Bebenah Rumah di Cilincing

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Anand Yahya
 

fotoBerada di antara orang-orang yang mensyukuri karunia adalah berkah di dalam kehidupan ini. Itulah yang dipelajari oleh para relawan Tzu Chi saat mendampingi warga yang rumahnya akan diperbaiki Tzu Chi pada Sabtu, 26 Maret 2011.

Ketika serombongan relawan Tzu Chi datang, Urbanus Toy (53) sedang berdiri di depan rumahnya yang beratap rendah. Saat melihat kedatangan relawan Tzu Chi, sorot mata itu memancarkan cahaya yang berbinar-binar. Matanya yang besar pun terlihat jernih menyiratkan kegembiraan dan harapan. Yopie Budianto, relawan Tzu Chi lantas menjelaskan bahwa rumahnya akan dibongkar. Urbanus yang mendengar hal itu menanggapinya dengan anggukkan kepala dan seulas senyum kebahagiaan.


Menjalani Hidup dengan Bersyukur
Sudah puluhan tahun Urbanus mencari nafkah dan membangun bahtera keluarga bersama Tutik Mintarsi (52), namun kehidupan mereka belum juga berada dalam kemakmuran. Bahkan kehidupan terasa makin berat tatkala Tutik melahirkan bayi kembar, Teodora dan Teola. Urbanus bekerja sebagai buruh di perusahaan perkapalan dengan penghasilan yang terbilang tak seberapa. Hal ini membuatnya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Karenanya demi membangun impian bersama, Tutik yang berjiwa tegar turut membantu sang suami dengan bekerja sebagai tukang las di sebuah perusahaan perkapalan. Kehidupan mereka pun mulai mebaik dan Urbanus mulai dapat kembali ”bermimpi” akan sebuah hunian yang layak untuk keluarganya. Namun saat Urbanus mulai mencicil bahan bangunan untuk merenovasi rumah, rumah impian itu tak pernah terwujud lantaran wilayahnya terus banjir ketika air laut pasang.

Semua bahan bangunan yang telah dikumpulkan hanya berguna untuk meninggikan lantai rumah, sementara atapnya tidak. Di saat kondisi lingkungan yang semakin tak bersahabat, keberuntungan juga mulai berpaling dari Urbanus. Lima tahun sudah perusahaan perkapalan tempat Urbanus bekerja gulung tikar dan hal itu berujung pada pemutusan hubungan kerja semua karyawannya, termasuk Urbanus.

Sejak itu, tulang punggung keluarga sepenuhnya ditanggung oleh Tutik. Rumah layak huni pun kini hanya tinggal impian di benak Urbanus. Kendati demikian, mereka tetap dapat menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan keyakinan. Mereka percaya bahwa Tuhan telah memberikan jalan terbaik bagi mereka. Di tengah kesabaran dan penantian, sebuah harapan datang pada saat Tzu Chi melakukan survei program Bebenah Kampung pada tanggal 27 November 2010 lalu. Relawan yang melakukan survei ketika itu melihat langsung kondisi rumah Urbanus yang masih semi permanen, selalu terendam banjir, dan beratap rendah. Maka Tzu Chi pun kemudian menjadikan rumah Urbanus sebagai salah satu rumah yang akan dibongkar dan kemudian dibangun kembali agar lebih layak, baik, dan sehat.

foto  foto

Keterangan :

  • Keterbatasan ekonomi menjadi alasan utama mengapa warga tidak merenovasi rumahnya. Lambat laun kondisi itu akhirnya menjadi permasalahan karena tempat tinggal mereka kemudian menjadi tak layak untuk dihuni. (kiri)
  • Sebagai umat manusia sudah selayaknya kita bersyukur atas karunia yang sudah didapat. Itulah prinsip yang diungkapkan oleh Urbanus Toy. (kanan)

Hari itu, Sabtu 26 Maret 2011 adalah proses dimulainya pembongkaran rumah-rumah warga yang masuk dalam program Bebenah Kampung di Cilincing secara simbolis. Saat itu pembongkaran dilakukan oleh relawan Tzu Chi kepada 8 keluarga (KK) dari 40 keluarga yang berada di RW 3 dan 4 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Sebagai ungkapan rasa gembiranya, hari itu Urbanus tak henti-hentinya tersenyum dan menyebut kebesaran nama Tuhan. Karena itu, ketika rumahnya sedang dirubuhkan dan genting-gentingnya akan dihancurkan untuk timbunan lantai, Urbanus menolaknya dengan halus. Ia justru berkeinginan untuk menyumbangkan kembali genting-genting yang masih layak itu kepada tetangganya yang masih membutuhkan. ”Saya telah mendapatkan rezeki yang lebih, jadi saya juga mau kasih yang saya miliki kepada yang membutuhkan. Kayu atau genting yang masih bagus biarlah buat mereka,” katanya.

Urbanus berkeyakinan bahwa apa yang ia peroleh adalah bagian dari rencana Tuhan. Karenanya ia pun harus melakukan kebaikan sebagai ungkapan rasa syukur. ”Karena rencana Tuhan tak ada yang tahu,” ungkapnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Markum merasa bahagia dapat menjadi penerima bantuan Program Bebenah Kampung Tzu Chi. Karena itu ia pun bertekad akan berhenti merokok demi kebaikan dirinya dan orang lain. (kiri)
  • Dengan bergotong royong relawan membongkar rumah warga yang rumahnya akan diperbaiki dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Cilincing. (kanan)

Markum (60) warga RW 10 yang juga mendapatkan bantuan rumah layak huni juga merasakan kebahagiaan yang sama dengan Urbanus Toy. Pasalnya, rumah Markum yang dihuni oleh 9 orang ini, dalam kondisi tidak layak. Menurutnya sebagai pekerja serabutan penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan tidak mencukupi untuk memperbaiki rumah. “Syukur saja ada Tzu Chi yang membantu. Bantuan seperti ini manfaatnya sangat terasa pada kami yang membutuhkan," terangnya. Maka tak heran ketika Yopie mendatangi rumahnya ia mengatakan akan berhenti merokok demi kebaikan dirinya dan ungkapan rasa syukur.

Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat
Relawan Tzu Chi, Yopie Budianto mengatakan kegiatan bedah rumah itu merupakan salah satu karya bakti amal dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi warga tidak mampu yang memiliki tempat tinggal tidak layak huni. “Lokasi bedah rumah itu diperoleh dari Pemda DKI, yang menginformasikan bahwa di daerah Cilincing masih banyak rumah-rumah yang tidak layak huni. Para penerima bantuan ini juga telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh yayasan, salah satunya rumah milik sendiri dan dalam kondisi tidak layak,” jelasnya.

Yopie juga mengungkapkan, dalam pembangunan perumahan banyak sekali aspek pendukung yang diperlukan seperti lingkungan dan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, dengan adanya sinergi atau kegotongroyongan dari berbagai pihak seperti Kodam Jaya dan beberapa perusahaan maka program bebenah rumah ini diharapkan akan dapat cepat terealisasi. Menurut Yopie, program bebenah kampung ini sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat pun nantinya dapat meningkat.

  
 

Artikel Terkait

Penyambutan dan Perpisahan di Tzu Shao Ban Tanjung Balai Karimun

Penyambutan dan Perpisahan di Tzu Shao Ban Tanjung Balai Karimun

15 Juni 2017

 Ada yang istimewa dari kegiatan Tzu Shao Ban Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini. Tzu Shao Ban kali ini dilaksanakan dengan tujuan khusus, yaitu untuk menyambut Tzu Shao dari kelas VI dan perpisahan Tzu Shao kelas XII yang akan meninggalkan Tanjung Balai Karimun untuk melanjutkan pendidikan.

Pemberkahan Akhir Tahun: Berpadu Dalam Cinta Kasih

Pemberkahan Akhir Tahun: Berpadu Dalam Cinta Kasih

25 Januari 2018
Setelah menyelenggarakan acara Pemberkahan Akhir Tahun untuk sesi internal komunitas di Aula Jing Si Batam, relawan Tzu Chi Batam melanjutkan kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun untuk sesi umum, tepatnya pada tanggal 21 Januari 2018 dan dihadiri oleh 1.069 orang.
Kebahagiaan dalam Kunjungan Kasih

Kebahagiaan dalam Kunjungan Kasih

19 Januari 2015 Kunjungan kasih ke Panti Asuhan Bhakti Luhur pada tanggal 29 Desember 2014 meninggalkan kesan mendalam tidak hanya kepada anak-anak penghuni panti melainkan juga para relawan.
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -