Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Membuka Jalan untuk Mengubah Masa Depan

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari, Dok Tzu Chi Indonesia

Relawan Tzu Chi membantu seorang pasien katarak untuk berjalan usai menjalani operasi pada Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-136 yang digelar di RS. Metro Hospitals M. Toha, Tangerang.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-136 yang digelar pada 10 – 11 Februari 2023, lalu, mendapatkan apresiasi dari berbagai lingkup masyarakat maupun pemerintahan. Pada seremoni pembukaan kegiatan baksos yang dilakukan pada 11 Februari 2023, Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota Kombes Pol. Zain Dwi Nugroho, S.H., S.I.K., M.Si., mengungkapkan terima kasih dan syukurnya karena bakti sosial untuk masyarakat ini dilakukan dengan lancar.

“Hal ini adalah salah satu bentuk kepedulian kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya di bidang kesehatan, dan ini menunjukkan bahwa negara hadir untuk masyarakat,” ungkap Kombes Pol Zain Dwi Nugroho. Ia menambahkan bahwa banyak masyarakat yang hidupnya kurang layak dan belum bisa menerima fasilitas kesehatan sehingga adanya baksos kesehatan ini seperti memberikan jalan lain untuk menggapai harapan hidup sehat untuk mereka.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei (ketiga dari kanan) berfoto bersama relawan beserta Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota Kombes Pol. Zain Dwi Nugroho, Kabiddokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol. dr. Hery Wijatmoko, Sp.F., D.F.M., juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS.

Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota Kombes Pol. Zain Dwi Nugroho, S.H., S.I.K., M.Si., mengunjungi ruang pemulihan pasien operasi untuk melihat langsung hasil dari operasi.

Senada dengan Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS memaparkan dengan adanya bakti sosial, pemerintah bisa mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. “Tentu ini diperlukan peran kolaborasi antara pemerintah, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dan seluruh stakeholder,” tutur dr. Ati.

Menurut pemaparan dr. Ati, kasus penderita hernia di Provinsi Banten hingga saat ini berkisar di angka 4.548 kasus dan ada 1.300 kasus yang sudah siap dioperasi. Sementara itu untuk bibir sumbing ada 390 kasus, 275 kasus di antaranya siap dioperasi. Kemudian, untuk pasien katarak terhitung cukup banyak, yakni 12.899 kasus dan 4.000 kasus sudah harus dioperasi.

“Dengan adanya kegiatan bakti sosial kesehatan hari ini, maka mengurangi jumlah penderita panyakit hernia, bibir sumbing, maupun katarak di Provinsi Banten ini. Kami luar biasa mengapresiasi kegiatan ini,” ungkap dr. Ati.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS mengatakan adanya kerja sama berbagai pihak melalui bakti sosial kesehatan ini, masyarakat bisa mendapatkan bantuan kesehatan dengan maksimal.

Dokter Ati sendiri menilai berbagai penyakit tersebut harus segera dioperasi karena semua berkaitan dengan kualitas kehidupan sehari-hari. “Mengapa katarak penting untuk diobati? Karena jendela dari kehidupan adalah mata, kalau dibiarkan akan menjadi buta,” jelas dr. Ati.

Ada pula penyakit hernia yang kondisinya sangat menyulitkan penderita karena apabila sudah terjepit akan membuat nyeri yang luar biasa dan bisa menghambat aktivitas maupun produktivitas diri. Ditambah lagi bibir sumbing, di mana kondisi bibir atas dan langit-langit terbelah sehingga mengganggu proses makan, proses bicara, merusak gigi karena tidak bisa berfungsi dengan maksimal. Bibir sumbing juga memengaruhi estetik wajah yang bisa mengganggu psikologi penderitanya.

“Inilah kita bisa hadir di tengah-tengah mereka, sangat bersyukur bisa membantu. Saya yakin Tzu Chi yang memang bergerak di berbagai bidang bisa memberikan manfaat yang begitu besar kepada masyarakat. Ini luar biasa. Ditambah dengan polisi dan TNI, kita bisa semakin luas memberikan bantuan,” ucap dr.Ati.

