih Cengkareng sedang merangkai kata-kata
           untuk mamanya saat mengikuti perayaan hari ibu. (kiri)
         - Peserta yang hadir lebih kurang 200 orang memenuhi lantai 3 gedung RSKB Cinta Kasih Tzu Chi
           Cengkareng dengan suasana kekeluargaan dan penuh keakraban. (kanan)

Acara yang dihadiri sekitar 200 orang ini, menurut Lanny J. Iskandar relawan Tzu Chi yang menjadi ketua penyelenggara acara tersebut, bertujuan agar si anak selalu ingat akan budi orangtua terutama ibunya. Maka dari itu, acara ini diberi tema “Kasih Ibu Seperti Matahari yang Menyinari Dunia Sepanjang Masa”. “Maksudnya bakti seorang ibu berlangsung sepanjang masa, sedangkan bakti anak itu belum tentu seperti itu,” ujar Lenny saat acara berlangsung. Sasaran kegiatan ini terutama para relawan He Qi Barat, karena banyak dari keluarga relawan yang tidak memahami apa sebenarnya yang dilakukan relawan Tzu Chi anggota keluarga mereka dari pagi hingga malam. Acara ini dapat sekaligus memberitahu keluarga relawan Tzu Chi, warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dan orangtua siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng juga para guru mengenai aktivitas seorang relawan Tzu Chi. Di sela-sela kesibukan relawan Tzu Chi, mereka memilih sebuah hari dimana seluruh keluarga dapat berkumpul bersama dengan orangtua, anak, atau nenek setelah selama seminggu penuh jarang punya kesempatan berkumpul dengan keluarga kita. Semoga acara ini dapat mengubah watak atau sifat anak yang sering melawan orang tua karena berbeda pendapat, dan begitupun orangtua juga harus terbuka dengan anak-anaknya serta tidak hanya mengikuti egonya sebagai orangtua.

foto  

Ket : - Anak-anak Sekolah Dasar Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng memperagakan bahasa isyarat tangan dengan
           rapi.

 

Artikel Terkait

Tubuh Sehat, Belajar Giat

Tubuh Sehat, Belajar Giat

15 Maret 2011
Sabtu, 12 Maret 2011, sejak pukul 8 pagi sebanyak 262 murid SD Dinamika Bantar Gebang Bekasi ini sudah berkumpul di halaman sekolahnya. Mereka tengah bersiap mengikuti baksos kesehatan yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Suara Kasih: Bervegetarian Bersama-sama

Suara Kasih: Bervegetarian Bersama-sama

07 Februari 2012 Tahun Baru Imlek semakin dekat. Karena itu, kita harus berintrospeksi atas kesalahan yang kita perbuat dahulu. Untuk menjalin sebuah hubungan yang baik, banyak orang yang mengadakan perjamuan makan.
Semakin Mantap Bersumbangsih Bersama Tzu Chi

Semakin Mantap Bersumbangsih Bersama Tzu Chi

26 Juli 2023

Minggu pagi itu, Aula Jing Si Bandung sudah ramai dengan kegembiraan para relawan yang mengikuti Pelatihan Abu Putih kedua. Pelatihan ini dihadiri 84 relawan. 

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -