Bazar Vegetarian: Team Work yang Solid

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Hadi Pranoto, Juliana Santy, Metta Wulandari, dan Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto
Staf badan misi dari Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi pun ikut serta menyajikan hasil masakannya di dalam bazar vegetarian.

Minggu, 30 Juni 2013, area basement Aula Jing Si tampak jauh berbeda dari biasanya dan ramai dipenuhi dengan pengunjung. Sekitar pukul 8.30, Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memukul gong sebagai pertanda dimulainya acara "Vegetarian Food Festival" di Basement gedung Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Diiringi dengan tepuk tangan para hadirin, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma beserta dengan perwakilan relawan lainnya melakukan hal yang sama.

Bazar vegetarian ini pertama kali diadakan di Aula Jing Si. Sebelum acara resmi dimulai para relawan dan pengunjung sudah mulai memadati tempat diadakannya bazar vegetarian ini. Lebih dari sepuluh ribu pengunjung hadir untuk mencicipi berbagai masakan vegetarian sekaligus sambil berdana. Dapat menikmati makanan sehat sambil berdana, bagaimana bisa? Ya, karena dana penjualan yang terkumpul dalam kegiatan ini akan dialokasikan untuk pembangunan gedung SMP dan SMA Tzu Chi School PIK, Jakarta Utara. Gedung sekolah ini sendiri telah dimulai pembangunannya sejak peletakan batu pertama pada tanggal 22 Maret 2013.

Tentu untuk dapat ikut serta bersumbangsih dalam pembangunan sebuah tempat yang dapat memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak juga membuat para relawan turut bersemangat dalam pelaksanaan bazar ini. Sejak kurang lebih sebulan lalu para relawan telah merencanakan apa saja yang akan mereka sediakan dalam bazaar. Tak mau ketinggalan, para staf badan misi dari kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi, DAAI TV, serta guru-guru Sekolah Tzu Chi, dan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pun ikut serta dalam bazar kali ini. Mereka memikirkan berbagai apa yang dapat mereka berikan agar dapat ikut bersumbangsih dalam pengumpulan dana pembangunan sekolah.

foto  foto

Keterangan :

  • Begitu juga dengan staf DAAI TV yang dengan semangat mempromosikan produk mereka (kiri).
  • Hasil karya yang dibuat anak-anak Tzu Chi School yang terbuat dari tutup botol dan terdapat Kata Perenungan Master Cheng Yen di setiap hasil karya tersebut (kanan).

Stan yang Unik dan Menarik
Salah satunya sebuah stan yang menjual beragam makanan, mulai dari makanan khas betawi yaitu kerak telor, hingga makanan khas kota Bagan Siapi api yaitu 'omelet kerang' yang diubah menjadi 'omelet jamur'. Makanan khas betawi itu sendiri muncul karena belum lama ini Jakarta berulang tahun. Dan untuk membuat omelet jamur, mereka pun mencoba memasaknya beberapa kali sebelum menjadi masakan vegetarian yang nikmat disantap. Hasilnya seluruh makanan yang mereka sediakan pun habis terjual. Dana yang mereka kumpulkan untuk membuat makanan pun berasal dari sumbangsih dari setiap staf di yayasan. "Dananya kumpul dari karyawan-karyawan di yayasan. Jadi ini buat modal dan hasil keseluruhannya untuk Tzu Chi. Tadi seru juga karena banyak orangnya dan ramainya tapi karena teman-teman yang bantu dari yayasan juga ramai, jadi ke-handle juga. Harapan untuk tahun depan jika diadakan lagi, kita bisa lebih dari ini," ucap Lili, salah satu staf kantor pusat Tzu Chi.

Tak hanya dalam bentuk makanan, sumbangsih dalam bentuk karya kreatif juga diberikan oleh staf badan misi yayasan dari Divisi 3 in 1. Mereka mengetahui bahwa memasak makanan bukanlah keahlian mereka, namun "memasak" satu produk kreatif adalah keahlian dari sebagian orang dalam tim tersebut. Mereka menghadirkan sebuah stan foto dengan berbagai desain cover majalah yang mengangkat tema vegetarian, dan para pengunjung yang berfoto dalam stan ini pun dapat membawa berbagai pilihan properti pendukung vegetarian. Selain itu beberapa orang diantaranya pun menyulap tiga buah akuarium yang terdapat di Depo Pelestarian Lingkungan Muara Karang menjadi benda indah yang memiliki nilai jual. Ide ini muncul dari seorang jurnalis yang gemar membuat hasil karya melalui barang daur ulang yaitu Apriyanto, sejak beberapa hari sebelumnya ia dan beberapa teman di tim menyulap akuarium tersebut. Pada saat bazar akuarium tersebut pun diminati pengunjung yang hobi mengoleksi dan memelihara ikan.

foto  foto

Keterangan :

  • Stan foto dari Divisi 3 in 1 cukup menarik minat banyak pengunjung yang ingin mengabadikan sebuah momen bersama keluarganya (kiri).
  • Akuarium yang berasal dari depo pelestarian lingkungan diubah menjadi sebuah akuarium yang indah dan memiliki nilai jual (kanan).

Pada hari itu seluruh staf sibuk berpartisipasi dalam pelaksanaan bazaar, walaupun tampak lelah namun sama seperti relawan lainnya, senyum gembira terpancar diwajah mereka saat semua produk mereka habis terjual . "Senang sekali (melihat sumbangsih semua staf), sebenarnya kenapa dari awal saya minta teman-teman semua untuk aktif adalah yang pertama agar kita dapat menggalang hati dan yang kedua kita dapat menggalang cinta kasih. Kalau kita bicara dari sisi manejemen inilah yang kita sebut team work yang baik, solid, dan saling mendukung semuanya. Ke depannnya kalau untuk yayasan sendiri saya harap teman-teman selalu bisa berkontribusi seperti ini, jadi kita bisa berpikir bahwa kita juga bisa melakukan apa sih untuk yayasan, kita juga bisa melakukan apa sih untuk masyarakat luas," ucap Helena Himawan selaku HRD Manajer Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Mampu bersumbangsih bagi masyarakat adalah suatu berkah dan kebahagiaan, seperti yang dikatakan Master Cheng Yen bahwa hal yang paling menenteramkan batin manusia di dalam kehidupan adalah bila ketika memiliki kemampuan berapa pun, ia dengan segera bersumbangsih, memberi manfaat bagi banyak orang, dan menciptakan berkah bagi masyarakat.

  
 

Artikel Terkait

Mendidik Anak-anak Kelas Budi Pekerti dengan Penuh Kasih

Mendidik Anak-anak Kelas Budi Pekerti dengan Penuh Kasih

05 April 2017

Kegiatan Er Tong Ban Camp digelar setiap tahun. Tahun ini kamp digelar di awal tahun supaya anak-anak kelas budi pekerti dapat mengenal teman-temannya lebih dalam lagi.

Berharap yang Terbaik

Berharap yang Terbaik

03 Juni 2015 Aldi menderita kelainan Hidrosefalus atau lebih dikenal dengan nama Kepala Air. Kelainan ini terjadi akibat adanya gangguan aliran cairan di otak. Menurut Noviani, kondisi Aldi ini terjadi sejak Aldi berusia satu setengah tahun.
Berjuang Bangkit Kembali

Berjuang Bangkit Kembali

16 Oktober 2019

Tahun 2016 silam, menyambut mahasiswa baru di kampusnya, Agatta dan rekan-rekannya dari organisasi pecinta alam melakukan atraksi repling (menuruni ketinggian dengan media tali). Tiga rekannya berhasil, sedangkan Agatta gagal karena miskomunikasi dengan teman lainnya. Akibatnya Agatta terjatuh ke tanah hingga menyebabkan kelumpuhan dan bergantung pada kursi roda. Sejak itu, relawan terus memberikan dukungan dan semangat kepadanya. 

Tahun 2016 silam, tepatnya 13 September, untuk menyambut mahasiswa baru di kampusnya, Agatta dan rekan-rekannya dari organisasi pencinta alam  melakukan atraksi repling (menuruni ketinggian dengan media tali). Universitas Jayabaya, salah satu mahasiswa dari Organisasi Mapalaya ingin memberikan suatu atraksi lompat dari atas gedung universitas lantai 6. Agatta Stevanya Meralda Montolalu (22), salah satu pelompat cewek berada diantara 3 pelompat cowok lainnya. Tiga rekannya cowok berhasil,  melakukan atraksi lompat tinggi, sedangkan Agatta sendirian gagal karena  miskomunikasi dengan teman lainnya. Akibatnya,  adanya yang kurang dari safety-nya (alat pengaman) menyebabkan Agatta terjatuh ke tanah hingga menyebabkan kelumpuhan dan bergantung pada kursi roda hingga kini. Sejak itu, relawan terus memberikan dukungan dan semangat kepadanya.

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -