Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-111 : Harapan Baru Tulang Punggung Keluarga

Jurnalis : Arimami SA, Fotografer : Arimami SA

Kondisi Bunyamin beserta keluarga setelah diperbolehkan pulang ke rumah.

Kebahagiaan masyarakat Cianjur, Jawa Barat terwujudkan setelah Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-111 pada tanggal 18-20 Maret 2016 memberikan harapan baru bagi masyarakat di kota ini untuk terbebas dari penderitaan penyakitnya. Setelah screening pasien pada tahap awal kegiatan ini, terdapat 337 warga  yang menderita penyakit  katarak, hernia, bibir sumbing, pterygium, dan bedah minor yang dinyatakan memenuhi syarat kesehatan (tekanan darah, kadar gula dan lainnya) untuk menjalani operasi.

Salah satu warga Cianjur yang lolos dalam tahap screening Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111 ini adalah Bunyamin (29), warga Desa Sukawangi, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur yang menderita penyakit hernia selama 3 tahun. Pria yang kesehariannya menjual Basreng (bakso goreng) ini menjalani hari-harinya dengan penyakit Hernia.

Ayah dari 3 orang anak ini setiap hari berjalan kaki mendorong gerobak untuk menjajakan basreng. Awalnya ia tidak mengetahui jika dirinya menderita penyakit hernia, kebetulan ada sosialisasi baksos kesehatan Tzu Chi dari Babinsa setempat untuk mendata warga yang menderita penyakit di Desa Sukawangi. Atas inisiatif dari sang istri, akhirnya Bunyamin mendaftarkan diri untuk screening di Kodim 0608 Cianjur, Jawa Barat. “Saya baru tahu kalau saya sakit hernia dari kegiatan baksos ini, selama ini ya saya diamkan saja,” ungkap Bunyamin. Bunyamin merupakan salah satu penderita Hernia yang akan ditangani pada Baksos Tzu Chi ke-111 di RSUD Cianjur.

Bunyamin didampingi oleh perawat TIMA (Tzu Chi International Medical Association) saat menjalani proses post-op.

Dalam menafkahi keluarga, Bunyamin sering tidak memedulikan penyakit yang dideritanya. Jika kambuh pada saat berjualan, ia berhenti sejenak kemudian mengurut pangkal perut bagian bawah keatas dengan tangannya. “Ya sakit. Kalau pas jualan ya saya berhenti dulu sambil urut-urut sebentar, abis itu lanjut lagi,” ungkapnya. Tantangannya setiap hari dalam berjualan, ia harus mendorong gerobaknya sejauh 2 kilometer di jalan menanjak dan menurun karena kondisi geografis Kabupaten Cianjur yang berada di kaki gunung.

Dulu, Bunyamin hanya bisa bersekolah sampai kelas 6 SD. Karena kesulitan ekonomi dalam keluarga, ia tidak melanjutkan sekolahnya dan memilih berjualan basreng. Selain berjualan basreng, ia juga membuat bilik untuk menambah penghasilan. “Apa aja saya kerjain, yang penting anak bisa sekolah dan makan. jangan seperti saya yang tidak melanjutkan sekolah.”, ungkapnya. Sebelumnya, Bunyamin menjajakan basreng dengan cara dipikul, lalu dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit rejeki, ia pun  membuat gerobak sederhana untuk menjual dagangannya.   

Setiap hari setelah sholat Subuh, Bunyamin berbelanja untuk memenuhi kebutuhan dagangannya. kemudian pada pukul 08.00 WIB, ia berangkat untuk berjualan hingga pukul 17.00 WIB, bahkan di kala dagangannya sepi, ia berjualan sampai pukul 22.00 WIB. “Kalau jualan kan tidak seperti orang kantoran, kalau lagi ramai ya untung, kalau sepi ya pas-pasan aja,”ungkap Bunyamin.  Saat ini, Bunyamin tinggal di rumah orang tua dari pihak istri, di mana dalam satu rumah terdapat 3 kepala keluarga.

Dengan adanya Baksos Kesehatan di Cianjur, Bunyamin sangat berterima kasih kepada dokter-dokter yang telah menangani pasien kurang mampu termasuk dirinya. “Terima kasih banyak karena telah membantu, khususnya masyarakat Cianjur,” Ucap Bunyamin penuh syukur. Ia berharap dengan kesembuhannya nanti perekonomian keluarganya akan lebih maju dan juga ia ingin memiliki tempat tinggal sendiri bersama keluarga. “Pengen lebih maju usahanya, saya mau tinggal sendiri enggak numpang sama mertua lagi,” ungkapnya.  

Pak Suma, menuntun anaknya, Bunyamin untuk meniti anak tangga di RSUD Cianjur.

Bakti Sosial Pemberi Harapan

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-111 di Cianjur memberikan harapan baru, khususnya bagi Bunyamin yang tidak memiliki biaya untuk menangani penyakitnya. Ia merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. “Alhamdulillah, saya senang penyakit saya sekarang bisa disembuhkan. Kadang buat makan aja susah, apalagi buat berobat sampai dioperasi enggak kebayang biayanya,”jelas Bunyamin. Ia berharap pasca operasi Hernia, kesehatannya kembali memulih dan dapat berjualan lagi tanpa terganggu dengan rasa sakit. “Biar cepet sembuh, bisa jualan lagi tanpa sakit-sakit buat nafkahin keluarga,”tambahnya. Ia juga senang dengan para relawan yang ikut mendampingi pada saat screening hingga post op. “Mereka orang-orang yang teliti, apa yang dirasakan pasien ya mereka ikut merasakan, ramah dan membuat pasien senang,” imbuhnya.

Nyinyi Azizah (34), istri dari Bunyamin juga sangat bersyukur dengan diadakannya Baksos Kesehatan Tzu Chi ini. Suaminya yang awalnya sering mengeluhkan sakit ketika penyakit Hernianya kambuh akhirnya bisa sembuh dengan penanganan pada kegiatan baksos ini. “Dulu suka mengeluh sakit, alhamdullilah, bahagia banget. Terima kasih sudah mau menolong suami saya,”ungkapnya. Ibu rumah tangga ini juga berharap kegiatan baksos ini lebih ditingkatkan lagi ke depannya. Ia merasa bahagia karena suaminya bisa kembali berjualan tanpa harus dibebani dengan rasa sakit dari penyakit Hernia.  

Selepas mengantarkan Bunyamin kembali ke rumahnya, relawan Tzu Chi berpamitan dengan keluarga Bunyamin di Desa Sukawangi, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur .

Kasih Ayah Sepanjang Jalan

Pada saat operasi di RSUD Cianjur, Bunyamin didampingi oleh sang ayah. Pak Suma (67), beliau mendampingi karena sang istri menjaga anak ke-tiga Bunyamin yang sedang sakit di rumah. Pria yang kesehariannya membuat bilik dan sapu ini merasa bersyukur dan berterima kasih dengan Yayasan Buddha Tzu Chi karena telah mengadakan baksos kesehatan di Cianjur. “saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih, sudah mengobati anak saya.” ujar Suma. Ia juga menambahkan supaya anaknya cepat memulih dan bisa bekerja menafkahi keluarga. 

Walaupun dengan pendapatan pas-pasan dan harus menafkahi istri serta 3 orang anak, Bunyamin masih bisa menyisihkan sebagian pendapatannya untuk diberikan kepada ayahnya. Ia juga berinisiatif untuk ikut sedikit-sedikit berdonasi dari penghasilannya, karena saat post op di ruang pemulihan beberapa relawan mensosialisasikan celengan bambu untuk membantu . “Saya sudah ditolong, saya juga pengen nolong orang lain. Walaupun sedikit-sedikit sama seperti yang dijelaskan relawan tadi,” tutupnya. Bunyamin juga berharap, ada kantor perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi di wilayah Cianjur, supaya bisa ikut berdonasi melalui celengan bambu.

Artikel Terkait

 Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Membuka Jalan untuk Mengubah Masa Depan

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Membuka Jalan untuk Mengubah Masa Depan

14 Februari 2023
Yayasan Tzu Chi mengadakan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-136 yang di digelar pada 10 – 12 Ferbruari 2023 di RS. Metro Hospitals M. Toha Tangerang.
Melihat Dunia Lebih Jelas

Melihat Dunia Lebih Jelas

01 September 2016

Tzu Chi Singkawang kembali menggelar bakti sosial kesehatan pengobatan katarak dan pterygium yang melayani sekurangnya 200 orang pada 5-7 Agustus 2016.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138: Belajar Merawat Cinta dari Heru dan Tien

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138: Belajar Merawat Cinta dari Heru dan Tien

30 Mei 2023

Heru Suwardi (81) dan Tien Kartini (72), sepasang suami istri yang katanya ingin susah dan senang bersama, sama-sama menjalani operasi katarak pada Bakti Sosial Tzu Chi ke-138 di Tzu Chi Hospital Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. 

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -