Belajar Bersama Melalui Bedah Buku

Jurnalis : Suyanti Samad, Fotografer : Suyanti Samad

Suasana bedah buku pada Sabtu pagi, 31 Mei 2014, di Kantor He Qi Pusat, ITC Mangga 2 lantai 6, yang dibawakan oleh Posan Shixiong  dan ada sebanyak 34 relawan yang hadir saat itu.

Selama 5 hari relawan disibukkan dengan segudang pekerjaan di kantor, ataupun di rumah. Sebagian relawan masih harus bekerja di hari Sabtu. Bagi relawan yang tidak bekerja di hari Sabtu, saatnya mereka mengisi waktunya dengan datang ke Kantor He Qi Pusat, ITC Mangga 2 lantai 6, untuk menyirami batin dengan mendengarkan Dhamma dan belajar bersama melalui bedah buku.

Pada pemberkahan akhir tahun 2014, Tzu Chi Indonesia akan mengangkat tema 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan. Chia Wen Yue Shijie meminta semua relawan se-Indonesia mendalami Dhamma ‘37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan’ dengan belajar bersama melalui bedah buku. Dhamma dari 37 Faktor tersebut telah diringkas dengan singkat dan padat melalui teks lirik, isyarat tangan Miau Yin dan Miau Shou. Wen Yue Shijie, meminta agar mulai Juni 2014, setiap He Qi mulai melakukan bedah buku ‘37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan’ dan mendalami arti dari Dhamma yang terkandung di dalamnya.

Menghargai Berkah, Mensyukuri Berkah dan Menciptakan Berkah

Hari ini, Sabtu 31 Mei 2014, bedah buku He Qi Pusat dibawakan oleh Posan Shixiong, dan ada sebanyak 34 relawan yang datang pada pagi ini. Tema awalnya adalah ‘37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan’, namun karena beberapa kendala, akhirnya tema berubah menjadi ‘Menghargai Berkah dan Menciptakan Berkah’.  Tema ini adalah tema Pameran, Bazaar Tzu Chi, dan Talk Show pada 6 – 8 Juni 2014, di ITC Mangga 2 lantai 6. Dalam bedah buku ini, Posan Shixiong mengajak para relawan membahas arti dan makna dari tema tersebut.

Apa arti berkah itu?

Pengertian berkah sangat mendalam. Adalah suatu pemberian, atau diberkahi oleh orang lain, sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal baik (kebaikan). Memiliki teman-teman yang baik dalam suatu perkumpulan (Yayasan Buddha Tzu Chi), adalah suatu berkah. Walaupun dalam suatu perkumpulan tersebut ada suatu gesekan, adalah berkah bagi saya, karena saya bisa menginstropeksi diri, memperbaiki diri dan belajar untuk menjadi baik, papar Ria Shijie.

Dicky Gunawan (baju bergaris), mengartikan berkah dengan mengambil acuan dari Manggala Sutta yang terdiri dari 38 Berkah Utama, bahwa adalah suatu kebaikan.

Berbeda dengan Ricky Gunawani (berasal dari Bogor), bahwa berkah dari sudut agama Buddha mengacu pada 38 Berkah Utama dalam Sutra Buddha, Manggala Sutta. Dalam pengertiaannya adalah suatu kebaikan. Bahwa kebaikan yang kita terima adalah suatu berkah. Salah satunya kita bisa berdana, menghormati orang yang patut dihormati, mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai seperti saat ini. Ini adalah berkah utama yang kita terima di dunia ini.

Kita sulit terlahir sebagai manusia, dan sekarang kita terlahir sebagai manusia, adalah suatu berkah. Waktu merupakan suatu berkah. Waktu terbagi 3 masa, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Masa lalu, adalah yang sudah berlalu, saat sekarang juga akan berlalu. Masa yang akan datang, juga akan menjadi masa lalu. Oleh itu kita harus menghargai berkah.

Beberapa tahun yang lalu, Posan Shixiong pernah ditanya di salah satu situs jejaring sosial. Dari mana kamu berasal? Kemana akan kamu pergi? Saya tidak perduli, dari mana saya berasal, saya juga tidak tahu akan kemana saya akan pergi. Yang saya tahu, adalah saya mensyukuri hidup di saat ini dan memaknai hidup ini. Dengan keyakinan ini, saya akan pergi ke tempat yang baik, ke masa depan yang baik.

Di Tzu Chi, Master sering mengatakan ciptakan saja berkah, lakukan saja. Masa depan kita tergantung pada apa yang kita lakukan saat ini. Bila saat ini kita mendapatkan kesehatan, adalah berkah. Mendapatkan penyakit juga berkah. Mengapa Master mengatakan penyakit juga berkah. Bila penyakit datang berarti kamma buruk kita akan berkurang, syukurilah kamma buruk kita telah berbuah, dan mencobalah menghindari menciptakan kamma buruk, bila kita selalu mengeluh atas penyakit yang kita dapat.

Bila kita ditipu oleh orang lain, kita tidak perlu memikirkan (mencari) orang yang menipu kita, karena akan menimbulkan masalah baru seperti kerugian materi, waktu, dan pikiran. Tetapi bila kita bersyukur, maka pikiran dan bathin kita menjadi sehat.


Sakit adalah berkah. Kita bisa mengistirahatkan diri kita, sehingga tubuh terkondisi kembali dan kita lebih mendekatkan diri pada Tuhan setiap saat, sharing Lie O Yin Shijie.

Bagaimana menghargai berkah?

Badan yang sehat, seharusnya kita manfaatkan untuk kebaikan. Tetapi sering kita temui, banyak orang yang badannya sehat, tetapi selalu mencari penyakit. Sepeti mengisap (asap) rokok. Padahal kita tahu, rokok bisa membunuh kita setiap saat. Ini namanya tidak menghargai berkah. Sama juga, badan yang sehat, tetapi tidak digunakan untuk kebaikan, adalah menyia-yiakan berkah. Seperti perahu mewah hanya bersandal di pelabuhan, tidak mengantar kita ke tujuan.

Di Tzu Chi, perahunya berjalan mundur. Artinya insan Tzu Chi bila pergi, maka akan balik lagi. Master Cheng Yen sering berpesan pada murid-muridnya yang sakit (kondisi kritis), Cepat pergi, cepat kembali. Sehingga suatu hari, beberapa kali Master Cheng Yen bertemu anak-anak kecil, datang menemuinya, Master merasakan anak kecil tersebut, sudah seperti dekat dengannya.

Bagaimana Menciptakan berkah?

Bagi Master, ada dua cara menciptakan berkah, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan. Selain itu, kita harus menjalin jodoh yang baik kepada semua orang. Murid-murid Master Cheng Yen, tidak semuanya baik, tapi Master Cheng Yen selalu menjalin jodoh baik kepada semua orang, mau yang baik atau tidak baik, sehingga ada Tzu Chi sampai hari ini. Juga tentang berkah, harus selalu menjalin jodoh baik kepada semua orang. Menjalin jodoh yang baik, kita harus bersyukur. Artinya mungkin kita pernah hutang kamma, baik di kehidupan sekarang, atau di kehidupan yang lalu, sehingga kita harus membayarnya, kita mensyukuri, kita tetap menjalin jodoh yang baik. Kita tidak tahu suatu hari akan menjadi suatu berkah buat kita. Dengan bersyukur, bathin kita menjadi tenang, bekerja menjadi baik, dan kita bisa mengatasi masalah kita dengan baik. Itu namanya menciptakan berkah.

Setiap hari sebetulnya kita sedang membuat suatu catatan sejarah. Master sering mengatakan buatlah catatan yang baik dalam hidup kita sehingga suatu hari nanti dapat menjadi sejarah yang baik bagi keluarga kita, dan bagi masyarakat. Jadi kita harus menciptakan sejarah yang baik. 


Artikel Terkait

Belajar Bersama Melalui Bedah Buku

Belajar Bersama Melalui Bedah Buku

10 Juni 2014 Dapat hidup sebagai manusia merupakan suatu berkah, maka janganlah kita menyia-nyiakan satu berkah dalam kehidupan kita. Master Cheng Yen sering berujar bahwa masa depan kita tergantung pada apa yang kita lakukan saat ini. Bila saat ini kita mendapatkan kesehatan, adalah berkah.
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -