Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Kepedulian untuk Warga Tanjung Pura
Jurnalis : Soit (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Soit (Tzu Chi Medan)
Salah satu relawan Tzu Chi Medan dengan penuh kehangatan membantu seorang Lansia untuk membawakan beras bantuan dari Tzu Chi.
Banjir yang melanda Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat sejak 27 November 2025 lalu, masih dirasakan dampaknya oleh warga. Meskipun di beberapa wilayah air mulai berangsur surut, kondisi berbeda dirasakan warga Desa Pekubuan khususnya di Dusun 7, 8, 9, dan 10. Hingga kurun waktu pertengahan Desember, banjir masih menggenangi permukiman warga hingga setinggi dada orang dewasa. Hal tersebut mengharuskan warga setempat untuk bertahan di tenda-tenda pengungsian dan menghentikan aktivitas sehari-hari mereka.
Situasi ini menjadi perhatian serius Tzu Chi Medan. Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga terdampak, relawan Tzu Chi Medan kembali menyalurkan bantuan tahap kedua pada Sabtu, 13 Desember 2025. Sebelumnya pada 6 Desember lalu, relawan Tzu Chi Medan telah menyalurkan 1.015 paket bantuan untuk warga terdampak banjir di Desa Lalang, Tanjung Pura.

Relawan Tzu Chi Medan menyerahkan lima unit alat sorong dan sekop kepada kepala Dusun 6 – 10, Desa Pekubuan, Tanjung Pura untuk penanganan pascabanjir.
Sebanyak 82 relawan Tzu Chi Medan yang terdiri dari 65 relawan berseragam dan 17 relawan berompi yang berasal dari Medan, Binjai, Stabat, dan Tanjung Pura. Para relawan Tzu Chi Medan turun langsung ke Desa Pekubuan untuk menyalurkan 800 paket bantuan yang berisi: beras 5 kg, ember, air mineral, roti basah, roti kering, pembalut wanita, serta bantuan tambahan berupa 5 unit kereta sorong, dan sekop untuk mendukung aktivitas pascabanjir.
Sri Wahyuni, Wakil Koordinator Bantuan, menjelaskan bahwa Desa Pekubuan dipilih karena kondisi banjir yang masih bertahan lebih dari dua minggu dan sulitnya akses menuju lokasi. “Di beberapa titik, air masih belum surut dan jalan belum bisa dilalui kendaraan. Kami berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban warga yang terdampak,” ujarnya.
Bantuan dari Tzu Chi Medan disambut haru oleh warga. Saniah (55), seorang istri nelayan mengungkapkan kesulitannya selama beberapa bulan terakhir. “Sebelum banjir saja kami sudah dua kali pasang jadi tidak bisa melaut karena ombak besar. Biasanya suami dan anak melaut dan saya mencari kepah. Sekarang ditambah banjir sehingga kami mengungsi di benteng. Bantuan ini sangat membantu, setidaknya bisa menyambung makan karena mencari nafkah sekarang sangat susah,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Senyum bahagia Sarifudin (58) setelah menerima bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Bantuan yang ia terima berupa beras, roti, air minum, serta perlengkapan sehari-hari.
Hal serupa juga disampaikan Sarifudin (58) yang tinggal berdua dengan istrinya. “Sudah setengah bulan air belum surut, rumah masih tergenang sepinggang, jadi kami mengungsi di musala yang berada di Dusun 3. Pekerjaan saya sebagai buruh bangunan juga terhenti,” katanya.
Sementara itu Nasir (53), Kepala Dusun 9 Desa Pekubuan menyampaikan bahwa sebanyak 152 kepala keluarga di dusunnya terdampak banjir sejak awal kejadian. “Dari awal banjir setinggi 1,5 meter hingga sekarang masih sekitar 1 meter. Semua warga masih mengungsi di dermaga. Banjir kali ini menurut warga yang sudah sepuh mirip dengan banjir besar tahun 1973,” ungkapnya.
Ia pun menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Tzu Chi atas bantuan yang diberikan. “Bantuan ini sangat berarti dan mengurangi beban warga yang sudah lebih dari setengah bulan mengalami musibah,” tambahnya.
Semangat kebersamaan ini tercipta salah satunya karena keterlibatan generasi muda. Huda, salah satu relawan Tzu Chi mengajak mahasiswa dari almamaternya yaitu Universitas Dharmawangsa, untuk turut serta dalam kegiatan bakti sosial ini.

Romi Syahputra Nasution, beserta teman-temannya dari Universitas Dharmawangsa, ikut terjun langsung bersama relawan Tzu Chi Medan untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir.
Romi Syahputra Nasution (20), mahasiswa Fakultas Manajemen Bisnis Universitas Dharmawangsa mengungkapkan kebahagiaannya bisa ikut terjun langsung dalam misi kemanusiaan.
“Ada enam orang dari kampus kami yang ikut kali ini. Sebelumnya kami juga pernah ikut baksos di daerah Cemara. Melihat raut wajah bahagia warga yang tertimpa musibah membuat kami ikut bahagia. Warganya tertib dan antusias,” ujarnya.
Di tengah banjir yang belum surut, bantuan ini menjadi secercah harapan untuk mereka yang terdampak dan menjadi bukti bahwa kepedulian bila dilakukan bersama-sama mampu menguatkan mereka yang sedang diuji dengan bencana yang melanda.
Editor: Fikhri Fathoni
Artikel Terkait
Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Jejak Kebaikan di Kwala Bekala
11 Desember 2025Di tengah sisa lumpur pasca banjir yang melanda sepekan sebelumnya, kehadiran relawan Tzu Chi di Kwala Bekala menjadi penyejuk hati bagi warga. Relawan membawa 1.000 paket bantuan dan semangat untuk warga terdampak banjir.
Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Bantuan Sembako dan Layanan Medis untuk Warga Tapanuli Tengah
04 Desember 2025Relawan Tzu Chi membawa bantuan berupa paket sembako dan obat-obatan menuju posko pengungsian warga Desa Garoga, Hutagodang, dan Batang Toru, Kecamatan Batang Toru.
Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Mengalirkan Cinta Kasih di Tengah Banjir
10 Desember 2025Banjir di Deli Serdang merendam rumah warga dan menyisakan duka. Relawan Tanjung Morawa hadir membawa bantuan, menguatkan keluarga dan lansia yang terdampak banjir.







Sitemap