Banjir Jakarta: Berbagi Dengan Korban Banjir Muara Baru

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)

 

 
 

foto Para warga Muara Baru menyambut dengan gembira kedatangan relawan Buddha Tzu Chi pada Minggu, 20 Januari 2013. Kedatangan Tzu Chi kali ini adalah untuk kembali membagikan paket makanan bagi warga korban banjir. .

Minggu, 20 Januari 2013, akhirnya saya dapat menggapai lokasi tenda posko Tzu Chi di perbatasan Pluit dengan Muara Karang, tepatnya di ujung jembatan Muara Karang. Suasana hiruk-pikuk dari para pengungsi yang lalu lalang melintasi barisan kami para relawan Tzu Chi yang bertugas di lokasi ini.  “Tolong bantu evakuasi kakak saya di pluit timur,” kata seorang wanita yang datang tergopoh-gopoh ditemani oleh ibunya mendatangi meja pendaftaran untuk evakuasi. Akim (30) berkata, “Kemarin saya sudah ngungsi, banjirnya parah banget, rumah saya hampir tenggelam,” katanya dengan suara terbata-bata. Tampak beberapa relawan Tzu Chi di posko itu sibuk melayani permintaan lainnya yang datang dan mengemasi bantuan paket makanan yang datang dari swadaya masyarakat maupun perorangan.

Sejak banjir melanda 17 Januari 2013, ratusan orang sudah berhasil dievakuasi oleh Tim Tanggap Darurat Tzu Chi dibantu oleh pasukan dari TNI yang turut hadir mengamankan lokasi. Dengan mengendarai kendaraan pick up TNI, dua belas orang relawan Tzu Chi berangkat menuju pelabuhan Muara Baru dengan membawa 1000 bungkus makanan dan minuman. Saat menunggu kapal berangkat, pandangan mata saya tertuju pada seorang ibu yang mengendong seorang bayi laki-laki dengan menggandeng tiga orang anak lainnya. “Saya mengungsi dari Kebun Tebu, Muara baru,” kata  Saidah (35) yang rumahnya porak-poranda karena banjir yang menerjangnya dalam semalam.

Sekitar jam 7 pagi saat air laut pasang, air datang cepat sekali menerjang rumah biliknya yang  sangat sederhana. “Semua hilang, Tidak ada yang tersisa, baju yang dipakai saya dan anak-anak diberikan oleh tetangga,” katanya dengan mata sembab menerawang mengingat kejadiaan naas itu. Saidah dan keluarga sekarang mengungsi di Rusun Muara baru bersama ratusan penduduk lainnya.

Bunyi pluit dari arah dermaga menandakan kapal akan segera berlabuh setelah menempuh waktu 20 menit berangkat dari Jakarta. Bapak Markus, koordinator lapangan TNI AL yang bertugas di Muara baru sudah datang menjemput kami dan membawa rombongan ke tempat pengungsian yang ada di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Muara Baru menggunakan 2 mobil.  Dari catatan petugas, terdapat 578 jiwa dan 241 Kepala Keluarga yang rumahnya rusak akibat banjir. Dengan pakaian lusuh dan langkah kaki yang gontai, seorang ibu paruh baya menarik perhatian orang yang melihatnya. “Saya hanya minum air hujan selama 3 hari sebelum ditolong,” kata Ipah (51), ibu 2 orang anak  yang bekerja  sebagai tukang cuci harian menceritakan pengalaman yang menyedihkan di pengungsian ini.

Keterangan :

  • Selain memberikan paket makanan, Tzu Chi juga membawa tim medis untuk memeriksa kesehatan para warga.

Membaur dengan korban banjir di TPI, rombongan tim medis dari TIMA (Tzu Chi Medical Assosiation) yang dipimpin oleh dr. Linda Verniati tiba dari Jakarta dengan ditemani oleh, komandan TNI yang bertugas menunjukkan tempat pengungsi yang sakit. Tampak seorang bapak berusia lanjut diperiksa oleh dr. Hananto  dengan keluhan infeksi saluran pernafasan atas karena sakit waktu menelan makanan. Dengan ramah, tim medis ini memberikan obat untuk dikonsumsi selama 3 hari. Kemudian pasien-pasien lainnya datang bergiliran berkonsultasi kepada tim dokter ini.

Kehidupan yang penuh berkah dan kepuasan adalah ketika mampu menjadikan kegembiraan orang lain sebagai kebahagiaan diri sendiri. Rasa empati terhadap penderitaan sesama menimbulkan cinta kasih yang tulus dan murni. Inilah makna sesungguhnya saat kita menolong dengan tulus dan tanpa pamrih. Bersumbangsih tanpa pamrih yang membangkitkan rasa terima kasih dalam diri orang yang dibantu adalah menjalin jodoh baik.

1000 bungkus makanan matang dan minuman dibagikan kepada para pengungsi di sore hari itu, sebagian ada yang diberikan dengan menggunakan perahu karet mengingat lokasi yang masih tergenang air cukup tinggi itu. Mengingat hari sudah menjelang malam, saya dan beberapa relawan pulang dengan  menumpang 2 buah truk tentara yang tinggi. Dengan kendaraan tinggi ini, kami  dapat menerobos medan banjir itu dan kembali ke posko Pluit Junction setelah menempuh waktu hampir satu jam karena di perjalanan, mobil ini beberapa kali dihentikan oleh warga setempat yang membutuhkan bantuan.

Pengalaman ini sungguh tak terlupakan dan  menjadi kenangan selamanya di dalam hati kami.
Dengan membaur di dalam kehidupan bermasyarakat dan melakukan sesuatu secara nyata, kita dapat mengenap kehidupan yang sesungguhnya. Perbuatan baik yang diwujudkan dalam tindakan nyata, kebijakan yang tumbuh dapat sungguh bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari.  Mudah-mudahan banjir cepat surut dan masyarakat yang terkena musibah  dapat kembali beraktivitas seperti sediakala. Semoga.

  
 
 

Artikel Terkait

Sosialisasi Relawan Tzu Chi di Komunitas He Qi Pusat

Sosialisasi Relawan Tzu Chi di Komunitas He Qi Pusat

16 Juni 2022

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat kembali mengadakan acara sosialisasi Tzu Chi secara tatap muka (offline) di ITC Mangga Dua, Jakarta Pusat. Kegiatan ini diikuti oleh 52 peserta.

Baksos NTT: Cinta Kasih di Tarimbang (Bag.1)

Baksos NTT: Cinta Kasih di Tarimbang (Bag.1)

12 April 2012 Di sinilah kami sekarang berdiri, Desa Tarimbang. Desa dengan pemandangan alam yang menawan ini adalah sasaran pembagian beras cinta kasih oleh Tim I yang dipimpin oleh Suherman Shixiong dan Salim Shixiong. Beras yang dibagi kali ini sebanyak 125 karung dengan masing-masing karung berisi 20 kg beras.
Malam keakraban Bedah Buku

Malam keakraban Bedah Buku

09 Januari 2013
Hidup harus senantiasa bersyukur agar dapat menghargai berkah, memanfaatkan berkah dan menciptakan berkah. Bersyukurlah dengan masa-masa sulit, karena di masa itulah kamu tumbuh. Bersyukurlah atas keterbatasanmu karena memberikanmu pelajaran yang paling berharga.
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -