Banjir Jakarta: Baksos Pascabanjir Jakarta
Jurnalis : Noorizkha (He QI Barat), Fotografer : Rudi Darmawan (He Qi Barat)|
|
| ||
Banjir yang melanda wilayah ini memang tergolong cukup parah dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa. Menurut sekretaris RW 05 Kelurahan Menceng, Bapak Muslim, sebanyak 200 warganya mengungsi karena rumahnya terendam banjir. "Warga mengungsi ke Masjid - Masjid setempat dan baru bisa kembali ke rumah hari sabtu saat banjir surut" ujarnya. Muslim berterima kasih sebab warga asuhannya merasa sangat terbantu atas baksos kesehatan yang diadakan oleh Tzu Chi. Hal senada juga dikatakan oleh Weinny Shijie yang berharap agar usahanya untuk mengikuti dan membantu kegiatan baksos dapat bermanfaat bagi warga. Sejak pukul 06.30 WIB, para relawan telah tiba di lokasi baksos kesehatan. Begitu tiba, relawan segera mempersiapkan tenda dan tempat untuk pemeriksaan pasien. Melalui pengumuman oleh masing - masing ketua RT warga yang berasal dari RW 05, 04, 09, 10, 11 dan lainnya berdatangan dan mulai mengantri. Pukul 08.30 Junet Shixiong membuka acara dengan isyarat tangan “Satu Keluarga” dan kemudian mengajak pasien untuk berlatih bersama relawan. Tujuan dari isyarat tangan ini adalah untuk membuat warga merasa sebagai satu kesatuan tanpa memandang perbedaan berada dalam keluarga yang sama. Junet Shixiong juga mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan agar dapat terhindar dari bencana melalui isyarat tangan “Wariskan Sebuah Dunia yang Bersih”.
Keterangan :
Setelah pemberian kata sambutan dari Ketua RW 05 dan Suherman Shixiong selaku panitia, baksos pun dimulai. Dengan dibantu oleh Dr. I.B. Darmasusila, Dr. Jimmy, Dr. Johan, Dr. Fiedyawati, Sp.KK, Dr. Andre dan belasan apoteker dari TIMA sehingga kegiatan baksos pun berjalan lancar. Pasien dengan sabar dan tertib mengantri. Adapun pasien kebanyakan adalah lansia, ibu, dan anak - anak yang kebanyakan terserang flu dan demam. Seperti yang dialami oleh Ibu Annisa (33 tahun) dan anaknya Nanda (6 tahun) yang terkena flu saat banjir. Ibu Annisa merasa bersyukur dengan adanya baksos kesehatan ia dapat berobat gratis. Begitu pula dengan Ibu Nursinah (50 tahun) yang datang bersama cucunya juga terjangkit flu setelah banjir masuk ke dalam rumahnya. Selain terkena flu, adapula warga yang terkena gatal - gatal, kutu air, dan penyakit lainnya. Selama baksos berlangsung, pasien dilayani sebaik mungkin oleh para relawan yang tak henti - hentinya mengedarkan makanan ringan, air mineral, dan menyediakan makan siang untuk pasien. Pukul 14.05 kegiatan baksos telah selesai. Sebanyak 466 pasien mendapat pengobatan gratis pada baksos kali ini. Sebelum selesai Bapak Muslim berharap agar suatu saat relawan Tzu Chi dapat mengadakan sosialisasi mengenai kebersihan lingkungan dan kondisi tanggap banjir bagi warga. Hal ini sesuai dengan kata perenungan yang pernah diungkapkan Master Cheng Yen " Amal kemanusiaan dan amal pengobatan merupakan kegiatan nyata, sedangkan pendidikan dan kebudayaan adalah suatu konsep, akan bermakna besar bila terdapat keselarasan antara kegiatan nyata dan konsep " . | |||
Artikel Terkait
Waisak 2019: Bersatu Hati Berdoa Bersama
20 Mei 2019Bertempat di Lapangan Vihara Buddha Dharma Biak, Relawan Tzu Chi Biak melaksanakan Doa Jutaan Insan dalam rangka perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia.
Sentuhan Kasih bagi Para Usia Senja
26 Agustus 2016Minggu, 21 Agustus 2016, sebanyak 68 pasien lansia mendapatkan pelayanan kesehatan oleh 18 tim medis yang tergabung dalam Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia bersama 15 insan Tzu Chi yang dibantu 21 tunas relawan di tempat pelaksanaan bakti sosial kesehatan degeneratif Panti Sosial Asuhan Anak “Putra Setia”, Jakarta Pusat.








Sitemap