Batin yang Puas Membawa Kebahagiaan

Jurnalis : Elen Lipputri Cenggana, Triana Putri (He Qi Utara 2), Fotografer : Henny Yohannes, Mei Mei(He Qi Utara 2)

Sintawaty pemandu acara mengajak 38 orang Gan En Hu untuk melakukan senam tangan. Hal ini dilakukan untuk melatih gerak motorik, memperkuat jari tangan, dan melancarkan peredaran darah.

“Kebahagiaan akan muncul ketika batin merasa puas dan bersyukur” adalah tema Gathering Gan En Hu (Penerima Bantuan Tzu Chi) komunitas He Qi Utara2 yang diadakan pada 4 September 2022, gedung DAAI, Pantai Indah Kapuk.

Pukul 08.00 Wib raut wajah 41 orang relawan penuh dengan sukacita menyambut 38 penerima bantuan khusus Tzu Chi (Gan En Hu) yang bergembira dapat kembali berkumpul dan pulang ke rumah batin. 

Acara gathering di pandu oleh Sintawaty yang mengajak para Gan En Hu untuk melakukan ice breaking senam tangan. Menurut Sintawaty hal ini dilakukan untuk mencairkan suasana, serta melatih gerak motorik, memperkuat jari tangan, dan melancarkan peredaran darah.

Para Gan En Hu sangat antusias mengikuti setiap gerakan-gerakan yang di arahkan oleh Sintawaty dan senam ini dapat di lakukan sendiri di rumah.

Relawan Tzu Chi menyapa Estu, salah satu Gan En Hu yang baru kali pertama datang di acara gathering penerima bantuan khusus Tzu Chi. Estu mengucapkan Gan En dan kiss bye kepada relawan Tzu Chi yang menyapanya setelah Estu dan Ibunya  menerima bantuan.

Kekuatan Cinta kasih
Diana, salah satu penerima bantuan dengan kesungguhan hati menyimak video ceramah Master Cheng Yen yang bertema “Mengubah Penderitaan Menjadi Kebahagiaan”. Setelah menyimak tayangan video Master Cheng Yen Diana mengatakan patut bersyukur dapat berkumpul bersama. “Kita patut bersyukur atas keadaan saat ini karena anugerah Tuhan kita masih diberikan kesempatan untuk dapat berkumpul bersama walaupun di luar sana masih banyak orang yang mengalami penderitaan,” tutur Diana.

Pada acara gathering penerima bantuan khusus ini relawan berkesempatan untuk menyapa dan menanyakan keadaan dan keluarga. Hal ini dilakukan oleh relawan Tzu Chi sebagai pembelajaran hidup dalam menjalankan kehidupan yang baik di tengah masyarakat.

Sementara itu Sintawaty mengajak kepada para Gan En Hu untuk memanfaatkan waktu dengan perbuatan yang baik. “Hidup ini penuh dengan ketidakkekalan. Bencana alam, kematian merupakan contoh ketidakkekalan sehingga kita harus memanfaatkan waktu kita dengan sebaik mungkin”, ujar Sintawaty.

Sintawaty juga mengajak para Gan En Hu untuk mulai ikut bersumbangsih. Hal ini sejalan dengan pesan Master Cheng Yen, “Dengan menggunakan tetesan kekuatan cinta kasih, kita dapat mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan agar setiap manusia bisa merasakan sukacita.

Para Gan En Hu bergiliran melakukan penuangan celengan bambu cinta kasih untuk membantu membantu sesama. Relawan Tzu Chi yang hadir terus menyemangati para Gan En Hu dalam bersumbangsih.

Para relawan Tzu Chi yang hadir pada acara gathering Gan En Hu ini selesai acara berkesempatan untuk berfoto bersama di Basement Gedung DAAI, Pantai Indah Kapuk.  41 orang relawan komunitas He Qi Utara2 berkumpul bersama-sama melakukan kebajikan dengan penuh suka cita.

“Berbuat baik dan berbakti tidaklah bisa ditunda, tetapi janganlah menunggu sampai kita merasa hidup berlebih, baru membantu orang lain.” ucap Sintawaty. Relawan Tzu Chi yang hadir terus menyemangati para Gan En Hu dalam bersumbangsih, pada kesempatan ini Gan En Hu yang telah memiliki celengan bambu dapat langsung melakukan penuangan celengan bamboo mereka masing-masing.

Bersyukur dengan menghargai berkah
Lain halnya dengan Soetjianto, salah seorang penerima bantuan khusus Tzu Chi untuk Lyly (istri).  Soetjianto memiliki lima orang anak. Namun, seorang pun yang tinggal bersamanya, hanya seorang cucu dan cicit. Namun, Soetjianto tidak berkecil hati.

"Bagaikan seekor burung apabila telah dewasa akan meninggalkan sarangnya. Selama anaknya hidup dengan benar, tidak menyusahkan keluarga, ia tidak masalah anaknya tidak tinggal bersama dengannya”, ucap Soetjianto. 

Soetjianto yang di dampingi oleh David relawan Tzu Chi memberikan sharingnya kepada para peserta gathering bahwa manusia adalah makhluk sosial yang harus saling tolong menolong yang berlandaskan cinta kasih.

Pada tahun 2014, Lyly menjalani operasi di RS PELNI. Namun, 6 bulan kemudian Lyly kembali terjatuh dan sampai saat ini susah berjalan. Keadaan Lyly yang sudah tidak bisa berjalan tidak membuat Soetjianto meninggalkan sang istri.

“Bagaimanapun keadaannya, dia adalah keluarga saya. Jangan sudah begitu (sakit) lalu kita lepas tangan, itu bukan tanggung jawab seorang lelaki.", tegas Soetjianto.

Soetjianto mengatakan manusia adalah makhluk sosial, Kita harus bergotong royong dan saling menolong. Cinta kasih, kepedulian yang diberikan oleh relawan Tzu Chi setiap bulan menambah kekuatan sehingga kita tidak merasa hidup sendirian.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Berbagi Bantuan di Hari Kasih Sayang

Berbagi Bantuan di Hari Kasih Sayang

15 Februari 2016
Bertepatan dengan Hari Kasih Sayang yang jatuh pada 14 Februari 2016, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dari komunitas He Qi Timur mengadakan pembagian bantuan kepada para Gan En Hu (sebutan penerima bantuan) di Depo Pelestarian Lingkungan Kelapa Gading, Pegangsaan Dua, Jakarta Utara.
Berbagi di Tengah Kekurangan

Berbagi di Tengah Kekurangan

13 Juni 2022

Setelah sempat vakum hampir dua tahun lebih, Gathering Gan En Hu di Tzu Chi Pekanbaru diaktifkan kembali pada Minggu, 5 Juni 2022 yang dikemas dalam acara Ramah Tamah dan Sharing Bersama. .

Menabung Niat Kebajikan Sejak Dini

Menabung Niat Kebajikan Sejak Dini

26 Januari 2023

Relawan amal komunitas He Qi Utara 2 kembali menggelar acara Gathering Gan En Hu yang diadakan rutin setiap bulan. Sebanyak 39 relawan beserta 34 gan en hu larut dalam rasa syukur dan kebahagiaan.

Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -