Bantuan yang Tepat Guna
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya
|
| ||
Baksos kali ini bertempat di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang beberapa waktu lalu (25/1) diporak-porandakan oleh angin puting beliung. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara sendiri terbagi menjadi tiga kelurahan yang dua diantaranya yaitu Kelurahan kepulauan Kelapa dan Kelurahan Kepulauan Harapan terkena bencana ini. Total kerusakan mencapai 555 bangunan, 280 bangunan di pulau Kelapa dan 275 bagunan di pulau Harapan. Sementara total bahan yang dibagiakan adalah asbes sebanyak 7.000 lembar dan semen sebanyak 1.500 sak. Bantuan yang diberikan sangat disambut baik oleh para korban. Bagaimana tidak, bantuan tersebut benar-benar merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Paket bantuan yang diberikan terdiri dari asbes dan juga semen yang nantinya dapat digunakan untuk memperbaiki rumah warga yang rusak. Joe Riady, koordinator kegiatan ini menyatakan bahwa bantuan yang diberikan sebisa mungkin benar-benar merupakan kebutuhan para korban sehingga dapat meringankan beban mereka.
Keterangan :
Dengan satu per satu mendatangi rumah warga, relawan Tzu Chi juga dapat melihat secara langsung sehingga akan memudahkan perkiraan berapa jumlah paket bantuan yang akan didapat. Dengan tiga kategori yang ada, paket bantuan yang didapat juga berbeda-beda, namun secara umum ketiga paket mempunyai batas maksimal paket yang sama, yaitu asbes maksimal 22 lembar dan semen maksimal 5 sak. Pengecualian bisa dilakukan dengan melihat sebesar apa kerusakan yang diderita oleh warga. Seperti Jaenabuniati (80), dengan kondisi rumah yang benar-benar tidak tersisa, ia mendapatkan paket bantuan berupa 18 lembar asbes dan 10 sak semen. Warga Masih Trauma Tidak hanya Fitriani yang mengalami trauma akibat ulah angin puting beliung, warga lain juga merasakan hal yang sama. “Saya sudah engga dagang sekitar 22 hari, masih takut,” cerita Jubaedah, pedagang nasi uduk yang biasa menjajakkan dagangan di depan rumahnya tersebut. “Awalnya disini asri, banyak pohon tumbuh di depan rumah saya. Ada pohon mangga gede banget, trus pohon lainnya. Tapi semuanya diangkat sama angin, sekarang jadi gersang,” tambahnya.
Keterangan :
Kondisi rumah Jubaedah memang tergolong kedalam rusak ringan, dimana atap rumahnya saja yang terangkat oleh angin. Namun dengan tidak adanya atap yang menjadi pelindung, dirinya dan keluarganya merasa tidak lagi ada pelindung dikala panas dan hujan. “Kalau panas ya sudah, diam saja. Kalau hujan ya berteduh di rumah tetangga,” jelasnya. Rumah yang lumayan luas itu ditinggalinya bersama enam anak, tiga saudara, serta dua cucunya. Bantuan ini dirasa sangat besar nilainya oleh para warga korban, pasalnya bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang memang dibutuhkan. “Syukur alhamdulillah, dengan adanya bantuan ini benar-benar meringankan beban kami sekeluarga. Kemarin sempat minjem asbes tetangga, bantuan ini nanti buat bayar asbes yang kemaren pinjem,” ucap salah satu korban yang meminjam asbes tetangga untuk memperbaiki atap rumahnya yang rusak. “Saya juga merasa terharu, banyak sekali bantuan yang datang tapi lagi-lagi berupa makanan. Beras lagi, mi instan lagi, kami memang membutuhkan makanan, tapi kami lebih membutuhkan pelindung untuk kami, anak-anak dan juga keluarga. Alhamdulillah, Buddha Tzu Chi memberikan bantuan berupa bahan bangunan yang dapat kami gunakan untuk kembali membangun rumah kami, itu sangat berguna bagi kami warga di sini, tidak hanya sekadar bahan makanan saja,” ujar Fitriani lagi dengan penuh syukur. | |||
Artikel Terkait
Ikut Berbagi Kebahagiaan
16 Juli 2014 Menyambut Hari Raya Idul Fitri, Tzu Chi Batam mengadakan pertemuan bagi para Gan En Hu ( penerima bantuan Tzu Chi). Selain untuk mewujudkan toleransi antar-umat beragama, kegiatan ini juga di diperuntukkan untuk membagikan bingkisan lebaran bagi para Gan En Hu.Jalinan Kasih Sebuah Celengan Bambu
15 September 2021