Kembali Bernostalgia di Tangerang
Seperti penjelasan dr. Ati, Tzu Chi pun menjalankan bakti sosial kesehatan karena dilatarbelakangi oleh perasaan empati dan ingin membantu meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya di Kota Tangerang dan sekitarnya. Tzu Chi Indonesia secara rutin mengadakan baksos kesehatan baik yang berskala besar (yang mencakup tindakan operasi) maupun yang berskala kecil (mencakup pengobatan umum dan gigi) di daerah yang membutuhkan di seluruh pelosok Indonesia.

Di awal Tzu Chi masuk ke Indonesia, para relawan telah lebih dulu melakukan berbagai kegiatan sosial di wilayah Tangerang, seperti penanganan kasus TBC di Desa Kiara dan Desa Gaga.

Kegiatan bakti sosial kesehatan Tzu Chi berskala besar pertama kali diadakan di RS. Paramita, Tangerang pada 18 - 21 Maret 1999. Pada baksos itu, jenis penyakit yang ditangani meliputi penyakit umum, bibir sumbing, gondok, katarak, pterygium, entropion, hernia, dan benjolan minor.

Apabila ditarik ke belakang, sejak tahun 1993, relawan Tzu Chi juga sudah hadir di Tangerang dan menjalankan berbagai kegiatan. Pada awal-awal hadirnya Tzu Chi di Tangerang, relawan membantu penanganan kasus Tuberkulosis (TBC) di Desa Kiara dan Desa Gaga. Ada pula kegiatan lain seperti perbaikan gizi balita, bantuan pendidikan, bantuan rumah layak huni hingga distribusi bantuan bencana.

Berkesempatan bisa kembali lagi ke Kota Tangerang untuk melakukan bakti sosial, Awaludin Tanamas, Ketua Pelaksana Harian Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia merasa senang. Terlebih kini melihat relawan yang barisannya jauh lebih panjang dan bersungguh-sungguh membantu masyarakat.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-136 membawa kembali memori ketika Tzu Chi Indonesia mengadakan bakti sosial kesehatan Tzu Chi berskala besar yang pertama kali dilaksanakan di RS. Paramita, Tangerang.

“Sangat gan en kepada seluruh relawan yang sungguh-sungguh mempersiapkan baksos sejak awal hingga akhir, kepada TIMA Indonesia, kepada Rumah Sakit Metro Hospitals dan juga Polres Metro Tangerang Kota. Seperti kata Master Cheng Yen: ‘Hidup manusia tidaklah kekal. Bersumbangsihlah pada saat Anda dibutuhkan, dan lakukanlah selama Anda masih bisa melakukannya’,” tutur Awaludin.

“Mari terus menebar cinta kasih, seperti slogan pada baksos Tzu Chi: Setiap detik berjuang untuk kebajikan. Semoga kita selalu bisa membantu sesama,” ajaknya.

Pada Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-136 ini, Tzu Chi bekerja sama dengan RS. Metro Hospitals M. Toha Tangerang dan Polres Metro Tangerang Kota dalam menjalankan baksos kesehatan untuk masyarakat di wilayah Jabodetabek. Selama dua hari pelaksanaan baksos, tim medis melakukan tindakan operasi pada 158 pasien katarak, 2 pasien pterygium, 25 pasien hernia, 10 pasien minor ga, 33 pasien minor lokal, 8 pasien bibir sumbing, dan 40 pasien khitan.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Menyehatkan Gigi Warga Cipanas

Menyehatkan Gigi Warga Cipanas

02 Maret 2018

Minggu, 25 Februari 2018, Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia mengadakan baksos pengobatan gigi gratis bagi warga Cipanas yang berlokasikan di GOR Brimob, Cipanas, Kabupaten Cianjur. Kegiatan ini pun berhasil menangani 583 pasien.

Berbagi Kebahagiaan dengan Baksos Kesehatan

Berbagi Kebahagiaan dengan Baksos Kesehatan

10 Desember 2019

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada tanggal 6-8 Desember 2019 mengadakakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-130 di RS Unggul Karsa Medika Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 248 pasien katarak, pterygium, sumbing, bedah minor, dan hernia berhasil menjalani operasi.

Melayani dengan Cinta Kasih

Melayani dengan Cinta Kasih

20 Juni 2014 Salah satu dokter yang turut bersumbangsih adalah dokter Laila. Untuk menjangkau Pekanbaru, beliau menempuh jarak sekitar 2 jam dari Kandis. Namun sepertinya jarak tidak menjadi suatu hambatan bagi dokter Laila agar bisa melayani masyarakat.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -