Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Kehangatan di Tengah Banjir yang Masih Menggenang

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani, Leo Rianto (Tzu Chi Medan)

Relawan Tzu Chi Medan menyerahkan bantuan untuk warga terdampak banjir di Pasar VII Tembung dan Kampong Baru.

Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di sebagian wilayah Sumatera, membawa duka bagi warga Medan dan sekitarnya. Disaat sebagian orang terlelap, ribuan warga justru terjaga dalam kecemasan. Air yang sempat surut kembali naik bahkan di beberapa titik mencapai atap rumah.

Namun, di tengah dinginnya banjir yang merendam rumah serta harta benda lainnya, kehangatan relawan Tzu Chi hadir untuk memberikan bantuan. Pada Rabu, 3 Desember 2025, relawan Tzu Chi Medan menyalurkan bantuan di dua tempat, yaitu komunitas Hu Ai Mandala dan Perintis yang menyalurkan bantuan di Pasar VII Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Bekerjasama dengan Babinsa relawan relawan Tzu Chi menyusuri lorong-lorong serta mendatangi rumah warga untuk membagikan makanan kepada warga. Sebanyak 1.000 nasi bungkus hangat, 1.008 botol air mineral, 992 bungkus biskuit, dan 1.000 butir telur rebus berhasil dibagikan kepada warga setempat.

Dengan menggunakan truk, relawan Tzu Chi melewati genangan air untuk mendistribusikan bantuan untuk warga terdampak banjir.

Senyum bahagia salah seorang anak saat menerima bantuan yang disalurkan Tzu Chi di tengah banjir yang belum surut.

Nicholas relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan tak mampu menyembunyikan rasa harunya ketika berjumpa dengan warga dan memberikan bantuan makanan kepada mereka. “Kita ikut terharu, warga merasa sangat senang menerima nasi hangat, anak-anak juga begitu gembira saat diberi biskuit. Saat pembagian berlangsung air masih selutut, tapi senyum mereka menguatkan kami,” ujar Nicholas.

Sementara itu, kondisi lebih parah terjadi di Jalan Brigjend Katamso, Gg. Subur, Kelurahan Kampong Baru. Di daerah ini banjir bukan lagi sebatas lutut, melainkan menenggelamkan rumah dengan ketinggian air mencapai tiga sampai empat meter.

Ridwan, Kepala Lingkungan setempat menceritakan kondisi saat air mulai tinggi di lingkungannya. “Saat air mulai tinggi kami mengevakuasi anak-anak menggunakan pohon pisang. Ketika air mencapai tiga hingga empat meter, kami bekerjasama dengan aparat untuk mengevakuasi warga,” kenang Ridwan.

Relawan dengan penuh kehangatan mendengarkan keluh kesah Ibu Hafvah, salah satu warga yang rumahnya terendam banjir.

Siti, salah satu warga terdampak banjir yang menerima bantuan dari relawan Tzu Chi. Ia mengapresiasi bantuan yang diterima dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi.

Peduli dengan kondisi warga yang kedinginan akibat banjir, relawan Tzu Chi hadir membawa bantuan berupa: 500 helai sarung dan 500 helai handuk, 500 bungkus biscuit, dan 500 botol air mineral. Bantuan ini bukan hanya sekedar barang melainkan selimut kehangatan dan kekeluargan di tengah bencana banjir.

Kehadiran relawan menyentuh hati warga yang telah menghadapi bencana selama berhari- hari. Ibu Hafvah, salah seorang warga Gg Subur Lama tak kuasa menahan air matanya saat ditemui relawan Tzu Chi di rumahnya. “Tidak bisa di ungkapkan, rasanya sedih sekali, sesak di dada ini. Apa yang mau dibilang? Cuma mensyukuri saja,” ucapnya penuh haru.

Baginya, bantuan air bersih sangat berarti karena kompor gas di rumahnya rusak terendam lumpur membuatnya tidak bisa memasak air. “Terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah peduli pada kami yang sedang kena musibah banjir,” tambahnya.

Di tengah dinginnya banjir yang merendam pemukiman warga, mereka tetap bisa tersenyum. Senyum mereka adalah sumber kekuatan relawan Tzu Chi untuk terus membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan.

Kisah yang sama juga diceritakan oleh Siti, saat air mulai naik awal banjir 27 November lalu, ia sampai harus naik ke loteng rumah untuk menyelamatkan diri. "Kita naik ke loteng rumah air sungai meluap, kemudian kita diminta untuk mengungsikan diri ketika air sudah mencapai tiga meter. Hancur barang barang kita terendam banjir setelah tujuh hari dikepung banjir. Terima kasih kepada relawan Tzu Chi yang telah berbagi kasih kepada kami warga Gg. Subur lama, dan semoga diberikan kesehatan,” ungkap Siti.

Kehadiran relawan Tzu Chi di Pasar VII Tembung dan Kampong Baru bukan sekedar mengantar nasi atau barang lainnya, melainkan membawa pesan bahwa mereka tidak sendiri. Bahwa ditengah musibah kita semua adalah satu keluarga yang menguatkan dan kepedulian mampu menghangatkan jiwa.

Editor: Fikhri Fathoni

Artikel Terkait

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Relawan Tzu Chi di Banda Aceh dan Bireuen Salurkan Bantuan Pertama

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Relawan Tzu Chi di Banda Aceh dan Bireuen Salurkan Bantuan Pertama

01 Desember 2025

Banjir besar di Aceh menyebabkan banyak desa terisolir. Relawan Tzu Chi dari Banda Aceh dan Bireuen menyalurkan bantuan darurat meski harus melewati medan berat.

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Kehangatan Hati yang Menyatukan

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Kehangatan Hati yang Menyatukan

05 Desember 2025

Meski rumah terendam banjir, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi bergerak membantu warga dengan makanan hangat dan bantuan darurat. Bersama relawan Tzu Chi dari Medan, Siantar, dan Tanjung Balai, mereka menyalurkan 700 paket bantuan.

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Bantuan Tahap Pertama untuk Lima Jorong di Kabupaten Agam

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Bantuan Tahap Pertama untuk Lima Jorong di Kabupaten Agam

09 Desember 2025

Dengan menempuh waktu perjalanan 23 jam, relawan Tzu Chi Padang mengirimkan paket bantuan untuk Dusun yang minim mendapatkan bantuan akibat terputusnya sarana komunikasi.

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -