Bedah Rumah di Kamal Muara: Dari Rumah Panggung Menjadi Rumah yang Kokoh dan Layak Huni

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Ade Sumarni sedang membersihkan kaca jendela rumahnya yang telah rampung dibangun kembali oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Rumah Ade berdiri diatas tanah seluas 4 x 8 m² dengan tiga kamar tidur, satu kamar mandi dan toilet, dapur, ruang tamu, dan teras rumah.

Suasana haru warga menyeruak di wilayah Rw 04, Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Air mata bahagia Ade Sumarni (44) mengalir, tak tertahankan. Wanita itu tak menyangka pada 28 Maret 2024, rumah lamanya yang sejak 1998 (26 tahun) tak pernah direnovasi kini telah selesai pembangunannya. Ya, Ade memang menjadi salah satu warga penerima bantuan bedah rumah Tzu Chi tahap ke-4 di Kamal Muara. Rumahnya yang dulu rusak parah kini telah menjelma menjadi rumah yang kokoh, bersih, sehat, dan tentunya layak huni.

Penyerahan kunci rumah dilakukan oleh Penjabat Gubernur  DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma beserta para relawan Tzu Chi lainnya.

Yayasan Buddha Tzu Chi juga memberikan peralatan rumah seperti lemari pakaian, tempat tidur tingkat, kipas angin, kompor gas, meja kursi, dan perlengkapan bersih-bersih.

Ade Sumarni mengungkapkan kondisi rumahnya dulu yang tak layak huni. Rumah Ade sebelum direnovasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi  adalah rumah panggung (kayu), berlantai papan, berdinding bilik, dan tidak ada kamar. Jika Hujan datang dan dengan angin yang kencang maka rumah Ade pun ikut bergoyang. Rumah itu memang sudah tidak kokoh lagi. Sementara untuk memperbaiki rumah, Ade yang seorang janda dengan tiga orang anak ini mengaku kesulitan. “Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk keperluan makan sehari-hari saja kita cukup-cukupin. Beruntung Rizki (anak) juga sudah bekerja, jadi sangat membantu,” ungkap Ade.

Ketika hujan angin melanda, Ade dan ketiga anaknya terpaksa harus menumpang ke rumah tetangga sebelah rumahnya. Kondisi yang tidak semestinya dialami oleh wanita dan anak kecil. Kini Ade memiliki harapan, setelah rumah panggungnya dipugar menjadi bangunan berlantai keramik dan berdinding batu yang layak huni. Bantuan bedah rumah Tzu Chi ini memberi Ade dan ketiga anaknya semangat hidup yang baru.

Rumah Ade Sumarni dibangun secara permanen oleh Tzu Chi, berdinding batu, berlantai keramik. Di bawah kiri, foto rumah Ade sebelumnya.

“Saya berharap dengan adanya rumah yang baru ini, saya mau anak-anak saya kumpul lagi, saya mau rawat rumah ini, saya mau jaga biar kelihatan bersih terus, biar nggak kumuh seperti dahulu. Dahulu rumah saya seperti kandang kambing,” kenang Ade miris. Rizki, anak pertama Ade yang bekerja di toko mainan terpaksa harus tinggal di mess pabrik karena rumah Ade sudah hampir roboh.

“Saya sangat bersyukur kehadirat Allah, atas bantuan pembangunan rumah saya, semoga Yayasan Buddha Tzu Chi dan relawannya selalu diberkahi kesehatan dan keselamatan dalam kegiatan sosialnya,” tutur Ade sambil menyeka air matanya.

Maryani yang berprofesi sebagai pemulung tersenyum sumringah setelah kunci rumahnya yang telah selesai diperbaiki diserahkan oleh relawan Tzu Chi. Rumah Maryani berhadapan langsung dengan tanggul laut.

Hal senada juga diungkap Maryani (52). Sepeninggal suaminya, Maryani sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Maryani tak mampu memperbaiki rumahnya panggungnya yang kondisinya sudah rapuh. Bantuan bedah rumah dari Tzu Chi sangat membantu kehidupan keluarganya untuk dapat merasakan tinggal di rumah yang lebih layak.

Kondisi rumah Maryani sebelas dua belas dengan Ade Sumarni, yaitu rumah panggung berlantai papan berdinding bilik, dan atap yang bocor dimana-mana. Posisi rumah juga sudah miring, rawan roboh. “Kondisi rumah saya wahh... udah hancur, karena suami saya meninggal jadi nggak ada yang bisa benerin. Bocor dan rumah juga doyong ke kiri,“ jelas Maryani.

Rumah Maryani memiliki empat kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang tamu, dan teras serta halaman rumah. Di bawah kiri, kondisi rumah Sumarni sebelum dibangun.

Pada waktu Maryani mendapat kabar dari Ketua RT bahwa rumahnya masuk dalam program bedah rumah Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Maryani sangat senang dan bersyukur sekali. “Saya merinding, Pak, waktu dapat kabar rumah saya mau dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi,” ungkap Maryani.

Maryani sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi, pasalnya tidak hanya membantu membangun rumah layak huni dan menyediakan perlengkapan rumah bagi ia dan warga lainnya, tetapi sudah sejak tahun 2018 Tzu Chi terus memberi perhatian kepada warga Kamal Muara.

Maryani, Ade Sumarni dan warga lainnya yang menerima kunci rumah  bersama dengan para relawan dan staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.       

Bentuk perhatian Tzu Chi kepada warga Kamal Muara selain bedah rumah yaitu berupa bantuan pembangunan masjid, gedung sekolah (Madrasah), pemberian paket sembako, bantuan pandemi Covid-19, dan bantuan paket hari raya lebaran. “Saya sangat bersyukur banget. Doa saya, Pak, saya kalau salat saya minta sama Allah, semoga (pengurus) Yayasan Buddha Tzu Chi dan relawannya diberi kesehatan, dimudahkan segala urusannya,” kata Maryani yang juga guru mengaji di rumahnya.

Program Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara saat ini sudah memasuki tahap ke-4, dan sudah berhasil membangun 30 unit rumah layak huni di Kamal Muara. Jika setiap rumah dihuni oleh minimal 4 orang maka sudah ada 120 orang anggota keluarga yang merasakan kualitas hidup yang lebih baik dengan tinggal di tempat yang lebih layak, bersih, dan sehat. Ini tentunya sesuai dengan harapan dari Tzu Chi agar warga juga sehat secara fisik hidupnya, sehat ekonominya, dan sehat lingkungannya.

Editor: Hadi Pranto

Artikel Terkait

Sukacita di Usia Senja

Sukacita di Usia Senja

22 Februari 2017

Kebahagiaan nenek usia 80 tahun di Tegal Alur, Jakarta Barat ini bukan tanpa alasan. Pasalnya di usia senjanya ini, ia seperti mengalami titik balik kehidupan. Siti Waspiah yang akrab disapa Bu Dul hidup seorang diri sejak anaknya, Siti Rahayu meninggal pada tahun 2005 silam. Beruntung ada Ferdinand Timotius Hariyadi (57 tahun) dan istri yang membantu merawat Bu Dul sepeninggal Siti Rahayu.

Proses Mewujudkan Hunian yang Layak di Cempaka Baru

Proses Mewujudkan Hunian yang Layak di Cempaka Baru

19 Mei 2023

Selasa, 16 Mei 2023 sebanyak 9 orang relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur mengadakan kegiatan pembongkaran rumah warga Cempaka Baru, Jakarta Pusat yang mendapat bantuan dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Jakarta Pusat.

Membangun Harapan di Rumah yang Lebih Baik

Membangun Harapan di Rumah yang Lebih Baik

18 November 2019

Sulusia (36) dan Hendra (26) adalah dua diantara keluarga penerima bantuan Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara, Jakarta Utara. Perubahan hidup dirasakan keduanya setelah rumahnya dibangun kembali oleh Tzu Chi. Rasa khawatir, cemas, dan takut akan rumah roboh dan banjir kini sudah tak lagi mengganggu hari-hari mereka. Yang ada justru semangat dan harapan untuk meraih hidup lebih baik lagi.

Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -