Banjir Jakarta: Sedikit Namun Berarti

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati

Sebanyak 2.350 nasi bungkus disiapkan para relawan Tzu Chi yang akan dibagikan ke empat titik yang terkena banjir.

Hujan deras yang mengguyur ibukota beberapa waktu lalu menyebabkan sebagian wilayah tergenang air. Genangan air hampir di seluruh wilayah Jakarta, tak terkecuali Cengkareng, Jakarta Barat. Banjir yang cukup tinggi mengharuskan warga yang tinggal disana mengungsi di tempat yang lebih aman. Melihat kondisi ini, relawan Tzu Chi langsung bergerak melakukan survei lokasi dan memberikan bantuan. Pada tanggal 11 Februari 2015, relawan Tzu Chi memberikan bantuan berupa nasi bungkus di Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat.

Saat pembagian bantuan, salah seorang ibu yang memakai baju warna pink  bergambar kupu-kupu ini dengan bersemangat masuk ke dalam antrian panjang warga RW 5 Kelurahan Cengkareng Barat. Ia adalah Sumartini.  Ia bersama keluarganya harus mengungsi di salah satu sekolah terdekat yang aman dari kepungan air. “Sedih bener tiap musim hujan selalu banjir. Mana saya di rumah sendiri tidak bisa selametin barang-barang,” ungkap ibu berusia 63 tahun ini. Bersama keluarganya yang lain, sejak dua hari lalu Sumartini mengungsi di SMP Negeri 249, Jl. Jaya 25, Cengkareng Barat, Jakarta Barat.

Sumartini selalu mengucapkan terima kasih kepada setiap relawan yang dilintasinya usai menerima satu bungkus nasi, dua bungkus mi instan, dan satu air mineral. “Bersyukur dapat makanan meskipun sedikit-sedikit ada yang bantu. Dari pagi belum makan. Ini bersyukur sekali,” ucapnya terbata-bata. Ia mengaku belum ada bantuan yang diterima warga selain nasi bungkus dari dapur umum.

Sejak dari jam setengah tujuh pagi, relawan terus bersemangat memasak nasi bungkus yang akan dibagikan kepada warga korban banjir.

Relawan Tzu Chi bersama-sama memberikan bantuan kepada warga korban banjir di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka menyerahkan sembako (bahan mentah) kepada warga di posko dapur umum.

Di satu sisi Sumartini merasa senang bisa menerima bantuan nasi bungkus ini, namun di sisi lain ia juga bersedih karena dirinya sedang sakit. “Perut saya sakit, tadi sudah diperiksa dokter. Semoga cepat sembuh,” ucapnya. “Cucu saya juga lagi Muntaber, kasihan masih baru berumur 10 bulan,” ungkapnya lirih.

Tidak hanya Sumartini yang bersyukur dengan adanya bantuan ini. Lisnawati (34) juga mengaku senang bisa menjadi salah satu bagian yang menerima berkah baik yang diberikan Tzu Chi. “Alhamdulilah sudah dibantu. Tiap banjir pasti (yayasan) Buddha Tzu Chi datang. Tzu Chi bagus, cepat tanggap, selalu bantu,” tutur ibu tiga anak ini. Lisna sedang menenangkan bayinya yang masih berusia 3 minggu di gendongannya. Bayi yang belum diberikan nama ini terkadang rewel di pengungsian, terlebih jika malam hari. “Selama mengungsi rewel terus tiap malam karena ruangan sempit untuk beramai-ramai,” ucapnya.

Meskipun kebanjiran, anak-anak bersukacita bermain-main di air yang menggenangi pemukiman.

Sumartini (baju pink) bersyukur dengan bantuan yang diterimanya.

Tergerak Memberikan Bantuan

Sehari setelah melakukan survei ke lokasi banjir, relawan Tzu Chi memutuskan untuk membuka posko dapur umum di dapur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Kurang lebih 30 relawan bersama-sama mengalirkan cinta kasihnya dengan memasak makanan yang akan dibagikan kepada warga korban banjir sejak jam tujuh pagi. “Relawan dari Rusun Tzu Chi dan luar wilayah rusun, dari berbagai profesi, guru, dan lain-lain,” ucap Wei-wei, koordinator dapur umum. Waktu yang terbilang singkat tidak menyurutkan semangat para relawan dalam membantu sesama. “Benar-benar mepet waktunya, tapi semua bekerja bersama-sama memasak hari ini,” kata Wei-wei.

Warga RW 5, Kelurahan Cengkareng Barat mengungsi di SMP Negeri 249 di Kel. Cengkareng Barat yang lokasinya lebih tinggi.

Setelah nasi bungkus siap didistribusikan, tim relawan yang membagikan bantuan segera menuju titik lokasi yang akan dibantu. Sebanyak 2.355 nasi bungkus dibagikan kepada warga di beberapa titik wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. Setiap titik diberikan nasi bungkus, dan beberapa bantuan bahan mentah berupa 25 dus mi instan, 25 dus biskuit, dan 40 dus air mineral di posko dapur umum warga. “Kami memberikan bantuan dalam bentuk matang karena di lokasi dibutuhkan dan hari ini pun warga banyak yang belum makan. Ini sangat efektif,” ungkap Suherman, relawan yang menjadi koordinator pembagian bantuan. Relawan menunjukkan kesungguhan hatinya kepada warga yang terkena banjir dengan menghibur warga di pengungsian. “Semoga bencana segera surut, dan dengan adanya kejadian ini bisa menggalang lebih banyak relawan lagi utnuk membantu menyalurkan cinta kasih,” ungkap Suherman.


Artikel Terkait

Banjir Jakarta: Tahun Ketiga Mendistribusikan Bantuan

Banjir Jakarta: Tahun Ketiga Mendistribusikan Bantuan

12 Februari 2015 Dipercaya sebagai koordinator untuk menyediakan makanan hangat merupakan sebuah berkah bagi Widyanti. Ia mengaku senang karena dalam kesehariannya, ia merupakan orang yang gemar memasak. Namun memegang tanggung jawab untuk membuat lebih dari 1.500 porsi nasi dan 3 macam lauk dalam setengah hari menjadi ‘tantangan’ tersendiri baginya.
Bersatu Hati Hadapi Bencana

Bersatu Hati Hadapi Bencana

11 Februari 2015
Melihat kondisi Jakarta yang mulai parah akibat banjir, Selasa, 10 Februari 2015, pukul 11.00 WIB, Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi mengadakan rapat koordinasi di Gedung DAAI Lt. 6 untuk pembagian tugas dan survei kondisi banjir serta bantuan yang diperlukan.
Banjir Jakarta: Bergandengan Tangan Membantu Korban Banjir

Banjir Jakarta: Bergandengan Tangan Membantu Korban Banjir

17 Februari 2015 ketika banjir sudah surut, relawan Tzu Chi dan karyawan PT Summarecon Agung mulai bergerak  mempersiapkan barang-barang paket bantuan banjir untuk warga. Sebanyak 972 paket bantuan banjir yang untuk dibagikan saat itu. Setiap orang bekerja sama dengan tulus demi menenangkan hati warga.
Relawan Tzu Chi tengah berkoordinasi cara pembagian paket banjir untuk warga Pegangsaan II, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -